Rute bus Tayo masuk ke gerbang wisata sumber Lanang, dan naik di jalan berbatu menuju perkebunan teh Jamus. Jangan kaget, di sini jalan beraspal berakhir, dan berganti jalan berbatu dan jalan setapak yang hanya cukup untuk satu kendaraan roda 4, sementara kanan kirinya berupa kumpulan tanaman teh.
Mulai di sini petualangan dimulai. Glodag...glodag dan memantul-mantul seperti naik kuda kayu. Apa malah ala Rodeo? Hehehe..
Lumayan ngeri sebenarnya, tapi mending dibawa asyik saja. Yakin saja pada Pak sopir yang sudah terbiasa. Tapi kalau mau merekam sepertinya goyang, karena jalan yang bergeronjal.
Meski ngeri-ngeri sedap, sebenarnya pemandangan di kanan kiri jalan sangat indah, apalagi suasana sedang cerah setelah sebelumnya hujan dengan intensitas sedang dan membuat cuaca gelap seperti berkabut .
Setelah sekitar 10 menit, bus Tayo berhenti di tengah perkebunan teh. Kita bisa mengamati kondisi jalan yang tadi dilewati, sekaligus bisa lebih intens menikmati keindahan kebun teh di atas ketinggian.
Di sini pengunjung bisa duduk-duduk di dangau yang ada di pinggir jalan. Kebun teh sudah sepi, sebab kualitas teh terbaik didapat pada pemetikan di pagi hari. Setelah matahari bersinar terik sampai sore, kualitas daun teh kurang baik jika memaksa untuk dipanen.
Biasanya, daun yang diambil hanya pucuknya, ditambah 1 atau 2 lembar di bawahnya. Itu adalah kualitas daun teh terbaik.
Sambil istirahat juga bisa mengamati kondisi jalan yang akan dilewati. Di beberapa tempat yang datar sebenarnya biasa saja meski masih jalan tanah berbatu. Tapi saat melewati tikungan sempit dan di sebelahnya kebun teh yang tertata dalam teras Siring membuat rasa nano-nano, antara ngeri sekaligus takjub menikmati keindahan hijau nya daun teh dan langit biru dihiasi Mega putih.