DHDFarm Indonesia adalah usaha budidaya lele sistem kemitraan yang saling menguntungkan.
c). Apabila telur belum dapat keluar saat diurut maka induk lele tersebut dikembalikan kedalam hapa penampungan lagi. Dan perlu diperiksa lagi setiap 10-15 menit, barangkali telur sudah siap dikeluarkan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada proses pengurutan telur adalah:
a) Kain yang digunakan untuk menutup kepala ikan pada waktu diurut harus halus dan bersih. Penggunaan kain ini dimaksudkan supaya lele tidak meronta waktu diurut.
b) Wadah atau baskom untuk menampung telur harus benar-benar kering dan bersih karena kotoran dapat mempengaruhi proses pembuahan
c) Apabila telur masih sulit keluar waktu diurut maka pengurutan harus dihentikan. Tunggu hingga telur mudah dikeluarkan dengan pengurutan sedikit
d) Apabila saat diurut telur keluar bercampur darah maka sebaiknya pengurutan dihentikan saja.
4. Mengeluarkan Sperma
Sperma ikan lele tidak dapat dikeluarkan dengan cara pengurutan, melainkan harus dibedah. Jadi induk jantan harus dimatikan agar proses pembedahan lebih mudah.
Berikut ini adalah cara pengambilan sperma yaitu sebelum induk jantan dibedah lakukan pembiusan dengan menggunakan es batu selama 10-15 menit. Induk jantan dibelah perutnya lalu seluruh kantung sperma diambil, kemudian kantung sperma dipotong dengan gunting bedah yang bersih kemudian dicampur dengan 40-50 ml larutan garam fisologis (larutan NaCl 7 0,9%).
Potongan kantung sperma itu diremas-remas dengan menggunakan gunting bedah dan pinset. Tidak ada ketentuan khusus tentang banyaknya larutan garam fisiologis yang digunakan untuk mencampur sperma pada pemijahan buatan, tetapi yang umum ialah sekitar setengah gelas untuk sperma dari satu ekor induk jantan.
Hal yang perlu diperhatikan ialah bahwa manfaat larutan tersebut adalah untuk mengencerkan sperma agar telur yang terbuahi semakin banyak dan selain itu untuk memperpanjang umur sperma diluar kantong sperma didalam air, sperma lele akan bertahan hidup kurang lebih kurang 3 menit, sedangkan didalam larutan bisa beberapa jam.
Pada waktu yang bersamaan, satu orang lain menangkap ikan jantan yang sudah dipersiapkan tadi. Kepala ikan jantan itu dipotong persis dibelakang sirip dada.
Lalu dengan menggunakan gunting, perut lele jantan itu digunting sepanjang sisi bawah badanya, untuk mengeluarkan usus dan isi perut lainya.tampaklah kantung sperma atau gonada jantan yang bentuknya pipih memanjang seperti pita, menempel pada bagian rongga atas perut.
Pita gonada jantan itu bercabang, setelah dapat gonada itu diangkat menggunakan pinset, semuanya ditaruh kedalam cawan. Gonada yang seperti pita berwarna putih iti dipotong-potong, dan dipecahkan serta diurut-urut supaya cairan mani keluar. Lalu cairan mani itu dituangkan kedalam mangkuk yang sudah diisi dengan telur yang sudah dikeluarkan tadi.
5. Fertilisasi (Pembuahan)
Setelah telur dan sperma berhasil dikeluarkan, segera dilakukan pembuahan buatan. Pembuahan buatan dilakukan dengan cara:
1. telur ditampung dalam baskom. Sperma di dalam cawan tadi dituangkan ke dalam telur lalu diaduk menggunakan bulu ayam yang sudah dicuci bersih dan dikeringkan sebelumnya.
2. Campuran telur dan sperma tersebut diaduk selama 2-3 detik lalu dituangi air bersih seperti air kemasan atau air dari mata air sebanyak 1-2 liter. Penuangan air ini dilakukan secara berlahan-lahan sambil terus diaduk selama 2 menit. Menurut pengalaman, saat ini semua telur telah terbuahi oleh sperma.
3. Telur dicuci atau dibilas dengan air bersih lebih banyak lagi agar sperma yang tersisa dapat terbuang karena sperma adalah protein yang mudah membusuk yang dapat berakibat buruk bagi telur-telur.
4. Selanjutnya, telur yang sudah terbuahi itu ditebarkan dalam suatu tampat penatasan yang berbentuk nampan dari kain kelambu atau waring yang diapungkan di dalam bak yang berisi air bersih dengan aliran air jernih perlahan-lahan.
5. Telur akan menetas dalam waktu 18-24 jam pada suhu air 26-30C. Telur yang tidak terbuahi atau mati akan menjadi berwarna putih dan akhirnya ditumbuhi jamur. Oleh karena itu, telur yang menjadi putih harus segera dibuang. Telur dan air mani didalam baskom atau mangkuk itu lalu diaduk berlahan-lahan dengan bulu ayam sampai bercampur merata.
Setelah beberapa detik saja, telur lalu mengembang, maka dapat diberi air sedikit agar tidak terlalu kental. Telur yang tidak terbuahi, akan menempel pada bulu ayam.
Tetapi penempelanya tidak terlalu lengket. Telur tersebut segera dimasukan kedalam sebuah bak yang berisi air bersih, dan dipasangi substrat. Penebaran telur didalam bak penetasan itu harus merata, agar telur dapat melekat dalam ijuk secara merata pula.