Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.
Lagi pula, biasanya mereka tidak membeli putus ayam yang dijual. "Kalau laku baru dihitung oleh distributor", kata Jerry. Jadi boleh dibilang, tak ada risiko rugi.
Menurut cerita Jerry, pelanggan lebih suka membeli ayam hidup karena beberapa alasan, yaitu:
Tidak ada strategi pemasaran khusus yang dilakukan oleh para pemuda ini dalam menggaet pelanggan tetap. Namun beberapa hal yang biasa dilakukan diantaranya sebagai berikut.
1. Proaktif mengundang pembeli
Setiap calon pembeli yang muncul akan ditawari dengan aneka pilihan ayam dengan harganya masing-masing.
Bagi pembeli yang sudah berlangganan, dengan sendirinya akan berjalan menuju lapak langganannya.
Meskipun semua aktif menawarkan ayam potongnya pada calon pembeli, tidak ada rebutan pelanggan menjurus kepada pertengkaran, apalagi perkelahian.
2. Bersikap sopan pada pembeli
Sekalipun proaktif menawarkan ayam potongnya pada calon pembeli, para pemuda ini tetap sopan. Tidak menarik-narik calon pembeli, apalagi berkata kasar.
Mereka tidak memaksakan kehendak kepada para calon pembeli. Bahkan ketika mereka tahu bahwa calon pembeli sudah memiliki pelanggan, maka mereka tidak akan mempengaruhi calon pembeli untuk membeli ayamnya.
3. Jujur
Hal yang harus dijaga adalah kejujuran. Sering kali pelanggan meninggalkan ayamnya untuk dibersihkan dan dipotong. Mereka tidak akan menukar ayam tersebut dengan ayam yang lebih kecil.
"Pamali", kata Jerry sambil tersenyum.
4. Akur dengan sesama penjual
Meskipun jumlah penjual ayam tersebut hingga belasan orang, mereka akur-akur saja. Bahkan terlihat seperti teman baik dan saudara.