Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Petani

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Baradatu, dari Negeri Kolonial ke Pusat Dinamis di Way Kanan Lampung

23 Juli 2025   05:23 Diperbarui: 23 Juli 2025   08:28 355 18 6

Sumber: https://www.youtube.com/@gnafanu/shorts

Baradatu adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Way Kanan, Lampung. Walaupun tidak menjadi ibu kota kabupaten, Baradatu menjadi pusat kegiatan yang tak bisa dianggap enteng.

Seperti apa sih gambaran sepintas Baradatu dulu dan sekarang? Yuk, kita intip video pendeknya sambil membaca narasi singkat berikut ini.

Awal mula dan masa kolonial

Baradatu mula­nya berstatus Negeri (sejenis desa) di bawah kekuasaan Kawedanan Blambangan Umpu. 

Negeri ini membawahi kampung-kampung seperti Gunung Labuhan, Tiuh Balak, Gunung Katun, Cugah, dan Banjarmasin di tepi Way Besay (sungai besar).

Transmigrasi dan pertumbuhan penduduk

Pada era 1957-1958, Baradatu mulai ramai oleh gelombang transmigran dari Jawa.Mereka berasal dari Yogyakarta, Surabaya, Bojonegoro, Bandung.  

Membentuk kampung-kampung baru di wilayah barat jalan lintas. Diantaranya Taman Asri, Campur Asri, dan Mekar Asri.Nama-nama kota asal pun sering digunakan sebagai sebutan oleh penduduk transmigran Baradatu. 

Tidaklah mengherankan jika di sini ada nama seperti Cirebon, Semarang, dan sebagainya.

Perubahan administratif

Seiring kontak lebih banyak, Baradatu berkembang dari status desa menjadi ibu kota kecamatan. 

Saat ini nama kampung-kampung yang dulu berkembang tersebut masuk sebagai kelurahan administratif di Kecamatan Baradatu.

Ekonomi lokal: pertanian dan perdagangan

Sebagai kawasan subur, Baradatu menjadi pusat ekonomi Kabupaten Way Kanan. Mayoritas warganya bermata pencaharian sebagai petani dan pedagang hasil bumi, terutama lada dan kopi yang terkenal kualitasnya.

Konsentrasi perdagangan adanya di Tiuh Balak Pasar terdapat pasar pagi, terminal kecil, dan pengumpulan retribusi lokal yang ada di pasar.

Lokasi strategis di lintas Sumatera

Terletak di jalur Lintas Tengah Sumatera, Baradatu menjadi titik istirahat populer bagi bus dan truk antarkota.

Banyak warung, kios, dan lapak buah/ kopi di tepi jalan, menjadikan Baradatu selalu ramai sepanjang hari.

Pusat pendidikan kecamatan

Saat ini Baradatu dikenal sebagai pusat pendidikan Way Kanan. Ada  SMA negeri dan SMK Negeri. Ada juga sekitar empat SMP negeri.Banyak juga sekolah swasta seperti RA, MI, MTs, MA (Yayasan Mathla’ul Anwar). 

Selain itu, ada pula SMP Muhammadiyah, SMK & kampus STAI Al‑Ma’arif, TK‑SMP‑SMA Bhakti, dan bahkan kelas jauh UBL & STKIP Metro.

Teknologi dan akses internet

Sekolah seperti SMP Negeri 1 Baradatu sudah terkoneksi internet. Hal ini menandai kemajuan dalam infrastruktur pendidikan dan teknologi lokal.

Citra budaya: Tugu Perahu dan keramaian sore

Tiuh Balak Pasar memiliki Tugu Perahu sebagai ikon lokal yang menjadi titik kumpul, khususnya saat sore atau bulan Ramadan.

Meskipun fasilitasnya sederhana, pasar kuliner malam itu ramai pengunjung dan pelaku usaha lokal Baradatu.

Pusat budaya dan kesenian rakyat

Baradatu juga menjadi tempat pagelaran budaya tradisional seperti kuda lumping. 

Misalnya, acara di Lapangan Semarang Kampung Bhakti Negara yang diselenggarakan SMSI dilihat ribuan warga dan menghidupkan ekonomi pelaku usaha kecil lokal.

Modernisasi dan peran administrasi saat ini

Secara administratif, Kecamatan Baradatu memiliki luas sekitar 120 km² dan populasi sekitar 45.958 jiwa (perkiraan mid‑2024).Kecamatan ini meliputi 22 Kelurahan dan Kampung. 

Lima kelurahan yang ada, yaitu Campur Asri, Taman Asri, Tiuh Balak Pasar, Banjar Negara, dan Mekar Asri. 

Tugu Perahu/Tugu Tani adalah tugu ikonik di Kecamatan Baradatu, Way Kanan, Lampung (dok foto: Gregorius Mafanu)
Tugu Perahu/Tugu Tani adalah tugu ikonik di Kecamatan Baradatu, Way Kanan, Lampung (dok foto: Gregorius Mafanu)

Pengen berkunjung ke Baradatu? Silakan! Ada juga beberapa penginapan yang standar dan bersih. Jadi tak perlu khawatir akan akomodasi di sini.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4