Isson Khairul
Isson Khairul Jurnalis

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Bio Energi Power, Senam untuk Mencegah Stroke

6 November 2022   22:42 Diperbarui: 6 November 2022   23:37 1618 3 0

Senam dan latihan pernapasan Bio Energi Power di Jogjakarta. Foto: Isson Khairul
Senam dan latihan pernapasan Bio Energi Power di Jogjakarta. Foto: Isson Khairul

Ada 400 orang lebih duduk di kursi. Mereka bukan sedang mendengarkan ceramah. Mereka dengan lentur menggerakkan tubuh serta kedua tangan. Ya, mereka sedang senam ... senam pernapasan Bio Energi Power. Benarkah bisa memulihkan stroke?

Tarik Napas, Buang Napas


Dimulai dengan menarik napas dalam-dalam, sembari membungkukkan badan, kemudian meluruskan kedua tangan ke depan, hingga membuang napas sepenuh tenaga. Itulah bagian dari gerakan senam pernapasan Bio Energi Power (BEP), yang menjadi aktivitas rutin para stroker di Jogjakarta.

Stroker adalah sebutan untuk mereka yang pernah mengalami serangan stroke. Baik stroke ringan, maupun stroke berat. Baik yang mengalami sekali serangan, maupun yang lebih dari sekali. Di Jogjakarta, para stroker menghimpun diri dalam Komunitas Yayasan Stroke Indonesia, yang disingkat Komunitas Yastroki Jogjakarta.

"Komunitas Yastroki ini ada di banyak wilayah di tanah air. Yastroki Jogjakarta termasuk komunitas yang paling aktif. Secara nasional, jumlah penderita stroke di Jogja, nomor dua terbanyak, setelah Kalimantan Timur," ujar Tugas Ratmono, Wakil Sekjen Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) Pusat.

Tugas Ratmono adalah dokter spesialis syaraf (neurologi), yang juga lulusan Sekolah Perwira Militer Sukarela ABRI (Sepamilsuk) tahun 1989, dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal. Ia pensiun pada 1 Oktober 2021 lalu, dari jabatan Kepala Pusat Kesehatan TNI dan Koordinator Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat.

Senam pernapasan Bio Energi Power, menurut Tugas Ratmono, bukan hanya baik dilakukan oleh para stroker, tapi juga bermanfaat untuk mencegah serangan stroke. Artinya, senam tersebut berguna untuk memulihkan kesehatan para stroker, sekaligus mencegah serangan stroke.

Nah, dari 400 orang lebih yang melakukan senam BEP itu, sebagian di antaranya, bukan stroker. Tapi, mereka bergabung ke dalam Komunitas Yastroki Jogja dan mengikuti berbagai kegiatan komunitas tersebut, untuk mencegah serangan stroke.

Di event pada Minggu, 30 Oktober 2022 lalu itu, yang ikut bersenam bukan hanya para stroker dan non-stroker dari Jogja saja. Ada juga yang datang dari Jakarta, Semarang, Malang, dan dari berbagai kota lainnya. Mereka datang ke Jogja, dalam konteks Peringatan Hari Stroke Sedunia, yang jatuh pada 29 Oktober.

Tugas Ratmono menyebut, peringatan secara nasional tahun ini, memang dipusatkan di Jogja, pada 29-30 Oktober 2022. Kegiatannya, antara lain, senam BEP bersama di halaman Gedung DPRD Provinsi Daerah Istimewa Jogjakarta, Jalan Malioboro.

Berbagi Spirit, Saling Menyemangati

Acara senam bersama tersebut, merupakan momentum bagi stroker dan non-stroker untuk berbagi spirit serta saling menyemangati. Tugas Ratmono menuturkan, umumnya mereka yang sudah mengalami serangan stroke, cenderung tertekan secara psikis. Bahkan, ada yang sampai kehilangan harapan.

"Padahal, stroke itu bisa dicegah dengan menjalani hidup secara sehat. Menjaga pola makan serta mengelola perilaku keseharian. Yang sudah menjadi stroker pun, bisa pulih, dengan mengikuti saran-saran dari tenaga kesehatan," lanjut Tugas Ratmono.

Peringatan Hari Stroke Sedunia di Jogja ini misalnya, ide serta eksekusi pelaksanaannya sebagian besar dilakukan oleh para stroker. Ini menjadi contoh kongkrit, bahwa mereka yang sudah mengalami serangan stroke, tetap bisa leluasa serta berdaya untuk sesama.

Danoe, seorang stroker pria berusia 67 tahun, punya kisah menarik. Ia sudah dua kali mengalami serangan stroke. Ia datang ke event pada Minggu, 30 Oktober 2022 lalu itu, dengan kursi roda yang senantiasa menemaninya. Ia sudah bergabung dengan Komunitas Yastroki Jogja, sejak mengalami serangan stroke pertama.

"Saya ini dulunya pekerja lapangan. Makan dan minum seketemunya. Kacau, benar-benar kacau," ujar Danoe dengan suara yang jelas dan lantang. Ngobrol dengan Danoe, sangat lancar, nyaris tak terkesan bahwa ia sudah mengalami dua kali serangan stroke. Ia mengaku sangat terbantu oleh berbagai kegiatan komunitas.

Setelah sekian lama mengikuti senam pernapasan Bio Energi Power (BEP), Danoe merasa kesehatannya secara bertahap terus membaik. Keinginannya untuk pulih, sangat kuat. Tiap kali bertemu dengan rekan-rekan komunitas, mereka saling menyemangati.

"Memotivasi rekan sesama stroker, itu sesungguhnya kita juga memotivasi diri kita sendiri," tutur Danoe, yang terus berupaya memulihkan kakinya yang masih terasa kaku. Pada Minggu, 30 Oktober 2022 lalu itu, ia nampak bersuka-ria. Di kursi rodanya, ia menggerakkan tubuh dan tangan mengikuti rekan-rekannya yang tengah menari.

Jogjakarta, 6 November 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2