Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.
Pada Selasa, 25 Juni 2024 itu, Taufiq Ismail genap 89 tahun. Di malam itu, di Teater Besar TIM Jakarta, ia didampingi oleh Faldi Zon, pecinta sastra dan kebudayaan terkemuka Indonesia. Kesempatan itu digunakan oleh para kerabat untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepada sastrawan Taufiq Ismail.
Ia adalah sastrawan Indonesia yang paling produktif dalam berkarya. Taufiq Ismail adalah juga sastrawan Indonesia, yang karya puisi-nya paling banyak dijadikan karya musik. Selain itu, ia juga merambah sangat banyak tema dalam karya-karyanya. Salah satunya adalah tema hewan, yang merupakan puisi edukasi tentang hewan untuk anak-anak.
Puisi untuk anak-anak karya sastrawan Taufiq Ismail, terhimpun dalam buku puisi "Perkenalkan Saya Hewan" yang diterbitkan pertama kali oleh Aqua Press, C1, pada tahun 1976. Buku itu, juga dilengkapi dengan visualisasi berupa gambar-gambar hewan. Hingga, buku puisi tersebut menarik perhatian anak-anak.
Buku puisi itu terdiri dari 43 halaman, memuat 21 puisi. Judul-judul puisi tersebut, langsung menggunakan nama-nama hewan: Orang Hutan, Gajah, Singa, Jerapah, Unta, Badak, Kelinci, Zebra, Kangguru, Beruang Es, Burung Unta, Sapi, Bison, Kuda Nil, Buaya, Kelelawar, Bebek, Capung, Katak, Ayam, dan Hewan Purbakala.
Pada Rabu, 19 Juni 2024, Octavianus Masheka bersama Komunitas TISI menggelar Lomba Baca Puisi yang diikuti murid-murid Sekolah Dasar di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Lomba baca puisi itu diadakan di aula Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) Hans Baque Jassin, TIM Jakarta.
Puisi yang mereka bacakan adalah karya Taufiq Ismail. Para pemenang diumumkan pada Selasa, 25 Juni 2024 malam, bersamaan dengan Taufiq Ismail menerima Anugerah Sastra dan Kebudayaan 2024. Lomba baca puisi tersebut adalah kolaborasi Komunitas TISI dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) DKI Jakarta dan PDS Hans Baque Jassin.
Kolaborasi Komunitas TISI dengan Dispusip DKI Jakarta dan PDS Hans Baque Jassin, juga berlanjut dalam Diskusi Sastra tentang karya-karya Taufiq Ismail. Pada Sabtu, 22 Juni 2024, digelar Diskusi Sastra dengan pembicara Fadli Zon, dengan topik "Tafiq Ismail Bapak Sastra Indonesia" dan Sutadji Calzoum Bachri dengan topik "Tafiq Ismail di Mata Sutadji Calzoum Bachri."
Pada Senin, 24 Juni 2024, kembali digelar Diskusi Sastra tentang karya-karya Taufiq Ismail. Di Diskusi Sastra yang kedua ini, yang tampil sebagai pembicara adalah Maman S. Mahayana, dengan topik "Taufiq Ismail, Puisi Sebagai Kesaksian" dan Wahyu Wibowo dengan topik "Perjuangan Taufiq Ismail."
Kedua Diskusi Sastra tersebut diadakan di aula Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) Hans Baque Jassin, TIM Jakarta.
Taufiq Ismail Secara Menyeluruh
Octavianus Masheka, selaku Ketua Umum Komunitas Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI), menyadari, memang belum seluruh jejak sastrawan Taufiq Ismail berhasil dieksplorasi. "Masih sangat banyak perjalanan sastrawan Taufiq Ismail yang hendak kami tampilkan. Di tengah berbagai keterbatasan, kami upayakan maksimal," tutur Octavianus Masheka.