Prof. H. I. Elim, a Simple Physicist with 3 main writing issues: [1]. Creative and Innovative Intellectual Educator; [2]. Freedom of Innovation works (Kerja Merdeka Berkreasi), and [3]. Amazing Natural Resources of Indonesia Archipelago. Prof. Elim is originally a creative, innovative, and disruptive Indonesia physicist .
Penyambutan Angkatan Baru Fisika: “Sukacita Sorgawi”
Senin, 10 Juli 2023
Prof. Hendry I. Elim
Fisikawan Indonesia, Pattimura university
Merasakan sukacita sorgawi (heavenly joy) dengan para murid-murid yang dididik dengan bijaksana dan benar merupakan mimpi setiap manusia yang bertaqkua terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Hal yang lebih menarik lagi adalah ketika datangnya para murid baru yang sedang bersinergi tinggi untuk memulai belajar.
Dalam ilmu sains Fisika, akar dari sebuah kekekalan yang dapat diterima semua umat manusia adalah hukum-hukum kekekalan (conservation laws) itu sendiri yang bersumber dari Allah Sang Pencipta langit (heavens) dan bumi (earth). Sedangkan hukum-hukum kekekalan di alam semesta yang besarnya tidak terhingga ini, dimulai dari hukum kekekalan muatan partikel yang terkecil, kemudian berkembang dengan adanya interaksi sesama partikel tersebut yang menyebabkan adanya hukum kekekalan berikutnya yaitu momentum. Selanjutnya ketika hukum kekekalan momentum diperluas dengan mempercepatnya pada kecepatan tertentu, munculah hukum kekekalan yang jauh lebih besar disebut sebagai hukum kekekalan energi.
Pelajaran penciptaan Allah yang maha pengasih diatas menuntun kita sebagai umat manusia yang percaya dan bergantung sepenuhnya padaNya untuk belajar menerapkan prinsip kesempurnaan dan kebahagiaaan Allah ini dalam hidup kita sehari-hari dengan benar.
Jika kita ingin berhasil bersukacita setiap waktu (successful daily joy) dalam kondisi apapun, maka jalur tol yang benar adalah dengan memulai kebiasaan budaya hidup kita dengan prinsip hidup bahagia dengan hukum-hukum kekekalan yang selalu dimulai dari yang paling sederhana (the smallest conservation law). Kemudian dengan keberhasilan ini akan ditambah gaya hidup kekekalan yang berkaitan dengan momentum hidup kita. Dengan mengimplementasikan jalur tangga atau tahapan ini secara berkelanjutan (sustainability steps), maka kehidupan manusia akan menuju tahapan terbesar berupa kekekalan energi yang terdapat di seluruh jagat raya yang meliputi kurang lebih 4 triliun galaksi.
Hal menarik dari sistim energi di seluruh alam semesta (universe) adalah kandungan energi yang kekal tersebut terbagi atas 2 tipe yaitu energi gelap (dark energy) yang dominan mengandung ~95.1% dari seluruh alam semesta, dan sisanya energi terang (bright energy) yang mengandung radiasi berjumlah ~4.9%.
Makna penciptaan energi di seluruh alam semesta tersebut menunjukan bahwa kehidupan akan tetap berada di jagat raya karena energi yang tanpa radiasi (dark energy and dark matters) sangat besar sehingga mendukung adanya kehidupan dan juga mengembangkan jagat raya (expanded universe). Sebaliknya jika tanpa kepintaran Allah (a GENIUS GOD), misalnya Ia mencipta energi terang yang dominan di alam semesta, maka sudah pasti seluruh benda-benda langit akan saling memusnahkan. Bukti yang terlihat di bumi sebagai lahan Allah adalah hanya segelintir negara yang berfungsi sebagai lilin yang kecil (small bright candles) menerangi bumi yang gelap ini.
Pada kesempatan ini, kami menyajikan setiap jepretan kami dalam sebuah video untuk menyambut angkatan baru mahasiswa jurusan Fisika dengan spirit sukacita yang selalu membara dalam tindakan kami tahun demi tahun untuk mendidik mereka. Di acara tersebut terdapat berbagai aktifitas kegiatan seperti tarian lokal orlapei, percobaan fisika sederhana, nyanyian para mahasiswa, dan juga joget bersama, serta makan-makan “patita” (makan bersama).
Selamat menikmati kebahagiaan mereka dalam seluruh kegiatan ramah tamah di sebuah pantai Sopa Pei , Desa Suli, pulau Ambon yang indah dan sejuk. Baik Dekan FMIPA, Ketua jurusan Fisika, dan para dosen turut hadir untuk mendukung sambutan angkatan baru dengan sukacita sorgawi (heavenly joy).
Salam Nusantara,
Hendry