Welly Eru
Welly Eru Novelis

Pegiat Literasi, Penulis Opini, Mencintai Sastra, Menulis 20 Novel

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Kekompakan Pemuda Desa Guntur Geni dalam Geber Motor Mengiringi Sang Kyai

6 Mei 2024   18:09 Diperbarui: 6 Mei 2024   18:17 432 0 0


Galeri Pribadi
Galeri Pribadi

Desa Guntur Geni tak hanya sekadar pemandangan persawahan yang memanjakan mata. Memiliki keunikan tersendiri, desa di Kabupaten Magelang ini dikenal dengan tradisi 'Geber Motor', suatu konvoi sepeda motor yang jadi puncak semangat dan kebersamaan pemuda desa, khususnya saat menyambut kedatangan tokoh agama atau sang kyai ke desa mereka.

Suasana Desa Guntur Geni pada pagi itu begitu berbeda. Pemuda desa berkumpul, motor-motor telah dipersiapkan dengan baik, tak hanya sebagai sarana transportasi namun juga sebagai simbol kekompakan komunitas. Kedatangan Sang Kyai ke desa adalah moment penting, dimana seluruh warga, terutama pemuda, menunjukkan bentuk penghormatan dan kegembiraan mereka.

Pagi itu, sinar matahari menari di atas lapisan hijau persawahan yang memanjang hingga ke cakrawala - sebuah latar belakang sempurna bagi acara yang agung. Kyai diharapkan tiba sebelum zuhur, dan pemuda-pemuda itu, dengan pakaian rapi dan seragam, telah berkumpul jauh sebelum waktu yang ditentukan. Kerumunan motor dengan ragam merek menciptakan harmoni mesin, semuanya berjejer dengan rapi seolah menceritakan sebuah disiplin yang lahir dari rasa hormat yang mendalam.

Pemuda Desa Guntur Geni bukan sekadar pawai tanpa makna. Persiapan mereka terorganisir; mulai dari pembagian tugas, penunjukan pemimpin rombongan, hingga briefing keamanan, semuanya terlaksana dengan matang. 

Pada hari itu, rangkaian motor tersebut bukan hanya sekedar kendaraan, melainkan juga lambang solidaritas dan komitmen pemuda desa untuk menegakkan nilai-nilai kebersamaan dan kepatuhan terhadap tokoh agama.

Begitu waktu keberangkatan tiba, mesin-mesin mulai bersuara serempak, mengumandangkan semangat yang luar biasa dari barisan pemuda desa. Geber motor diawali dengan doa bersama agar perjalanan mereka mendapat berkah dan perlindungan. 

Dengan teratur, konvoi mulai bergerak perlahan, mengiringi mobil yang membawa sang kyai. Motor-motor itu melintasi jalanan desa, membelah hamparan sawah yang menghijau, dan sesekali diiringi lomba layang-layang yang hilir mudik menari di angkasa.

Udara segar pedesaan bercampur dengan aroma tanah yang baru saja tersiram hujan semalam, sementara suara azan merdu terdengar jauh dari masjid desa mewarnai kegiatan religius ini. Keberadaan alam --- sawah, gunung, dan sinar matahari --- memberi kekuatan bagi pemuda desa untuk terus menjaga adat dan tradisi yang telah turun-temurun.

Kedatangan sang kyai disambut hangat oleh warga. Motor-motor berhenti dengan teratur, mengizinkan sang kyai untuk melangkah lebih dulu. Selanjutnya, ada sesi ceramah keagamaan yang sarat akan nilai-nilai kebersamaan dan ketaatan. 

Pembelajaran tentang kehidupan diberikan sang kyai, mengingatkan semua orang tentang pentingnya komunitas dalam beragama dan bersosialisasi.

Tradisi Geber Motor ini tidak hanya mempererat tali persaudaraan di antara pemuda desa Guntur Geni, tetapi juga menjadi jembatan generasi yang menghubungkan masa lalu dan masa depan. 

Keikutsertaan mereka dalam konvoi bukan hanya untuk kesenangan belaka, melainkan juga untuk menghormati dan memperkuat ikatan sosial dalam bentuk yang paling murni.

Ketika hari mulai gelap dan Sang Kyai bersiap pulang, rombongan motor kembali diatur. Mereka mengantar sang kyai dengan cara yang sama mereka menyambutnya --- penuh hormat dan penuh kebanggaan. Begitu indahnya panorama saat senja mulai menyapa, diiringi dengan deru motor yang berakhir dengan lambaian tangan serta senyum yang merekah dari wajah tiap pemuda.

Aktivitas Geber Motor ini menjadi cerita yang akan dikenang tidak hanya karena gemerlapnya rangkaian motor atau karena kedatangan sang kyai, tetapi karena nilai-nilai yang mereka wariskan: kebersamaan, rasa hormat, dan dedikasi terhadap tradisi yang tetap lestari di tengah perubahan zaman.

Ketika convoi diakhiri, ada sesuatu yang berbeda dalam udara Desa Guntur Geni - sebuah semangat baru dan penghargaan yang lebih dalam terhadap kehidupan desa dan kebersamaannya. Pemuda desa telah menunjukkan bahwa mereka adalah lebih dari sekadar pemuda; mereka adalah penjaga dan pewaris budaya yang berharga.

Acara tersebut menutup dengan doa dan pengucapan selamat jalan kepada sang kyai yang akan melanjutkan perjalannya. Pemuda desa berkumpul sebentar, bergurau dan bercanda, namun mata mereka berkisah tentang kebanggaan dan kepuasan yang tak terlukiskan. Mereka telah melaksanakan tugas mereka dengan baik, bukan hanya sebagai pemandu jalan tetapi sebagai pembawa pesan kedamaian dan persatuan.

Petang itu, motor-motor mulai berpisah menuju rumah masing-masing. Wajah-wajah yang tadi serius dan fokus sekarang diliputi oleh senyum lepas. Meski konvoi telah berakhir, ikatan yang tercipta di antara mereka akan terus berlanjut. 

Pengalaman hari itu, dengan serangkaian mesin yang bersuara rata dan hati yang terikat oleh niat yang sama, telah meninggalkan jejak tak terhapuskan di hati setiap pemuda di Desa Guntur Geni.

Di penghujung hari, aktivitas 'Geber Motor' lebih dari sekedar tradisi. Itu adalah perwujudan kekompakan, semangat pemuda, dan kebulatan tekad untuk terus bersama-sama dalam rangkaian kehidupan yang terus berputar, bagaikan roda-roda motor yang mereka tunggangi. 

Kegiatan ini semakin memperkuat dasar-dasar dari komunalitas, memberikan pelajaran bahwa saat sebuah komunitas bersatu, mereka tidak hanya mengiringi, tetapi juga mendukung dan mengangkat satu sama lain dalam setiap langkah kehidupan.

Ikko Williams
Magelang, 6 Mei 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2