Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Petani

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Pupuk Bersubsidi Makin Langka, Ini Solusi Cerdas dan Anti Galau untuk Petani

15 Juli 2025   05:41 Diperbarui: 15 Juli 2025   05:41 118 8 3

Sumber: https://www.youtube.com/@gnafanu

Pupuk bersubsidi merupakan program pemerintah untuk membantu petani mendapatkan pupuk dengan harga terjangkau demi meningkatkan hasil pertanian. 

Saat ini, terdapat enam jenis pupuk yang masuk dalam kategori bersubsidi, yaitu: Urea, SP-36, ZA, NPK Phonska, NPK Formula Khusus, dan Organik Granul.

Pupuk-pupuk ini disalurkan melalui jalur resmi dan hanya bisa dibeli oleh petani yang terdaftar dalam e-RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok).

Namun dalam beberapa tahun terakhir, pupuk bersubsidi menjadi barang langka di lapangan.

 Banyak petani mengeluhkan distribusi yang tersendat dan jatah yang tidak mencukupi kebutuhan lahan mereka. 

Salah satu penyebab utama kelangkaan ini adalah pengurangan anggaran subsidi pupuk oleh pemerintah, yang berdampak langsung pada ketersediaan kuota pupuk subsidi di tingkat petani.

Selain itu, distribusi yang rumit dan birokrasi yang panjang membuat pupuk subsidi tidak selalu tiba tepat waktu. 

Petani yang sudah terdaftar dalam e-RDKK pun sering kali hanya menerima sebagian dari kebutuhan mereka. 

Sementara itu, permintaan pupuk terus meningkat, terutama saat musim tanam tiba. Akibatnya, harga pupuk non-subsidi melambung tinggi dan pupuk subsidi pun ikut-ikutan langka.

NPK Phonska versus Phonska Prima

Salah satu pupuk subsidi yang paling populer adalah NPK Phonska. Jenis pupuk ini adalah pupuk majemuk yang mengandung Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), dan Sulfur (S). 

Phonska ini diproduksi oleh PT Petrokimia Gresik dan menjadi andalan para petani padi, jagung, dan hortikultura.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3