Kelana Swandani
Kelana Swandani Lainnya

Freelancer, suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sepasma 2025: Festival Budaya dan Ekonomi Kreatif Memperkuat Peran UMKM di Kabupaten Madiun

5 Juli 2025   09:41 Diperbarui: 5 Juli 2025   23:20 340 37 19

Sepasma di Lapangan Mberan Bangunsari Dolopo (Dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Sepasma di Lapangan Mberan Bangunsari Dolopo (Dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

"Dengan adanya SEPASMA ini, kita membangun ekosistem UMKM yang bersahaja di Kabupaten Madiun. Kegiatan ini menjadi sarana strategis untuk memperkuat peran UMKM agar mampu tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan"(H.Hari Wuryanto, S.H.,M.Ak. Bupati Madiun)

SEPASMA 2025 (Sepasar Ing Madiun), adalah sebuah agenda tahunan untuk memeriahkan hari jadi kabupaten Madiun yang ke – 457. Di sini juga menjadi festival kebudayaan Indonesia khususnya kebudayaan asli Madiun dan sekitarnya seperti seni reog, Dongkrek, gembrung, dan festival rebana.

Antusiasme masyarakat mengunjungi Sepasma sangat besar (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Antusiasme masyarakat mengunjungi Sepasma sangat besar (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

Sebenarnya, Kegiatan ini dilaksanakan di 3 tempat, yaitu di:

1. Lapangan Bangunsari kecamatan Dolopo

2. Lapangan Mojopurno kecamatan Wungu

 3. Alun alun Reksogati Mejayan kabupaten Madiun.

Pembukaan SEPASMA dilakukan Selasa malam (02/07/2025).  Ini menjadi festival budaya dan ekonomi kreatif yang digelar untuk memperingati Hari Jadi ke-457 Kabupaten Madiun. Dalam pembukaan Sepasma ini ditampilkan pentas seni budaya seperti seni reog dan seni Dongkrek yang merupakan seni pertunjukan yang asli berasal dari Madiun.

Pemerintah Kabupaten Madiun, melalui Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga yang dipimpin oleh Anang Sulistyono, berkomitmen untuk melestarikan seni dongkrek(wartaindo.com)

Seni Dongkrek (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Seni Dongkrek (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

"Kesenian dongkrek merupakan kesenian asli Madiun yang sudah ada sejak tahun 1867 dan pertama ada di Kelurahan Mejayan yang juga disebut Kota Caruban," ujar Kepala Teknis Pelaksanaan Paguyuban Kesenian Dongkrek Kabupaten Madiun, Walgito(detik.com)

Seni Dongkrek ini menceritakan tentang pagebluk yang terjadi di daerah Madiun. Seni Dongkrek dipercaya bisa mengusir pagebluk.

Dalam seni Dongkrek, beberapa warga dengan kostum khusus, antara lain orang tua berbaju lurik Surjan dan bertongkat, , perempuan berkebaya, dan kostum genderuwo dengan semua mengenakan topeng berwarna putih, dan topeng merah untuk genderuwo yang melambangkan makhluk halus yang jahat.

Mereka berkeliling kampung sambil membunyikan tetabuhan yang bunyinya dong...(Gong) dan Krek (suara musik khusus). Juga ada kentongan yang dibunyikan sambil berjalan keliling kampung.

Stand Kecamatan Geger (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Stand Kecamatan Geger (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

Sepasma di Lapangan Mberan ini rencananya akan berlangsung sampai tanggal 6 Juli 2025 dan akan berlanjut ke Kecamatan Wungu, dan Caruban.

Sepasma yang mengusung tema "Tour de Sambang Kampung Pesilat" pertama kali digelar di wilayah Madiun selatan. Khususnya di Lapangan Mberan, Bangunsari, Dolopo.

Stand SLBN Banjarsari Wetan(dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Stand SLBN Banjarsari Wetan(dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

Jumat malam(4/7/2025) saat saya ikut melihat acara Sepasma ini, jalan ramai penuh lalu lalang kendaraan khususnya sepeda motor. Bahkan parkiran yang terdiri dari beberapa tempat terlihat penuh.

Stand SLBN Putra Idhata Dolopo (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Stand SLBN Putra Idhata Dolopo (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

Memasuki gerbang masuk SEPASMAsuasana begitu meriah dengan banyak pengunjung berduyun-duyun menghadiri kemeriahan acara ini.

Berbagai stand makanan, kerajinan, ekonomi kreatif, batik, bahkan bibit tanaman mewarnai acara ini.

Stand Kecamatan Jiwan(dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Stand Kecamatan Jiwan(dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

Ada Stand dari Kecamatan Kebonsari yang menawarkan aneka produk makanan, kerajinan, bibit tanaman dan ekonomi kreatif.

Ada juga stand kecamatan Dagangan yang menawarkan aneka keripik, khususnya keripik pisang yang dikemas menarik.

Stand Kecamatan Dagangan (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Stand Kecamatan Dagangan (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

Stand Kecamatan Dolopo yang menawarkan industri batik Candi dari Desa Candi Mulyo terlihat menarik di tengah stand lain yang kebanyakan menawarkan produk makanan.

Stand kecamatan geger juga tak kalah menariknya dengan produk ekonomi kreatif, tas cantik yang beraneka ragam.

Stand ekonomi kreatif terlihat unik dengan memajang beberapa lukisan.

Sementara stand seni kriya juga memajang hasil kerajinan yang tak kalah cantik.

Stand Kecamatan Kebonsari terlihat paling lengkap dan beragam (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Stand Kecamatan Kebonsari terlihat paling lengkap dan beragam (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

Ada juga stand dari SLB Putra Idhata dan SLBN Banjarsari Wetan.

Di panggung utama beberapa grup band siap tampil menghibur penonton yang sudah standby duduk di rerumputan semakin menambah meriah acara ini.

Para gen Z dan grup band seperti band jadul dan Star light diberi wadah untuk mengekspresikan diri di panggung utama. 

Yuk kita tonton videonya biar lebih puas. Tapi tentunya datang sendiri ke lokasi acara lebih menarik.

Sumber : YouTube @Isti Yogiswandani channel 

Referensi:

https://wartaindo.com/post/dongkrek-warisan-seni-mistik-dari-madiun-yang-terus-bertahan-di-tengah-zaman

https://www.detik.com/jatim/budaya/d-5928073/mengenal-dongkrek-tarian-khas-madiun-untuk-usir-wabah-penyakit

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4