Isson Khairul
Isson Khairul Jurnalis

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Anjas Asmara Antusias Support Talenta Bola 16-17 Tahun

21 Juli 2025   16:48 Diperbarui: 21 Juli 2025   16:48 138 0 0

Liga Jakarta U-17 memasuki pekan ke-14. Minggu, 20 Juli 2025 lalu, Anjas Asmara menyambangi para talenta muda usia 16-17 tahun, yang berlaga di liga tersebut.  Memberi support. Ia adalah playmaker yang aktif memperkuat tim nasional Indonesia, 1973 hingga 1977. Kecintaannya kepada sepak bola tak terkikis, meski usianya sudah 73 tahun.

Ketika Sepak Bola Indonesia Disegani

Anjas Asmara, legenda sepak bola Indonesia, bersama talenta muda Liga Jakarta U-17. Foto: Isson Khairul 
Anjas Asmara, legenda sepak bola Indonesia, bersama talenta muda Liga Jakarta U-17. Foto: Isson Khairul 

Pagi yang penuh semangat. Minggu, 20 Juli 2025 pagi kemarin, legenda sepak bola Indonesia, Anjas Asmara, menyambangi Liga Jakarta U-17 Piala Gubernur 2025. Ia dengan antusias menyalami sekaligus men-support talenta-talenta muda usia 16-17 tahun tersebut.

Di hadapan para pemain Raga Negeri dan Urakan FC, Anjas Asmara bercerita tentang pentingnya skill individual dalam sepak bola. "Gabungan dari skill per individu itulah yang kemudian menjadi kekuatan kesebelasan dalam sebuah tim," ungkapnya. Raga Negeri dan Urakan FC adalah 2 dari 18 klub peserta Liga Jakarta U-17.

Anjas Asmara menyebut Wiel Coerver sebagai salah seorang pelatih sepak bola, yang dengan telaten mengasah skill tiap pemain. Wiel Coerver berkiprah sebagai pelatih di Indonesia, pada 1975-1976 dan 1979. Di masa itu, tahun 1975, kesebelasan Indonesia bahkan mampu menahan imbang 0-0 Manchester United (MU) di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.

Jika kesebelasan kita bukan apa-apa, tentu tim sekelas MU tak kan mau berhadapan dan berlaga di Jakarta. "Indonesia saat itu masih disegani oleh tim-tim dari Eropa dan Amerika Latin," tulis Kompas.com "Lawan MU, Indonesia Tak Perlu Main Cantik" edisi 16 Juli 2009 | 17:24 WIB.

Anjas Asmara adalah playmaker kita yang bertarung melawan MU tersebut. Artinya, ia salah satu sosok yang terlibat langsung dengan persepakbolaan tanah air. Hingga usianya 73 tahun kini, ia juga menyaksikan secara langsung, betapa melorotnya reputasi persepakbolaan kita.

Kepada talenta-talenta muda yang berlaga di Liga Jakarta U-17, ia berpesan agar berlatih dan berlatih, tiap hari. Tiap pemain harus meningkatkan skill individual. Di era digital kini, terbuka peluang untuk mengakses berbagai academy sepak bola di berbagai negara, untuk menambah pengetahuan dan wawasan.

Berharap Lahir Pemain Hebat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2