Master of Public Health | Praktisi Perilaku dan Promosi Kesehatan | Menulis dan membuat konten kesehatan, lingkungan, dan sastra | Email: harrydethan@gmail.com
Bisa dikatakan, waktu bertumbuhnya generasi 90-an cukup identik dengan beragam permainan tradisionalnya yang mungkin sudah jarang ditemui di masa sekarang.
Lalu, permainan jadul apa saja yang berkesan bagi kalian? Saya sudah coba merangkum beberapa permainan yang dimainkan anak-anak generasi 90-an, khususnya di kota kelahiran saya, Kupang, yang masih cukup diingat hingga sekarang.
Yang pertama, ada kacang panjang kacang pendek. Ada yang masih ingat? Dalam permainan ini, beberapa anak biasanya membentuk lingkaran, lalu menyanyikan lagu kacang panjang kacang pendek, sambil menggerakan tangan menjadi panjang dan pendek pula.
Jika ada yang gerakan tangannya tidak sesuai isi lagu, maka ialah yang akan menjadi penjaga dan harus menangkap peserta yang lain. Peserta yang dikejar bisa menghindari tangkapan si penjanga dengan cara mengatakan 'dolip', sambil menaruh jari di hidungnya. Ia pun akan membeku di situ, sampai ada peserta lain yang membebaskan dirinya. Yang paling saya ingat dari permainan ini adalah lagunya.
Yang kedua, polisi dan maling. Kalau anak Kupang biasa menyebutnya 'Po po lisi'. Kalau dalam permainan ini, hal apa yang paling kawan-kawan ingat? Lagunya cukup melekat juga.
Selain itu, kejar-kejarannya juga luar biasa seru. Biasanya, pemain akan dibagi dalam dua tim, yakni tim polisi dan tim maling. Tim polisi akan bertugas untuk menangkap semua maling dengan cara saling kejar mengejar.
Namun, anehnya, seingat saya, kebanyakan anak-anak atau kawan-kawan saya dulu lebih senang berada di tim maling. Hahahah. Kenapa yah? Apakah mungkin karena kita itu lebih senang dikejar-kejar?
Yang ketiga berhubungan dengan bersembunyi. Orang Kupang biasa menyebut permainan ini dengan sebutan tekong. Saya kurang tahu dengan daerah lainnya. Jika ada yang tahu, bisa komen di bawah.
Dalam permainan ini, biasanya akan dibuat sebuah garis berbentuk lingkaran di tanah. Peserta akan melemparkan batu ke dalam lingkaran tersebut. Jika ada yang lemparannya meleset dan keluar dari lingkaran, maka dialah yang harus jaga, sementara yang lainnya bersembunyi.
Si penjaga akan menjaga batu-batu milik para temannya yang disusun rapi, sambil mencari tempat persembunyian mereka. Sementara itu, mereka yang bersembunyi akan mencari kesempatan untuk menghancurkan susunan batu yang telah di susun dan kembali bersembunyi.
Sementara itu, si penjaga harus kembali menyusun batu-batu tersebut secara rapi. Tujuan merusak susunan batu tersebut adalah untuk membebaskan teman-teman lain yang tadinya telah tertangkap dari tempat persembunyian mereka.
Hal unik yang selalu diingat hingga sekarang dari permainan ini adalah ketika kita yang bersembunyi hendak menghancurkan susunan batu dari si penjaga, kata tekong akan diteriakkan dengan sangat keras. Serasa ada kebanggaan tersendiri ketika bisa merusak susunan batu si penjaga. Hahahah. Seperti berbahagia di atas penderitaan orang lain.
Yang keempat, ada permainan yang biasa disebut kayu do'i atau menjungkalkan kayu. Seingat saya, cara memainkan permainan ini adalah dengan menaruh sebuah kayu pendek di antara dua batu yang disusun. Lalu, pemain akan menggunakan kayu berukuran panjang untuk menjungkalkan kayu pendek itu ke depan. Pemain lain bertugas untuk menangkap atau memukul kayu tersebut menggunakan kayu panjang milik mereka.
Selebihnya, kalau ada yang masih ingat bagaimana proses memainkannya? Bisa komen di bawah. Yang unik dari permainan ini adalah sebutan-sebutannya yang unik. Contohnya seperti tulang anjing. Sebutan ini memiliki arti kayu pendek yang diletakan antara sebuah batu dan tanah, lalu dijungkalkan oleh kayu panjang dan dipukul secara keras.
Yang kelima, permainan ini berhubungan dengan bola kecil. Anak-anak di Kupang biasa menyebutnya dengan sebutan boi. Cara memainkannya adalah menyusun beberapa batu secara rapi ke atas dan peserta akan berusaha merobohkan batu tersebut dengan sebuah bola. Entah bola pimpong atau kasti, atau bola yang dibuat dari kertas.
Peserta permainan yang tidak bisa merobohkan batu itu akan menjadi penjaga. Sementara peserta yang lain bertugas untuk merobohkan batu. Penjaga akan mengejar kawan-kawannya dengan membawa bola untuk dilemparkan pada mereka. Yang terkena lemparan akan menjadi penjaga susunan batu selanjutnya.
Hal yang paling diingat dari permainan ini adalah kata gebok. Istilah ini memiliki arti melempar bola ke arah peserta lain sekeras-kerasnya. Tak jarang, ada anak-anak yang sering menangis karena terkena gebokan bola boi. Jujur, siapa yang dulu sering kena gebok? Hahahah.
Selain kelima permainan tersebut, masih banyak lagi permainan-permainan tradisional yang menyenangkan. Contohnya seperti gobak sodor atau gala asin, congklak, enggrang, pingkalaping, dan lain-lain.
Kira-kira itulah beberapa jenis permaianan masa kecil anak-anak generasi 90-an, khususnya di Kupang. Permainan manakah yang menjadi favorit kawan-kawan?