Ternyata tidak hanya darurat baca pejabat saja yang perlu ditindaklanjuti, tapi darurat baca berlaku untuk semua masyarakat maupun warganet.
Meski ketentuan sudah tertulis jelas, tapi tetap saja masih banyak yang bertanya, protes dan terjebak pada ketentuan yang dilanggar, termasuk tentang wisata petik stroberi. Apa itu? Yuk disimak dan dibaca dulu.
Saat berjalan -jalan menikmati keindahan dan kesegaran udara pagi Aku melihat banyak tanaman stroberi yang sedang berbuah di kan kiri jalan.
Tanaman stroberi ini langsung ditanam di tanah dengan ditutup mulsa. Hasilnya lumayan bagus, terlihat dari kondisi tanaman yang subur, dan buahnya yang beberapa sudah merah merona suap panen.
Saya pikir tanah di sini sangat cocok untuk bertanam stroberi, sebab tanaman stroberi langsung ditanam di tanah. Berbeda dengan yang di Bukit Mongkrang dan Tawangmangu Wonder park yang ditanam di polibag besar dari karung plastik, yang di tempatku biasa disebut Bagor. Sedang karung yang dari serat biasa disebut goni.
Tapi lebih jauh melangkah, ternyata ada juga yang ditanam di polibag dari karung plastik/bagor. Kondisi nya juga bagus, subur dan berbuah dengan baik.
Wisata Petik Stroberi tentunya menjadi aktivitas yang menyenangkan, bahkan amazing untuk banyak orang.
Bayangkan, tanpa susah -susah menanam, tapi bisa memanen sesukanya. Tapi tentu saja ada ketentuan yang harus ditaati dan dipahami, karena tidak semua tempat yang menyediakan wisata petik stroberi mempunyai syarat dan ketentuan yang sama.
Mungkin untuk wisata petik stroberi di bukit Mongkrang, atau di Tawangmangu wonder park syarat dan ketentuan nya lebih simple dan fleksibel.
Tapi untuk wisata stroberi tempat wisata bukit sekipan Kalisoro, syarat dan ketentuan nya sedikit lebih ketat, jadi harus dibaca dan dipahami betul -betul.
Melihat tanaman stroberi yang subur, dengan buahnya yang merah merona, tentunya menggoda tangan untuk meraih buah stroberi yang menjuntai. Eits ...sabar!
Wisata petik stroberi memang menarik, tapi baca dulu syarat dan ketentuan nya. Kalau sudah, baru nikmati keasyikan tersendiri memilih dan memilah stroberi segar dan besar yang melambai genit ingin ditowel dari tangkai nya.
Petani sekaligus pemilik lahan pertanian stroberi dibimbing untuk mengelola sendiri kebunnya agar bernilai ekonomi lebih tinggi.
Hal ini juga untuk mengadopsi pariwisata berkelanjutan yang menguntungkan masyarakat sekitar juga memanjakan pengunjung.
Dengan memenuhi tuntutan wisatawan, sehingga terjadi hubungan simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan antara pengunjung dan pengelola tempat wisata sekaligus petani pemilik lahan.
1. Selain pembeli, dilarang masuk
Ini artinya, kita diperbolehkan masuk ke area kebun dan memetik sendiri kalau berniat untuk membeli.
Kalau cuma jadi roh Hantu, rombongan hanya ingin Futu-futu, sebaiknya menyingkir saja, hihihi... Apalagi kalau pengelola kebunnya galak!
2. Minimal pembelian 5 ons untuk 2 orang
Jadi kalau kita berdua bersama suami/istri, maka dianggap 1 tim. Buah minimal yang harus dipetik berdua adalah 5 ons atau 1/2 kg.
Kalau stroberi yang kita petik berdua masih di bawah 5 ons, disuruh petik lagi, atau ditambah oleh pengelola kebun dari stok stroberi yang sudah dipetik oleh pengelola atau pemilik kebun.
Harganya saat ini, 50 ribu untuk 5 ons atau 1/2 kg
Bagaimana kalau yang kita petik lebih dari 5 ons?
"Ya kelebihan nya harus dibeli!"
Begitu penjelasan Sang Ibu pemilik kebun yang juga menjual pisang, jeruk Keprok, stroberi dan jeruk baby di lapak nya yang terletak di samping pintu masuk kebun stroberi. Tentunya sambil berjaga kalau ada yang ingin membeli stroberi dengan memetik dan memilih sendiri buahnya.
3. Tester maksimal 2 biji.
Stroberi yang boleh masuk ke mulut, alias dicicipi adalah 2 biji. Kalau ketahuan. Eh....nggak ya! Meski tidak dipantau, kita harus jujur. Stroberi yang boleh dicicipi hanya 2 biji.
4. Dilarang merusak tanaman
S&K nya sudah dibaca? Sudah setuju dan budget aman? Yuk langsung ikut bergabung dengan wisatawan lain yang sudah lebih dulu asyik memetik stroberi.
Simak video keseruan wisata petik stroberi, ya...
Sumber : YouTube @Isti Yogiswandani channel