Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.
Penjual ayam broiler atau lebih familir dengan sebutan ayam potong di Pasar Kasih Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) didominasi oleh anak muda. Mereka membuka lapak di lokasi pasar paling belakang setelah lapak ikan segar.
Mereka, para pemuda ini sudah berpengalaman dalam hal menjual ayam broiler. Anak-anak muda ini sangat pintar menarik pembeli untuk mendekat ke lapak mereka, tetapi tetap berkata dengan sopan.
Hampir semua pembeli ayam potong hidup, sudah berlangganan dengan para penjual. Meskipun demikian, para pemuda ini selalu berusaha untuk menarik pelanggan dengan menawarkan ayam-ayamnya.
Menariknya, lapak yang berjumlah belasan itu menerima pasokan ayam potong dari distributor yang sama. Tidaklah mengherankan jika variasi harga pun tetaplah sama.

Saat ini, harga ayam hidup yang dijual para pemuda di Pasar Kasih Kupang ini adalah Rp65.000,00/ekor. Sedangkan harga tertingginya adalah Rp80.000,00 per ekor.
Pelanggan bisa memilih sendiri ayam yang ingin dibeli. Dapat dibawa pulang dalam kondisi hidup atau minta disembelih, dibersihkan, dan dipotong-potong.
Apabila ingin ayamnya disembelih dan dibersihkan bulu-bulunya maka cukup menambahkan Rp2.000,00 untuk seekor ayam. Sedangkan jika ingin dipotong-potong, maka perlu menambahkan biaya Rp5.000,00 per ekor ayam.
Harga ayam potong biasanya lebih mahal pada bulan Desember, terutama menjelang hari Natal dan Tahun. Seringkali lebih dari Rp100.00,00 per ekor ayam hidup.
Menurut seorang anak muda bernama Jerry, penjualan ayam broiler cukup menguntungkan bagi mereka. Karena itu, mereka tetap menjalankan kegiatan bisnis ayam potong hidup di pasar dengan lancar.