Seorang otaku geek,yang menyukai manga dan anime bertemakan ilmiah dan mistery. Website : https://komik.egagology.web.id/, https://www.egagology.web.id/ Discord : https://discord.gg/vKK2keSsEq
Ini sebenarnya kabar yang sangat baik, terutama buat kalian yang sejak dulu punya impian jadi mangaka---tapi mungkin selalu mentok di satu hal: gak bisa gambar. Karena ya, kenyataannya memang tidak semua orang punya bakat menggambar, dan dulu, itu adalah hambatan paling besar buat seseorang yang pengen bikin komik atau manga.
Tapi sekarang? Dunia sudah berubah. AI hadir bukan cuma buat bantu kerjaan kantoran, nulis skripsi, atau bikin video TikTok, tapi juga untuk menghidupkan imajinasi kita dalam bentuk gambar dan cerita visual.
Dan itulah yang akan kita bahas kali ini: cara membuat satu halaman manga dengan bantuan ChatGPT dan AI generatif lainnya.
Kita mulai dari dasarnya dulu. Sebuah manga yang enak dibaca secara visual biasanya memiliki antara tiga sampai enam panel dalam satu halaman. Kenapa ini penting? Karena bahkan para profesional pun selalu berhadapan dengan tantangan ini: bagaimana menempatkan panel-panel agar cerita mengalir dengan nyaman, ekspresif, dan tetap menarik.
Kalau panelnya terlalu banyak, pembaca bisa cepat capek. Tapi kalau terlalu sedikit, ceritanya jadi datar dan gak punya ritme.
Nah, untuk konten kali ini, biar gak terlalu rumit, kita akan berfokus dulu ke satu halaman manga aja. Jadi, konsepnya adalah cepat, sederhana, tapi tetap profesional.
Dasar membuat manga
Langkah pertama yang paling dasar dan paling penting dari segalanya adalah naskah cerita.
AI bisa bantu banyak hal, tapi dia tetap butuh fondasi --- dan fondasi itu adalah cerita kalian sendiri.
Mau AI-nya secanggih apapun, kalau ceritanya gak jelas, hasilnya ya tetap aneh.
Jadi, apa yang perlu kita siapkan di tahap ini?
Minimal kalian harus menulis skrip dasar atau scene description---alias deskripsi adegan.
Isinya bisa berupa: siapa karakter yang muncul, ekspresi mereka seperti apa, sudut pandang kamera (misalnya dari depan, dari atas, atau close-up), dan tentu saja dialog di tiap adegan.
Ingat, kalian gak perlu bikin naskah sepanjang manga One Piece kok. Karena kita cuma butuh 1 halaman saja.
Setelah naskah ini selesai, dan lengkap dengan detail kecil seperti ekspresi, pose, dan suasana adegan, barulah kita pindah ke tahap berikutnya.
Yaitu, mengubah naskah tersebut menjadi naskah panel profesional menggunakan AI.
Sekarang, buka laman ChatGPT, atau bisa juga Gemini AI.
Tempel naskah kalian di situ, dan di akhir tambahkan perintah:
"Buat naskah manganya."
Nah, kalimat ini akan memicu AI untuk membagi naskah kalian menjadi panel-panel kecil yang sesuai dengan alur cerita.
Biasanya, hasilnya sudah lumayan rapi, karena AI akan otomatis memecah dialog dan deskripsi jadi potongan adegan.
Di tahap ini, kalian bisa edit atau revisi hasilnya jika ada yang kurang sesuai dengan bayangan kalian. Misalnya, AI bikin panel yang terlalu pendek, atau urutannya agak aneh.
Jangan ragu buat nyesuaikan ulang.
Kalau hasilnya udah memuaskan, lanjut ke tahap berikutnya:
Perintahkan AI untuk meng-generate gambarnya.
Biasanya proses ini agak lama, apalagi kalau kalian pakai akun gratis.
Tapi sabar aja. Begitu selesai, kalian bakal lihat hasilnya, dan biasanya reaksi pertamanya adalah: "Wah, keren juga!"
Namun... sering juga hasilnya bikin frustrasi. Karena AI itu punya "pikiran" sendiri.
Kita bisa kasih deskripsi super detail, tapi kadang hasilnya tetap beda jauh dari yang kita bayangkan.
Misalnya, kita minta adegan bird eye view atau worm eye view, tapi AI-nya malah bikin sudut datar biasa.
Atau, kita pengen gaya shounen yang penuh aksi dan gerak cepat, tapi yang keluar malah gaya shoujo lembut dengan ekspresi berlebihan.
Hal seperti ini sangat umum terjadi, karena AI masih belajar menafsirkan perintah manusia dengan cara yang belum sempurna.
Limit gambar di Chatgpt dan Gemini AI
Selain itu, ChatGPT juga punya limit harian untuk generate gambar.
Jadi, meskipun kalian pengen eksplor terus, kadang gak bisa.
Gemini AI juga begitu---meskipun versi 2.5 Flash gratis tanpa limit, tapi versi 2.5 Pro justru lebih ketat, meskipun hasilnya sedikit lebih realistis dan konsisten.
Nah, di sinilah kita harus pintar-pintar mengakali sistem.
Dari pengalaman pribadi, saya biasanya menggunakan kombinasi dari kedua AI ini.
Misalnya, saya bikin naskah dan desain panel dulu di ChatGPT.