Kelana Swandani
Kelana Swandani Lainnya

Freelancer, suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Kolaborasi Cinta Tanpa Gorengan dalam Seporsi Rujak Petis Tawang

1 Juli 2025   20:26 Diperbarui: 1 Juli 2025   20:26 279 23 10

"Owh! Iya Bu. Kalau kelamaan biasanya jadi asam. Aku jadi manggut-manggut. Proses fermentasi biasanya menyebabkan rasa asam. 

"Menikmati tanpa gorengan dulu, Bu. Nanti kalau sudah kepingin lagi baru jual gorengan lagi," kata Pak Adnan sambil tersenyum ramah dan menyerahkan sebungkus rujak petis yang kupesan.

"Cuma satu, Bu?" Tanya Pak Adnan heran.

"Iya, Pak. Nanti kapan -kapan beli lagi," kataku. 

" Biasanya pada beli satu porsi untuk nyobain, kalau sudah merasakan, baru beli banyak!" Kata Pak Adnan.

Rujak petis Bu Marni Tawang(Dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Rujak petis Bu Marni Tawang(Dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

Sebenarnya aku sudah pernah beberapa kali beli, karena rasanya memang pas di lidah ku. Cuma sebenarnya aku tadi sudah makan siang sama ayah, jadi kalau ayah kubelikan pasti tidak langsung dimakan. Kalau dimakan untuk makan malam, pastinya sudah nggak enak. Jadi aku cuma beli satu.

Tapi kalau disuruh review makanan, rujak petis Bu Marni Tawang ini termasuk rekomended karena bumbunya terasa, mantap dan enak menurutku.

" Sudah, Bu, Pak. Pamit dulu, terimakasih!" Kataku berpamitan.

"Iya, Bu. Sama-sama. Terima kasih!" Jawab Bu Marni dan suaminya berbarengan.

Bisnis rujak petis Bu Marni dan Pak Adnan yang berbalut cinta ini sangat unik menurut ku. Dari cerita tidak berjualan gorengan lagi, ada aroma kompromi dan saling pengertian untuk berhenti jual gorengan. Bagaimana gorengan gosong atau adonan tepung bumbu terbuang sia-sia tentunya bisa menjadi cerita penuh drama jika dilanjutkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5