Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=WdzzDKewLG0&t=11s
Memilih tempat duduk dekat jendela di dalam pesawat adalah kebiasaanku. Sebagai tempat duduk favorit.
Sementara orang lain, mungkin lebih suka di lorong, dan jarang ada yang memilih kursi tengah, kecuali tidak ada pilihan.
Alasan aku memilih window karena bisa menikmati pemandangan di luar sekaligus melihat dan mengamati sesuatu yang kemungkinan terjadi di luar.
Walaupun sesekali merasa agak gugup, ketika pesawat memasuk gumpalan awan disertai turbulensi yang lumayan terasa dan mengguncang tempat duduk.
Apalagi menyaksikan cahaya kilat di musim hujan seperti saat ini. Lumayan menakutkan.
Namun rasa keinginan menikmati pemandangan di luar mengalahkan rasa khawatir tersebut.
Selalu ingin mengamati kehidupan di bawah. Entah di laut atau daratan, sehingga kursi dekat jendela adalah pilihan pertama.
Kekhawatiran ketika bepergian dengan pesawat di musim hujan adalah gelapnya awan yang mana pesawat seringkali menubruk awan pekat.
Tidak jarang terjadi guncangan di dalam pesawat akibat tubrukan tersebut. Tak hanya itu, cahaya kilat yang terlihat di luar juga membuat hati merasa tidak nyaman.
Belum lagi, khawatir saat pesawat hendak landing. Awan tebal di sekitar bandara dan landasan pacu yang licin akibat hujan sering pula membuat penumpang khawatir.