egagology
egagology Editor

Seorang otaku geek,yang menyukai manga dan anime bertemakan ilmiah dan mistery. Website : https://forum.egagology.web.id/, https://www.egagology.web.id/ Discord : https://discord.gg/vKK2keSsEq

Selanjutnya

Tutup

Video

Kata Siapa Belajar Islam Harus Berguru? Itu Propaganda Usang

6 Juni 2025   12:58 Diperbarui: 6 Juni 2025   12:58 56 0 0

Belajar Islam tidak perlu berguru?
Islam pada perkembangannya telah menjadi sebuah pemikiran yang berkembang selama berabad-abad, anehnya di setiap belahan dunia yang berbeda ciri khas Islam yang ditampilkan pun juga cukup memiliki perbedaan yang ketara. Misalnya di Indonesia, kita sangat familiar dengan sebuah istilah yang sering digunakan, yaitu Islam Nusantara. Dimana Islam Nusantara berusaha menampilkan Islam yang lebih menonjolkan budaya lokal sebagai identitas mereka. Dalam hal ini adalah budaya Jawa, meliputi tata krama, sikap dan perilaku yang berkiblat pada budaya Jawa pada khususnya.

Lalu, di bumi belahan lain misalnya di Inggris dan Eropa pada umumnya pun juga berbeda, Islam di sana tampak lebih terbuka, baik dalam hal pemikiran maupun budaya. Seolah beradaptasi dengan budaya lokal Inggris yang modern dan memiliki pemikiran terbuka. Islam disini juga seperti itu. Selain sebagai sebuah identitas, namun bisa di katakan ini juga sebagai cara dan strategi mereka dalam berdakwah kepada orang-orang yang mungkin masih merasa asing dengan Islam itu sendiri.


Yang menarik adalah, kita sebagai orang Indonesia pastinya sangat familiar dengan istilah "Belajar Islam harus berguru" atau istilah lain "Belajar sama guru supaya dapet nasab"

Apakah benar, ini adalah ajaran yang Allah dan Nabi Muhammad sebagai Rasul perintahkan?

Pada kenyataannya, Islam sama sekali tidak mewajibkan kita untuk berguru. Dalam beberapa dalil,  Islam hanya mewajibkan kita untuk menuntut ilmu, dan bahkan ilmunya pun tidak mesti ilmu agama. Semua jenis ilmu wajib dipelajari oleh seorang Muslim.


Seperti misalnya salah satu dalil adalah terdapat dalam hadist yang mengatakan Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim, no. 2699)


Baca juga : Kenapa poligami di halalkan? dan juga Review Jujur Orb: On the Movements of the Earth - Bikin Kamu Terpukau!


Lalu siapa yang pertama kali memerintahkan kita untuk berguru? Ya sebenarnya yang pertama kali mencetuskan ide ini adalah para ulama-ulama di masa lalu, di mana mereka khawatir dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat massive dan cepat di masa keemasan Islam. Sehingga mereka merasa perlu untuk memberikan batasan-batasan tertentu agar apa yang para ulama-ulama ajarkan tersebut tidak ditantang dengan pengetahuan-pengetahuan baru, dan agar orang-orang awam tidak mudah disesatkan dengan ajaran-ajaran hoax dan sesat dari para orang-orang random dan juga mungkin para penyusup-penyusup yang berusaha memecah belah Islam dari dalam.
Kenapa hal itu bisa terjadi? karena pada saat itu penyebaran informasi sangatlah terbatas, orang-orang menyebarkan pemikirannya secara sembunyi-sembunyi atau hanya menggunakan buku dan tulisan-tulisan yang hanya bisa di akses oleh segelintir orang. Dan penyebaran informasi paling mudah saat itu hanyalah dengan cara menggunakan influencer alias seorang guru. Itu karena seorang guru dihormati oleh semua lapisan masyarakat, dan ucapan seorang guru pada saat itu adalah pengetahuan utama. Guru juga tau cara menyampaikan ajaran sesuai kepada siapa dia berbicara dan pandai menempatkan diri sehingga orang awam pun bisa dengan mudah mempelajari sesuatu. Karena itulah dibuat aturan, ketika kamu belajar agama harus memakai guru.

Lalu, apakah saat ini cara seperti itu masih diperlukan? Tentu saja sudah tidak diperlukan. Semua orang bebas mendapatkan informasi, dan orang juga cukup cerdas untuk bisa mencerna informasi yang ia terima. Justru yang perlu digaungkan saat ini adalah kebebasan dalam berfikir. Islam mengajarkan kita untuk berfikir. Itu banyak disebutkan dalam beberapa dalil Al Qur'an.
Permasalahannya saat ini adalah, agama dan budaya lokal seolah membatasi kita untuk berfikir semaksimal mungkin, seliar mungkin dan segila mungkin. Kenapa? karena kita dibatasi oleh petuah-petuah ulama di masa lalu, tanpa menyadari bahwa masa itu telah usai.
Ya, kuliklah segala sesuatu, pelajari segala sesuatu, dan berpikirlah seliar mungkin. Dan jika kamu menemukan sesuatu dari pemikiran kamu, jangan lupa apa yang diajarkan Allah dan Al Qur'an yang juga diterapkan dalam segala penelitian Einstein, yaitu metode Uji kepalsuan (falsifiability). Dimana kamu harus menantang orang-orang untuk membuktikan bahwa kamu salah, dan disisi lain kamu juga harus bisa membuktikan bahwa kamu benar.

Itulah cara Islam yang sebenar-benarnya.

egagology.web id
egagology.web id