Sudah menulis 3.000 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 20-12-2024 dengan 2.392 highlights, 17 headlines, 112.449 poin, 1.133 followers, dan 1.315 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖
Bagian benang sari dan putiknya sama persis bentuk dan warnanya. Hanya ukurannya saja yang lebih besar. Karena itu saya semoat masukkan bunga kaktus di atas dalam golongan Epiphyllum.Â
Masa mekarnya kedua bunga ini  juga sangat singkat. Biasanya bunga Wijaya Kusuma sudah menutup lagi mahkotanya pada pagi hari. Setelah itu tidak mau mekar lagi. Jadi hanya mekar sekali, beberapa jam dan setelah itu menutup kembali, terus mengecil hingga mengering.
Jika beruntung, bunga Wijaya Kusuma bisa menghasilkan buah warna pink. Saya belum pernah lihat langsung. Bunga-bunga saya selalu latu dan gugur tidak pernah sampai menghasilkan buah.Â
Pernah saya dapati bunga Wijaya Kusuma masih bisa difoto cantik pada pagi hari. Dengan sedikit trik foto, nampaklah bunga Wijaya Kusuma ini seolah masih mekar di pagi hari. Karena waktu itu saya tidak berkesempatan menikmati mekarnya di malam hari.Â
Jenis bunga Wijaya Kusuma yang saya punya berbunga kecil. Ukurannya tidak sampai setengah telapak tangan saya.Â
Aromanya semerbak ditebarkan oleh bunga ini. Entah berapa kali saya menulis artikel terinspirasi keindahan bunga ini. Bahkan pernah satu kali menjadi artikel utama. Silakan dibaca-baca ya buat Anda yang ingin berkebun bunga Wijaya Kusuma.Â
Bukan hanya itu, saya pernah juga menulis beberapa puisi berseri mengenai bunga Wijaya Kusuma. Sedemikian menginspirasinya bunga ini untuk saya.