Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Petani

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Baradatu, dari Negeri Kolonial ke Pusat Dinamis di Way Kanan Lampung

23 Juli 2025   05:23 Diperbarui: 23 Juli 2025   08:28 285 17 6

Seiring kontak lebih banyak, Baradatu berkembang dari status desa menjadi ibu kota kecamatan. 

Saat ini nama kampung-kampung yang dulu berkembang tersebut masuk sebagai kelurahan administratif di Kecamatan Baradatu.

Ekonomi lokal: pertanian dan perdagangan

Sebagai kawasan subur, Baradatu menjadi pusat ekonomi Kabupaten Way Kanan. Mayoritas warganya bermata pencaharian sebagai petani dan pedagang hasil bumi, terutama lada dan kopi yang terkenal kualitasnya.

Konsentrasi perdagangan adanya di Tiuh Balak Pasar terdapat pasar pagi, terminal kecil, dan pengumpulan retribusi lokal yang ada di pasar.

Lokasi strategis di lintas Sumatera

Terletak di jalur Lintas Tengah Sumatera, Baradatu menjadi titik istirahat populer bagi bus dan truk antarkota.

Banyak warung, kios, dan lapak buah/ kopi di tepi jalan, menjadikan Baradatu selalu ramai sepanjang hari.

Pusat pendidikan kecamatan

Saat ini Baradatu dikenal sebagai pusat pendidikan Way Kanan. Ada  SMA negeri dan SMK Negeri. Ada juga sekitar empat SMP negeri.Banyak juga sekolah swasta seperti RA, MI, MTs, MA (Yayasan Mathla’ul Anwar). 

Selain itu, ada pula SMP Muhammadiyah, SMK & kampus STAI Al‑Ma’arif, TK‑SMP‑SMA Bhakti, dan bahkan kelas jauh UBL & STKIP Metro.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4