Kemudahan akses kendaraan pribadi dan murahnya DP kendaraan bermotor membuat publik lebih memilih kredit kendaraan bermotor untuk mempermudah sarana transportasi pribadi.
2. Kurangnya investasi
Kurangnya dana yang dialokasikan untuk pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur transportasi publik membuat transportasi publik terlihat kumuh dan tidak menarik.
3. Kualitas layanan yang buruk
Jadwal yang tidak teratur, kendaraan yang tidak nyaman, dan pelayanan yang kurang ramah membuat masyarakat enggan menggunakan angkutan umum. Mungkin krisis Transportasi Publik bisa dibenahi dengan mencontoh manajemen PT KAI karena perjalanan menggunakan kereta api kini banyak diminati. Krisis transportasi publik mungkin juga karena terbatasnya waktu operasi yang terkadang hanya sampai sore.
4. Rute yang tidak efisien
Rute angkutan umum yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga sulit dijangkau. Saat angkot masih mendominasi, rute angkot justru tidak melewati sekolah-sekolah, sehingga anak sekolah biasanya lebih banyak diantar orang tuanya masing-masing.
5. Tarif yang tidak jelas
Tarif yang yang tidak jelas tidak sesuai dengan peningkatan kualitas layanan membuat masyarakat merasa keberatan.
Tadi pagi, saat sarapan,saya sempat berbincang dengan Bu Min, penjual nasi(56 tahun). Beliau bercerita saat mudik ke Wonogiri dari terminal Ponorogo, terkadang ditarik ongkos berbeda saat naik bus mini dengan rute terminal Ponorogo -Purwantoro.