Isson Khairul
Isson Khairul Jurnalis

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Hebat, Remaja 16-17 Tahun Terus Gaspol

8 Mei 2025   12:41 Diperbarui: 8 Mei 2025   12:41 209 5 0


Mereka, remaja 16-17 tahun. Aktivitas mereka, main bola di lapangan hijau. Semangat mereka tinggi, pantang menyerah. Mereka terus berlatih, bertanding, sekaligus menempa diri tanpa henti. 

Skill Bertanding di Musim Hujan

Mereka remaja yang hebat. Berlatih, berlatih, berlatih, dan bertanding. Spirit mereka menyala-nyala. Foto: Isson Khairul
Mereka remaja yang hebat. Berlatih, berlatih, berlatih, dan bertanding. Spirit mereka menyala-nyala. Foto: Isson Khairul

Hujan tak membuat mereka menyerah. Lapangan basah, sama sekali tak menyurutkan langkah. Itulah hebatnya remaja 16-17 tahun ini, yang menempa diri dalam Liga Jakarta U-17 Piala Gubernur 2025. Berlaga di lapangan basah di bawah guyuran hujan, tentulah merupakan tantangan tersendiri. Skill mereka diuji, stamina mereka diasah.

Klub Bina Mutiara dan klub Raga Negeri ini, adalah bagian dari 18 klub yang memperebutkan Piala Gubernur 2025. Mereka gaspol bertanding di Lapangan 1 Pancoran Soccerr Field, lapangan sepak bola di kawasan Jakarta Selatan. Raga Negeri dengan jersey warna putih dan Bina Mutiara mengenakan jersey warna hitam.

Dalam waktu yang bersamaan, di Lapangan 2, berlaga klub Bintang Ragunan yang mengenakan jersey warna hijau dengan klub Tunas Betawi yang mengenakan jersey warna merah. Mereka adu skill di lapangan yang basah, di bawah guyuran hujan.

Mengendalikan bola di kondisi lapangan yang demikian, tentu saja sangat menantang. Ketika briefing sebelum turun ke lapangan, pelatih masing-masing klub mengingatkan para pemain, agar ekstra hati-hati, karena kondisi lapangan sangat licin.

Beradaptasi dengan cepat dengan kondisi lapangan yang demikian, tentulah suatu keharusan. Makanya, pemain memanfaatkan diri untuk beradaptasi, ketika melakukan pemanasan sebelum bertanding. Waktu yang tersedia untuk itu, relatif singkat. Hebatnya, remaja 16-17 tahun ini, memaksimalkan segalanya.   

Wasit yang memimpin pertandingan pun, mewanti-wanti para pemain. Ia mengingatkan, jika ceroboh, pemain akan mudah jatuh dan mungkin saja cedera. Padahal, jadwal pertandingan masih panjang. Diperkirakan, tiap klub akan menjalani lebih dari 30 kali pertandingan.

Di tengah sengitnya pertandingan di Lapangan 1 dan di Lapangan 2, ternyata hujan pun kian sengit mengguyur bumi. Wasit meniup peluit panjang, padahal pertandingan baru berlangsung sekitar 10 menit. Demi keamanan serta keselamatan pemain, pertandingan terpaksa dihentikan.

Ada tiga hal yang menjadi pertimbangan. Pertama, area genangan di lapangan, semakin banyak dan meluas. Akibatnya, bola tidak menggelinding setelah ditendang, tapi tertahan oleh genangan air. Itu membuat pertandingan tidak berlangsung sebagaimana mestinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2