Isti  Yogiswandani
Isti Yogiswandani Lainnya

Freelancer, suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Balada Penjual Jeruk Keprok Tawangmangu dan Kenangan Masa Kecil

28 Juli 2025   21:13 Diperbarui: 30 Juli 2025   16:17 740 38 19

Jeruk keprok Tawangmangu (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Jeruk keprok Tawangmangu (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

Akhirnya kami berhenti di Pasar Tawangmangu. Mau salat dhuhur sekalian Asar dijamak. Mau beli oleh-oleh juga. Kalau ini tidak perlu bahas keuangan keluarga, karena aku yang pengin beli oleh-oleh, ya aku yang bayarin. Tapi kalau ayah yang pengin, ya ayah yang bayarin. Gampang, kan? Hihihi...

Usai salat, ayah mengajakku ke Pasar Tawangmangu, katanya mau beli tempe.

"Lho, pasarnya ini, kan?" tanyaku heran.

"Bukan! Itu di seberang sana. Kalau ini tempat parkir!"

"Owh!" Aku melongo. Eh... ternyata. Pantesan aku pikir pasar kok sepi?

Kami menyeberang dari tempat parkir ke Pasar Tawangmangu. Sebelum masuk ke pasar, ada penjual aneka tanaman dan bunga yang semuanya indah dan cantik. Tapi aku tak tergoyahkan, karena sudah pernah mencoba membeli, ternyata di rumah tidak bisa tumbuh dengan baik.

Suasana pasar (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Suasana pasar (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

"Ini, Dek!" Suami aku berhenti di dekat penjual tempe yang sudah dikemas dalam kantong kresek putih kecil. Tempenya gepeng-gepeng, biasanya dibuat untuk tempe mendoan, tempe selimut atau tempe tepung.

"Tempenya seplastik berapa, Bu?"

"Dua puluh lima ribu. Isinya 25 tangkep, 50 bungkus!" Jawab penjualnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5