Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.
Menari untuk Indonesia: Belajar Persatuan Lewat Tarian Papua (Sumber: https://www.youtube.com/@gnafanu)
Bulan lalu (Sabtu 14 Juni 2025), seluruh siswa SDK Canossa Kota Kupang, NTT tampil dalam puncak pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) sekaligus pembagian rapor dan pengumuman prestasi siswa dan sekolah TA 2024/2025.
Mereka membawakan berbagai kegiatan berupa kesenian, olahraga, drama dan cerita. Salah satu hal menarik, anak-anak kelas III SDK Canossa Kupang tampil membawakan tarian dari tanah Papua dengan sangat meriah.
Salah seorang siswa sempat berkata, "Mungkin bagi sebagian orang, Papua terasa jauh. Tapi bagi kami, Papua adalah saudara. Melalui gerak dan irama, kami belajar mengenal dan mencintai budaya mereka".
Lalu, mengapa anak-anak perlu belajar budaya dari daerah lain? Karena Indonesia bukan hanya soal satu pulau, satu bahasa, atau satu cara hidup. Indonesia adalah rumah besar, tempat beragam suku, adat, dan tradisi hidup berdampingan.
Dengan mempelajari budaya lain, anak-anak diajak untuk menghargai perbedaan, membuang rasa curiga, dan membangun rasa bangga sebagai anak bangsa.
Tarian Papua yang mereka bawakan bukan sekadar gerakan, tetapi menjadi simbol persatuan. Ia mengajarkan kami arti kerja sama, disiplin, dan rasa percaya diri.
Lebih dari itu, yang paling penting pentas seni ini mengajarkan kepada anak-anak tentang persaudaraan, bahwa meskipun mereka berasal dari Kupang-NTT, mereka tetap satu dalam semangat Indonesia.
Lewat Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, siswa tidak hanya belajar menari, tetapi juga belajar menjadi warga negara yang cinta damai, toleran, dan siap menjaga persatuan bangsa.
Sebab, masa depan Indonesia ada di tangan mereka, generasi muda yang saling menghormati dan saling menguatkan guna menghadapi tantangan global secara bersama-sama.
Dengan mempelajari budaya bangsa, termasuk budaya Papua melalui tarian maka anak-anak ini dapat memetik manfaatnya, sebagai berikut.
1. Menumbuhkan Semangat Kebhinekaan
Dengan menari tarian Papua, anak-anak belajar menghargai dan merayakan keberagaman budaya Indonesia.
Mereka menyadari bahwa Papua, meskipun jauh dari Nusa Tenggara Timur, tetap bagian penting dari Tanah Air yang kaya budaya.
2. Mengenal dan Menghormati Budaya Lain
Melalui tarian Papua, anak-anak mendapat pengalaman langsung mengenal unsur budaya daerah lain seperti gerakan, kostum, musik, dan makna tarian.
Ini mengajarkan mereka untuk tidak memandang rendah budaya yang berbeda dari milik mereka sendiri.
3. Mengembangkan Rasa Percaya Diri
Saat tampil di depan publik membawakan tarian dari luar budaya mereka, anak-anak dilatih untuk berani tampil dan mengekspresikan diri yang akan memperkuat rasa percaya diri mereka sejak dini.
4. Melatih Kerja Sama dan Disiplin
Latihan menari membutuhkan kekompakan, keteraturan, dan kedisiplinan. Anak-anak belajar untuk bekerja sama dengan teman-temannya agar gerakan mereka selaras dan penampilan menjadi maksimal.
5. Meningkatkan Keterampilan Motorik dan Seni
Gerakan dinamis tarian Papua membantu mengasah koordinasi tubuh, ritme, dan ekspresi seni anak-anak. Ini sangat baik bagi perkembangan motorik dan kreativitas mereka.
6. Memperkuat Nilai Gotong Royong
Dalam proses persiapan (mulai dari latihan, pembuatan properti, hingga penampilan), anak-anak belajar tentang pentingnya gotong-royong, membangun kepedulian satu sama lain untuk mencapai keberhasilan bersama.
7. Menghayati Nilai-Nilai Pancasila
Tarian Papua dalam konteks P5 membantu siswa menghayati nilai-nilai Pancasila, terutama sila ke-3: “Persatuan Indonesia”. Mereka belajar bahwa perbedaan budaya bukan alasan untuk terpecah, melainkan jembatan untuk bersatu.
8. Menumbuhkan Empati Sosial
Dengan mempelajari budaya Papua, anak-anak bisa membayangkan kehidupan dan nilai-nilai masyarakat Papua, sehingga memunculkan rasa empati dan solidaritas sebagai sesama anak bangsa.
9. Mendorong Toleransi Sejak Dini
Melalui seni tari lintas budaya, anak-anak didorong untuk terbuka terhadap perbedaan, membentuk karakter yang inklusif dan toleran, penting dalam kehidupan masyarakat majemuk seperti Indonesia.
10. Menjadi Duta Kecil Budaya Indonesia
Anak-anak SDK Canossa yang membawakan tarian Papua menjadi contoh konkret bahwa generasi muda bisa menjadi jembatan pemersatu bangsa dan pelestari kekayaan budaya nasional, walau berasal dari daerah yang berbeda.***