
Saat bosan di kantor, jalan-jalan menikmati suasana alam dan menikmati indahnya tempat wisata mungkin bisa menjadi sarana healing.
Pagi usai sarapan dan mendirikan tenda, Ayah mengajak saya untuk treking menuju air terjun Coban Rondo. Jaraknya sekitar 2 km dari Camping Ground nya, tempat kami camping.
Dengan pedenya saya langsung mengiyakan. Ambil tas dan pakai topi kalau nanti panas di perjalanan.
Pagi yang cerah, semoga tidak hujan. Soalnya sangat beresiko berjalan menuju air terjun kalau sampai hujan. Apalagi kalau hujan lebat yang seringkali disertai angin.
Awal perjalanan treknya masih datar, tapi kemudian ada turunan tajam. Mulai ngos-ngosan nih. Tapi ketemu peserta camping juga yang sudah kembali bersama keluarga terlihat santai, membuat saya semakin bersemangat. Berharap air terjunnya sudah dekat.
Ternyata masih jauh. Ayah sudah sampai di atas. Sudah melewati tanjakan, sementara aku terseok-seok mengikuti. Ayuk harus kuat demi mencapai air terjun legend. Kata Kakak yang pernah ke sana, jalan nya memang lumayan jauh.

Ada rombongan anak sekolah yang membuat saya merasa bersemangat lagi. Pastilah sudah dekat, selalu begitu harapan nya.

Perjalanan semakin berat karena banyak tanjakan dan sedikit ngeri di kiri kanan tanah lebih tinggi dari jalan dan banyak tumbuh pohon besar.
Peringatan rawan longsor dan rawan banjir membuat was-was kalau tiba-tiba hujan.
Tak lama ada sepasang turis yang berjalan mendahului. Duh, berasa jalan seperti keong deh, Akunya.

Menjelang sampai di lokasi, banyak monyet berkeliaran. Beruntung mereka tidak mengganggu, cuma show off berjalan lenggang lenggok memenuhi jalan dan sesekali berlarian memanjat pohon.
Ada beberapa buah nangka yang jatuh dari pohon di pinggir jalan dan dibiarkan begitu saja. Tapi Aku tidak berani mengambil, takut aromanya mengundang para monyet untuk mendekat.
Aku pura-pura cuek dan berjalan santai, seperti nya para monyet sadar diri kalau dicuekin, jadi tidak ada yang mendekat i. Meski begitu Aku tetap tidak berani mengeluarkan HP dan memotret, takut direbut dan dibawa lari.

Akhirnya sudah mendekati lokasi. Di sini Aku merasa kena prank. Di parkiran banyak bus dan mobil pribadi, berarti kendaraan diperbolehkan sampai sini, padahal Aku sudah ngos-ngosan jalan kaki sampai di sini. Duh...hampir saja mengumpat.
Dari lokasi parkir, lokasi air terjun hanya sekitar 100 m. Gila, kenapa pula aku harus capek-capek jalan 2 km, kalau kendaraan boleh parkir sekitar 100 meter dari air terjun???
Dari kejauhan sudah terlihat tulisan Coban Rondo, yang membuat ku lega, meski sempat kesal karena berasa kena prank. Kenapa tidak naik mobil saja sampai parkiran?

Mungkin untuk camper Van bisa ke sini dulu sebelum ngecamp, atau justru saat pulang, sehingga mobil bisa dibawa sampai tempat parkir. Soalnya kalau sudah terlanjur pasang auning, tenda, RTT, malas kalau mau bongkar - bongkar dan pasang lagi.
Simak video perjalanan nya ya, nanti baru kuspill indahnya air terjun Coban Rondo.