Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.
2. Peralatan panen
Peralatan panen yang diperlukan adalah Grinjing atua keranjang kopi, terpal, dan karung yang cukup untuk mengisi dan mengangkut hasil panen ke rumah.
Petani memutuskan untuk melakukan proses penjemuran buah kopi di rumah karena mempertimbangkan faktor keamanan (menghindari pencurian) dan kurangnya pencahayaan di kebun kopi.
3. Kondisi cuaca
Petani memahami bahwa untuk panen kopi, perlu memilih hari yang baik, yaitu pada saat kering. Mereka berusaha untuk menghindari panen saat hujan karena kelembaban dapat mempengaruhi kualitas buah dan biji kopi.
4. Tenaga kerja
Setiap petani panen sendiri, dan mengupah 3-4 petani lain untuk melakukan panen. Pekerja perlu dilatih cara memanen yang benar agar buah kopi tidak rusak.
Upah buruh di sini, adalah Rp 50.000 per karung atau Rp 70.000 jika dibayar harian. Tinggal disepakati, sistem pembayarannya dengan sistem karungan atau harian.
Perlakuan pasca panen terdiri dari beberapa hal penting. Namun yang dikerjakan oleh petani adalah meliputi beberapa hal berikut ini.
1. Pemisahan dan sortasi