Fahrul Rizal bin Iskandar
Fahrul Rizal bin Iskandar Administrasi

Dilahirkan dan menyelesaikan pendidikan sampai lulus SMA di Banda Aceh, melanjutkan pendidikan S1 Teknik Perminyakan di Yogyakarta kemudian memperoleh kesempatan kembali ke Banda Aceh untuk menyelesaikan S2 Ilmu Ekonomi dengan beasiswa Bappenas. Peminat sejarah peradaban manusia, memiliki perhatian khusus pada sejarah peradaban Islam dan Nusantara.

Selanjutnya

Tutup

Video

Tak Sepakat dengan Pertamina, Aramco Batal Ikut Bangun Kilang Cilacap

7 Juni 2020   00:27 Diperbarui: 7 Juni 2020   00:18 276 1 0


Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina di Kilang Cilacap, akhirnya batal bermitra dengan Saudi Aramco. Kabar tentang hal ini disampaikan oleh Ignatius Tallulembang, selaku direktur proyek Refinery Development Master Plan Kilang Cilacap, Jawa Tengah. Perusahaan plat merah Arab Saudi itu mundur dari proyek strategis nasional tersebut melalui surat resminya ke Presiden Direktur PT. Pertamina. Padahal Aramco sudah menjalankan dua proyek di negara tetangga, Malaysia. Yaitu proyek kilang bernilai US$ 7 miliar dan proyek instalasi fasilitas migas lepas pantai.

Kalau dirunut kebelakang, memang sejak november 2019 sudah terdengar kabar tentang perselisihan antara Pertamina dan Aramco, mengenai nilai valuasi aset kilang cilacap. Menurut Pertamina, nilai awal investasi diperkirakan 5,6 miliar dollar Amerika. Sedangkan nilai penawaran Aramco hanya setengahnya, sebesar 2,8 miliar dollar Amerika. Demi menengahi perselisihan itu, pemerintah menyiapkan penawaran alternatif kepada Aramco untuk membangun fasilitas kilang baru. Pernah diungkapkan oleh Pelaksana tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Djoko Siswanto, ada beberapa alternatif penawaran kepada Aramco.

Anehnya, nilai investasi kilang Cilacap itu sudah lima tahun mentok dalam tawar-menawar. Sepertinya, masalah kepastian hukum dalam investasi juga masih menjadi pertimbangan utama bagi Aramco sebelum menanamkan duitnya di proyek ini. Gagalnya investasi Aramco adalah sesuatu yang sangat disayangkan, karena Presiden Joko Widodo pun telah turun tangan langsung menangani masalah ini. Untuk itu, Presiden Jokowi langsung menemui Putra Mahkota Kerajaan Saudi, Pangeran Mohammad bin Salman. Pertemuan itu dilakukan ketika berlangsungnya KTT G20 di Jepang, pada Juli 2019. Hasil dari pertemuan ketika itu, diputuskan untuk membuat tim independen agar masalah perbedaan nilai valuasi ini segera tuntas.

Namun nasib proyek kilang cilacap pada akhirnya seperti kata peribahasa, malang tak boleh ditolak, mujur tak boleh diraih. Aramco mundur dari proyek tersebut di awal Juni 2020, meminta Pertamina melanjutkan sendiri proyek kilang Cilacap.