Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com
Dari Dukun, bus kemudian menuju ke area Dagan yang kembali masuk wilayah Lamongan. Di sini, kontur jalan mulai naik dan turun karena merupakan hutan di wilayah kapur. Inilah alasan pembatasan kapasitas bus benar-benar tepat. Keselamatan penumpang adalah hal utama yang tak boleh diabaikan.
Saya pun turun di makam Sunan Drajat. Di sana juga sudah banyak antream calon penumpang yang mengular. Aduh, rasanya lega sekali. Saya melipir di sebuah warung sambil melihat petugas dan kondektur Trans Jatim berjibaku mengatur calon penumpang. Saat bus berangkat, mereka pun kembali ke warung untuk beristirahat.
Saya ngakak ketika mereka mengatakan harus menyiapkan mental untuk akhir pekan karena jumlah penumpang akan berkali lipat. Yah bagaimana lagi namanya juga waktu liburan pasti banyak orang yang ingin naik.
Selain memaknai ajaran Sunan Drajat dari sisi penumpang, keberadaan Trans Jatim kordor 7 ini juga bisa dimaknai oleh pejabat. Salah satunya adalah ajaran menehono pangiyup marang wong kang kaudanan yang berarti memberi peneduh bagi orang yang kehujanan.
Ajaran ini bisa dimaknai yang berarti membangun halte yang representatif yang bisa digunakan untuk peneduh calon penumpang. Memperbanyak armada bus agar penumpang tidak terlalu menunggu lama dan tentunya menambah jam operasional agar mereka yang tidak punya kendaraan bisa menggunakan layanan ini untuk bekerja atau kegiatan lain. Semoga ajaran Sunan Drajat benar-benar bisa dimaknai dan diimplementasikan dari pengoperasian bus ini.