Penggunaan drone dalam sektor pertanian, atau yang sering disebut dengan Precision Agriculture (Pertanian Presisi), telah membawa perubahan besar dalam cara petani mengelola lahan mereka.
Di era pertanian presisi, yang menjadi tantangan petani Indonesia adalah bagaimana meningkatkan kemampuan pengelolaan lahan, tanaman, dan lingkungan serta alat dan mesin pertanian yang digunakan selama proses produksi untuk hasil yang lebih tinggi(brin.go.id)
Dibandingkan dengan metode tradisional atau manual, drone menawarkan efisiensi yang jauh lebih tinggi.
1. Efisiensi Waktu dan Tenaga Kerja
Drone mampu menyelesaikan pekerjaan penyiraman dan pemupukan dalam waktu yang sangat singkat.
- Kecepatan. Lahan seluas 1 hektar bisa diselesaikan hanya dalam waktu 10–15 menit, sementara metode manual memerlukan waktu berjam-jam atau bahkan harian.
-Otomatisasi. Drone dapat diprogram untuk terbang secara mandiri mengikuti jalur yang sudah ditentukan (GPS), sehingga meminimalkan ketergantungan pada tenaga kerja manusia yang semakin sulit dicari di sektor pertanian.

2. Presisi Tinggi dan Penghematan Bahan
Salah satu keunggulan utama drone adalah kemampuannya menyemprotkan cairan dengan takaran yang tepat.
- Target Akurat. Sensor pada drone memastikan bahwa pupuk atau pestisida jatuh tepat di atas tanaman, bukan di area kosong atau gulma.
- Hemat Air & Bahan Kimia. Dengan teknologi atomization (pengabuan), drone dapat memecah cairan menjadi butiran mikroskopis. Hal ini dapat menghemat penggunaan air hingga 90% dan mengurangi pemborosan pupuk hingga 30-50%.
3. Jangkauan di Medan Sulit
Drone tidak terpengaruh oleh kondisi kontur tanah.
-Lahan Miring. Drone sangat efektif digunakan di area perbukitan atau terasering di mana traktor atau tenaga manusia sulit menjangkaunya.
-Tanaman Tinggi. Memudahkan penyemprotan pada tanaman yang tinggi seperti pohon kelapa sawit atau pohon buah-buahan tanpa perlu memanjat atau menggunakan tangga panjang.
4. Kesehatan dan Keselamatan Petani
Penggunaan drone secara signifikan meningkatkan standar keamanan kerja bagi petani.
-Minim Kontak Langsung. Petani tidak perlu lagi menggendong tangki berat dan terpapar uap bahan kimia berbahaya (pestisida/pupuk cair) secara langsung dalam waktu lama.
-Kontrol Jarak Jauh. Seluruh proses dikendalikan dari jarak aman menggunakan remote control atau perangkat pintar.

Fitur
Metode Manual (Gendong)