Pembelajaran tentang kehidupan diberikan sang kyai, mengingatkan semua orang tentang pentingnya komunitas dalam beragama dan bersosialisasi.
Tradisi Geber Motor ini tidak hanya mempererat tali persaudaraan di antara pemuda desa Guntur Geni, tetapi juga menjadi jembatan generasi yang menghubungkan masa lalu dan masa depan.
Keikutsertaan mereka dalam konvoi bukan hanya untuk kesenangan belaka, melainkan juga untuk menghormati dan memperkuat ikatan sosial dalam bentuk yang paling murni.
Ketika hari mulai gelap dan Sang Kyai bersiap pulang, rombongan motor kembali diatur. Mereka mengantar sang kyai dengan cara yang sama mereka menyambutnya --- penuh hormat dan penuh kebanggaan. Begitu indahnya panorama saat senja mulai menyapa, diiringi dengan deru motor yang berakhir dengan lambaian tangan serta senyum yang merekah dari wajah tiap pemuda.
Aktivitas Geber Motor ini menjadi cerita yang akan dikenang tidak hanya karena gemerlapnya rangkaian motor atau karena kedatangan sang kyai, tetapi karena nilai-nilai yang mereka wariskan: kebersamaan, rasa hormat, dan dedikasi terhadap tradisi yang tetap lestari di tengah perubahan zaman.
Ketika convoi diakhiri, ada sesuatu yang berbeda dalam udara Desa Guntur Geni - sebuah semangat baru dan penghargaan yang lebih dalam terhadap kehidupan desa dan kebersamaannya. Pemuda desa telah menunjukkan bahwa mereka adalah lebih dari sekadar pemuda; mereka adalah penjaga dan pewaris budaya yang berharga.
Acara tersebut menutup dengan doa dan pengucapan selamat jalan kepada sang kyai yang akan melanjutkan perjalannya. Pemuda desa berkumpul sebentar, bergurau dan bercanda, namun mata mereka berkisah tentang kebanggaan dan kepuasan yang tak terlukiskan. Mereka telah melaksanakan tugas mereka dengan baik, bukan hanya sebagai pemandu jalan tetapi sebagai pembawa pesan kedamaian dan persatuan.
Petang itu, motor-motor mulai berpisah menuju rumah masing-masing. Wajah-wajah yang tadi serius dan fokus sekarang diliputi oleh senyum lepas. Meski konvoi telah berakhir, ikatan yang tercipta di antara mereka akan terus berlanjut.
Pengalaman hari itu, dengan serangkaian mesin yang bersuara rata dan hati yang terikat oleh niat yang sama, telah meninggalkan jejak tak terhapuskan di hati setiap pemuda di Desa Guntur Geni.
Di penghujung hari, aktivitas 'Geber Motor' lebih dari sekedar tradisi. Itu adalah perwujudan kekompakan, semangat pemuda, dan kebulatan tekad untuk terus bersama-sama dalam rangkaian kehidupan yang terus berputar, bagaikan roda-roda motor yang mereka tunggangi.
Kegiatan ini semakin memperkuat dasar-dasar dari komunalitas, memberikan pelajaran bahwa saat sebuah komunitas bersatu, mereka tidak hanya mengiringi, tetapi juga mendukung dan mengangkat satu sama lain dalam setiap langkah kehidupan.
Ikko Williams
Magelang, 6 Mei 2024