Kisah PNS Asyik Bertani Di Sebuah Kebun Mini Miliknya, KS Garden Kuansing Namanya. (Kebun Buah Yang Disinari Matahari, Sayuran Yang Berwarna Cerah, Mimpi Yang Dipanen, Keranjang Berlimpah, Usaha Yang Membuahkan Hasil, Akar Yang Bersemangat, Panen Manis, Dari Ladang Ke Meja Makan😅)
Rasa sakit adalah bagian tak terpisahkan dari hidup. Ada saatnya nanti sedih akan menjadi tawa, perjalanan akan menjadi cerita, pengalaman akan menjadi guru, dan kisah akan menjadi kenangan.
*Apa saja perlakuan yang menyakiti hatimu?*
Waduuh, banyak! Tapi biasanya aku tidak memiliki kesabaran ekstra hanya pada orang yang seperti ini: Pertama, suka membuat cerita yang tidak benar alias fitnah binti hoax. Apakah saya pernah digituin? Tentu saja pernah. Tidak hanya cerita yang dipelintir, bahkan sesuatu yang tidak pernah aku lakukan/terjadi bisa menyebar seolah itu pernah aku lakukan. Namanya juga hoax. Kenapa ini sangat menyakitkan? Karena seriously, orang-orang yang kenal kita setengah pasti ngomongnya doubel. Dan mereka akan tetap lebih suka memilih hoax. Kedua, orang intoleran. Walaupun bukan aku korbannya, tapi darah aku biasanya mendidih ketika menemukan orang yang seperti ini. Ga tau kenapa. Aku paling benci perilaku seperti ini.Â
*Nah, ketika hatimu disakiti, apa yang kamu lakukan?*
Oh. I give my self time to feel the emotion. Mau marah? Mau nangis? Ya luapkan saja. Biar semuanya lega. Jangan menolak emosi yang sedang dirasakan. But, give the limit. Sambil belajar untuk memaafkan dan mengikhlaskan, agar tidak selamanya perasaan itu bersarang di dalam hati. Atau. Diam dulu agar tidak emosi, setelah itu mencoba menaklukkan hati sendiri untuk tidak terbawa suasana.
Buat aku pribadi, ada beberapa hal yang bisa aku lakukan untuk mengurangi sakit akibat disakitin pas lagi sehat-sehatnya seperti: berkomunikasi dengan orang-orang dekat dan kuceritakan semuanya kepada mereka bahwa aku sedang mengalami hal yang berat. Tak mengapa bila kita mengeluh kepada manusia, karena itu adalah hal yang wajar. Menangislah bila perlu agar hati kita terasa tenang.Â
Dulu saat awal-awal mengalami disakitin pas lagi sehat-sehatnya, aku juga menangis sendirian di kamar. Dan mengutuk diri sendiri, hh kenapa nggak becus dan kurang pandai dalam menata hati. Nah, dari berkali-kali mengalami sakit hati ini, memaksa aku untuk mencari cara menghadapinya, karena aku sadar mungkin aku akan terus mengalami hal ini di perjalanan hidupku kedepannya.
Aku tumpahkan semua emosi hari itu juga. Tak perlu menahan apalagi menyimpan perasaan sakit itu berhari-hari, berminggu-minggu atau malah berbulan-bulan. Tumpahkan hari itu juga.
Kalau mau nangis, nangislah sepuasnya saat itu juga. Mau meratapi, ratapi semuanya hari itu juga, sampai puas. Tak berhenti meratap dan menangis, kalau hati belum merasa plong dan lega. Ha-ha. Ini rule wajib yang pertama.
Berdiam diri atau menyendiri itu wajib. Peluk diri sendiri. Aku butuh waktu pertama untuk netralin diri, pikiran maupun hati. Ada yang sebagian orang beranggapan klo udah hati yang disakiti itu udah gawat. Semua penyakit ada ketika hatinya udah sakit. Segala apa yang ada di badannya ikut sakit. Apa pun itu problem asal mula masalahnya. Owalaah. Aku malah beda lagi, xixixi. Intinya awalan aku buat netralin ya itu, akan aku tutup semua akses ke aku. Menjauhi kalangan teman yang tak baik. Kenapa? Karena kalo ketemu, klo muka aku kusut ke mereka emang mereka gak akan nghe? Ya pasti akan ada pertanyaan ini itu. Aku ga pandai akting. Masing-masing manusia punya pendapat sendiri-sendiri toh?Â
Aku tidak mao terlarut-larut dalam kesedihan! Aku boleh saja menangis, aku boleh saja marah, kecewa, kesal dan sebagainya. Akan tetapi, aku tidak boleh terus-menerus terlarut dalam kesedihan. Karena sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Kusibukkan diriku dengan hal yang bermanfaat, mulai lah pagi hari aku dengan mencuci piring, mencuci pakaian, membersihkan dapur, merapikan lemari, menggosok pakaian, berkebun-kebun, dan lain sebagainya.Â