-Kapasitas Kerja | ± 1-2 Hektar/hari. -Penggunaan air boros, ratusan liter/hektar. - Akurasi tergantung kapasitas tenaga manusia, dan kelelahan yang diderita. - Biaya jangka panjang tinggi karena upah buruh terus naik.
Metode Drone
-Kapasitas kerja +- 40-60 hektar/hari. - Penggunaan air sangat irit, hanya puluhan liter. - Akurasi konsisten dengan GPS. - Biaya tinggi hanya saat investasi awal.
5. Analisis Data Real-Time
Banyak drone pertanian modern dilengkapi dengan kamera multispektral. Selain menyiram, drone ini bisa:
- Mendeteksi tanaman yang kekurangan nutrisi atau terkena hama.
-Hanya menyemprot area yang membutuhkan (spot spraying), sehingga jauh lebih efisien.
Ladang tebu Pak Lurah memang sangat luas, meski mungkin tidak berada di satu tempat. Awalnya saya heran, kenapa di lahan yang tidak terlalu luas memanfaatkan drone, apa tidak rugi. Tapi jadi sadar, pasti nya lahan tebu Pak Lurah tidak di sini saja, tapi ada di banyak tempat.
Pak Lurah sudah menjadi petani tebu yang berhasil dengan lahan berhektar-hektar jauh sebelum menjadi kepala desa. Bahkan semua warga ikut kecipratan kebagian gula masing-masing 2 kg gula pasir saat panen tebu beberapa waktu yang lalu. Luar biasa. Semoga berkah selalu Pak Lurah.
Yuk intip kerennya drone Pak Lurah yang sedang menyiram tebu.
Sumber: YouTube @ Isti Yogiswandani channel
Referensi:
https://www.gao.gov/products/gao-24-105962
https://psp.pertanian.go.id/storage/1441/e_Book--Pertanian-Presisi-4-April--2023.pdf