Kelana Swandani
Kelana Swandani Lainnya

Freelancer, suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Filosofi Hantaran Nasi Kuning dan Jenang Sumsum Setelah Pesta Pernikahan

28 Juni 2025   07:32 Diperbarui: 28 Juni 2025   07:32 208 10 3

Nasi kuning dan jenang Sumsum, hantaran sesuai hajatan yang penuh filosofi (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Nasi kuning dan jenang Sumsum, hantaran sesuai hajatan yang penuh filosofi (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

"Assalamualaikum..!"

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi..!"

"Bu, mau mengantar Jenang Sumsum!" Kata Bu Binti sambil menyerahkan bakul nasi dan jenang Sumsum."

"Terima kasih, Bu!" Jawabku.

Setelah hajadan pernikahan, biasanya di sini ada hantaran nasi kuning dan jenang Sumsum. Kedua kuliner itu ternyata tidak sekedar tradisi memberi dan berbagi.

 Di baliknya terkandung filosofi yang terkadang banyak yang tidak mengerti dan memahami makna di balik pemberian nasi kuning dan jenang Sumsum.

Kesibukan di balik layar (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Kesibukan di balik layar (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

Filosofi Memberi dan Berbagi Nasi Kuning Setelah Hajadan.

Nasi kuning, adalah nasi yang cara memasaknya dibumbui garam dan rempah-rempah termasuk kunyit untuk memberi warna kuning pada nasi. 

Jika ingin nasi kuning lebih gurih, biasanya dimasak dengan santan. Rempah seperti sereh, daun salam, dan daun jeruk biasanya ditambahkan agar memberi harum aroma wangi yang khas.

Kesibukan para peladen dalam hajatan (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Kesibukan para peladen dalam hajatan (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4