KS Story
KS Story Petani

Kisah PNS Asyik Bertani Di Sebuah Kebun Mini Miliknya, KS Garden Kuansing Namanya. (Kebun Buah Yang Disinari Matahari, Sayuran Yang Berwarna Cerah, Mimpi Yang Dipanen, Keranjang Berlimpah, Usaha Yang Membuahkan Hasil, Akar Yang Bersemangat, Panen Manis, Dari Ladang Ke Meja Makan😅)

Selanjutnya

Tutup

Video

Potret Kehidupan Episode 85 Tentang Disakitin Pas Lagi Sehat-sehatnya

26 Maret 2024   14:02 Diperbarui: 14 April 2024   00:26 1227 1 0

Dokpri
Dokpri



Potret Kehidupan Episode 85

Tentang Disakitin Pas Lagi Sehat2nya

Allow sobat dimanapun kamu berada."Kamu pernah ga, disakitin pas lagi sehat-sehatnya?". Pernahkah kamu merasa tiba-tiba hati kamu sangat cemas, nafas menjadi terengah-engah, dan seperti ada perasaan ingin menggaruk yang ada di dalam dada?

*Pernah kali yaaa? Hah, gimana rasanya?*

Aku ucapkan *selamat*, ketika kamu merasa hancur karena tersakiti, itu tandanya kamu akan naik kelas menuju versi dirimu yang lebih tersadarkan & tercerahkan. Rugi banget kalo kesempatan yang berupa penderitaan ini tidak kamu jadikan momen untuk meraih kesadaran. Ada juga sih yang memilih untuk terus menerus bertahun-tahun membawa luka hati. Tapi ya itu pilihan, pilihan untuk tetep enggak naik kelas. 

Masing-masing manusia punya pendapat sendiri-sendiri, toh pasti punya pengalaman sakit hati. Yang beda itu cuma levelnya aja, tingkat yang di alamin bisa sama bisa juga tidak. Kita kan gak mungkin pulak buat nerawang perasaan orang jika disakitin pas lagi sehat-sehatnya akan sama dengan perasaan kita. 

Disaat perjuangan hidup kita dikelilingi oleh banyak orang, disaat itu juga kita mengenal banyak karakter. Dari setiap kita pasti pernah menyakiti & disakiti. Oleh orang terdekat barangkali..., orang yang kita cintai..., maupun orang yang sudah kita beri kepercayaan. Itu lumrah terjadi dalam hidup.

Perihal disakitin pas lagi sehat-sehatnya, "Aku ingin seperti sebuah pohon. Setelah terluka, pohon tidak pernah menunggu permintaan maaf dari parang yang telah melukainya. Ia tetap tumbuh dengan perihnya luka. Ia sadar saat ia tumbuh besar, lukanya akan mengering dan tertutup dengan sendirinya."

Rasa sakit adalah bagian tak terpisahkan dari hidup. Ada saatnya nanti sedih akan menjadi tawa, perjalanan akan menjadi cerita, pengalaman akan menjadi guru, dan kisah akan menjadi kenangan.

*Apa saja perlakuan yang menyakiti hatimu?*

Waduuh, banyak! Tapi biasanya aku tidak memiliki kesabaran ekstra hanya pada orang yang seperti ini: Pertama, suka membuat cerita yang tidak benar alias fitnah binti hoax. Apakah saya pernah digituin? Tentu saja pernah. Tidak hanya cerita yang dipelintir, bahkan sesuatu yang tidak pernah aku lakukan/terjadi bisa menyebar seolah itu pernah aku lakukan. Namanya juga hoax. Kenapa ini sangat menyakitkan? Karena seriously, orang-orang yang kenal kita setengah pasti ngomongnya doubel. Dan mereka akan tetap lebih suka memilih hoax. Kedua, orang intoleran. Walaupun bukan aku korbannya, tapi darah aku biasanya mendidih ketika menemukan orang yang seperti ini. Ga tau kenapa. Aku paling benci perilaku seperti ini. 

*Nah, ketika hatimu disakiti, apa yang kamu lakukan?*

Oh. I give my self time to feel the emotion. Mau marah? Mau nangis? Ya luapkan saja. Biar semuanya lega. Jangan menolak emosi yang sedang dirasakan. But, give the limit. Sambil belajar untuk memaafkan dan mengikhlaskan, agar tidak selamanya perasaan itu bersarang di dalam hati. Atau. Diam dulu agar tidak emosi, setelah itu mencoba menaklukkan hati sendiri untuk tidak terbawa suasana.

Buat aku pribadi, ada beberapa hal yang bisa aku lakukan untuk mengurangi sakit akibat disakitin pas lagi sehat-sehatnya seperti: berkomunikasi dengan orang-orang dekat dan kuceritakan semuanya kepada mereka bahwa aku sedang mengalami hal yang berat. Tak mengapa bila kita mengeluh kepada manusia, karena itu adalah hal yang wajar. Menangislah bila perlu agar hati kita terasa tenang. 

Dulu saat awal-awal mengalami disakitin pas lagi sehat-sehatnya, aku juga menangis sendirian di kamar. Dan mengutuk diri sendiri, hh kenapa nggak becus dan kurang pandai dalam menata hati. Nah, dari berkali-kali mengalami sakit hati ini, memaksa aku untuk mencari cara menghadapinya, karena aku sadar mungkin aku akan terus mengalami hal ini di perjalanan hidupku kedepannya.

Aku tumpahkan semua emosi hari itu juga. Tak perlu menahan apalagi menyimpan perasaan sakit itu berhari-hari, berminggu-minggu atau malah berbulan-bulan. Tumpahkan hari itu juga.

Kalau mau nangis, nangislah sepuasnya saat itu juga. Mau meratapi, ratapi semuanya hari itu juga, sampai puas. Tak berhenti meratap dan menangis, kalau hati belum merasa plong dan lega. Ha-ha. Ini rule wajib yang pertama.

Berdiam diri atau menyendiri itu wajib. Peluk diri sendiri. Aku butuh waktu pertama untuk netralin diri, pikiran maupun hati. Ada yang sebagian orang beranggapan klo udah hati yang disakiti itu udah gawat. Semua penyakit ada ketika hatinya udah sakit. Segala apa yang ada di badannya ikut sakit. Apa pun itu problem asal mula masalahnya. Owalaah. Aku malah beda lagi, xixixi. Intinya awalan aku buat netralin ya itu, akan aku tutup semua akses ke aku. Menjauhi kalangan teman yang tak baik. Kenapa? Karena kalo ketemu, klo muka aku kusut ke mereka emang mereka gak akan nghe? Ya pasti akan ada pertanyaan ini itu. Aku ga pandai akting. Masing-masing manusia punya pendapat sendiri-sendiri toh? 

Aku tidak mao terlarut-larut dalam kesedihan! Aku boleh saja menangis, aku boleh saja marah, kecewa, kesal dan sebagainya. Akan tetapi, aku tidak boleh terus-menerus terlarut dalam kesedihan. Karena sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Kusibukkan diriku dengan hal yang bermanfaat, mulai lah pagi hari aku dengan mencuci piring, mencuci pakaian, membersihkan dapur, merapikan lemari, menggosok pakaian, berkebun-kebun, dan lain sebagainya. 

Do something that make you happy, KS! Lakukanlah sesuatu yang membuat mu bahagia, seperti berkumpul dengan keluarga dekat, mencoba hobi baru, atau membeli sesuatu yang membuat aku bahagia. Karena semakin aku membahagiakan diri aku sendiri, maka semakin berkurang juga sakit hatiku.

And at last but not least, jangan berlebihan dalam hal apapun, karena itu bukan hal yang baik. 

Aku pernah mendengar sebuah lagu, kira-kira seperti ini liriknya."Indah itu tak selalu ada. Senang itu sementara. Jika senang jangan terlalu. Jika sedih jangan terlalu...". Dari lirik tersebut, kita sudah menangkap bahwa kita tidak boleh berlebihan dalam sesuatu. Baik disaat senang maupun dikala kita sedang bersedih. Maka hiduplah dengan sewajarnya, menangislah dengan sewajarnya, dan berbahagialah dengan sewajarnya.

Aku membuat jurnal harian yang berisi pikiranku sehari-hari. Meski pada awal pertama disakitin pas lagi sehat-sehatnya, terdapat kalimat benci pada yang bersangkutan. Menurut aku hal tersebut wajar saja karena aku sendiri ingin lega. Akupun memiliki aturan untuk diriku sendiri yang sedang sakit hati. Sejauh ini aku merasa baik dan banyak bersyukur. Tak peduli seberapa banyak orang yang datang menyakiti, aku ingin tetap lebih produktif.  Ini merupakan kalimat yang aku simpan. Silahkan judge aku, aku tidak peduli. Toh aku menulis ini sebagai pelampiasan emosi dan untuk tujuan yang baik. 

Mungkin aneh untuk beberapa orang, ketika aku disakiti yang aku lakukan adalah menerima bahwa aku tersakiti lalu merenungi. Setelah itu aku juga berfikir positif bahwa rasa sakit ini pelebur dosa, yang terakhir aku yakin bahwa nanti ada orang yang dikirim Allah. Orang yang mampu menyembuhkan rasa sakit hatiku, ya orang-orang yang melalui leluconnya atau perbuatannya, yang bisa membuatku tertawa terbahak-bahak. Dan yang terakhir aku makan mie ayam pedes-pedes. Alhamdulillah ga lama sakit hati aku hilang.

Nikmati saja sakit itu sebaik-baiknya, meski semuanya butuh proses dan itu tidak instan. Setidaknya dari proses tersebut akan lahirlah sebuah cerita dikemudian hari dimana kita dahulu pernah merasakan hal pait yang belum pernah dialami oleh orang lain. Dan kelak..., itu bisa menjadi pengalaman dan pembelajaran bagi kita untuk di masa yang akan datang. Tips ini sangat relate dalam kehidupan kita, semangatt!!!! Memang ada rasa sakit yang bisa membuat diri kita kuat dan bisa juga membuat kita buang-buang waktu. Disakitin pas lagi sehat-sehatnya adalah salah satu bentuk sakit yang buang-buang waktu dan tidak berguna bagiku. Lebih elegan diam dengan tidak dramatis, "senyumin aja" apalagi dengan kualitas emosi yang kaleng-kaleng mudah terbakar. Tetapi, aku juga tidak pernah mengizinkan jiwa, raga, dan sensorium aku untuk membiarkan personal yang tertindas!

Sejauh ini ketika hati aku disakiti, aku ga sampailah kayak orang-orang buat status. Aku hanya diam saja di real life, but misuh misuh di blog secara elegan. Bahkan, sambat ke sahabat aku pun tidak, gatau kenapa aku ga mau orang lain tau kalau aku sedang sakit hati. Apalagi oknum yang menyakiti hati aku, sebisa mungkin aku ga mauuu orang itu tau kalo aku sakit hati ke dia. Nanti orangnya besar kepala. Aku sudah mendoktrin diriku sendiri untuk menjadi wanita anti menye menye. Weeeh.

Mudah saja. Aku menenangkan diri ke kebun, berkebun-kebun dan berusaha untuk ga mao terbawa emosi pada orang-orang yang ga berkontribusi atas bahagiaku. Caraku untuk menenangkan emosi adalah dengan berdiam diri. Ga berbicara untuk sementara waktu dan kadang bisa melamun untuk waktu yang lama.

Mendengarkan musik yang disukai ataupun nonton youtube. Tarik nafas yang dalam lalu buang, kututup mataku sambil mendengar suara air mengalir yang bisa di cari di YouTube. Nonton video kebun sendiri juga. Beribadah. Menulis jurnal atau buku harian. Lalu tidur. Intinya, cari hiburan untuk meng-entertaint diri sendiri. Emosi yang netral bisa buat diriku 'tidak terlalu' sakit hati.

Kalau urusannya udah sampe hati memang kadang susah untuk menetralkan pikiran. Tapi kalau sampe kebawa emosipun makin lebih susah lagi keadaannya. Tiap orang beda-beda rasa sakit hati yang mereka dapat.

Aku mencoba merenungi falsafah dari ini;

Dalam kenyataan hidup, semenjak aku mengenal kepercayaan & interaksi sosial dengan orang lain. Semenjak itu aku mengenal arti "sakit & terluka". Disaat perjuangan hidup aku dikelilingi oleh banyak orang, disaat itu juga aku mengenal banyak karakter. Dari setiap kita pasti pernah menyakiti & disakiti. Oleh orang terdekat, orang yang kita cintai, maupun orang yang sudah kita beri kepercayaan namun berkhianat. Aku tidak ingin menjadi sebuah tembok atau kayu yang jika aku menancapkan paku lalu menyisakan lubang terbuka begitu saja.

Aku yakin, mungkin kita bisa saja memaafkan. Tapi untuk melupakan? Belum tentu. Tapi apa salahnya belajar, ya kan? Curhat dan berdoa setiap habis sholat. Cerita sama Allah perihal yang hati kita rasakan. Kalo ingin menangis, ya menangis saja. Asalkan hati kita bisa lega.

Satu hal yang aku lakukan, aku tidak akan mendo'akan yang buruk untuk yang bersangkutan. 

Aku takut doa burukku justru kembali kepadaku. Do'akan saja mereka yang menyakiti kita dengan do'a yang baik-baik. Jangan repot-repot menghabiskan energi dan tenaga untuk menyusun strategi balas dendam. Unnecessary at all. Aku percaya bahwa Allah Maha Adil. Aku juga percaya bahwa ada yang namanya hukum tabur tuai. Apa yang kita tanam, itulah yang kita tuai.

Jujur, aku sering mengalami itu. Dan yang aku lakukan kemudian adalah: aku yoo merenung deweh. Aku akan mencerna semuanya terlebih dahulu, dan aku akan memikirkan apa yang sedang terjadi? Mengapa aku bisa sakit hati karena mereka? Pokoknya aku merenung dahulu. Menangis sejadi-jadi nya. Seng penting lega. Aku menangis semau aku..., dan kadang mendengarkan lagu-lagu galau ha-ha-ha. Pokoknya ya, aku luapkan semua isi hatiku, gaees. Marah+sedih+kesal karena sakit hati, pokoknya aku luapkan kadang hanya dengan menangis saat sendiri. Dan sedapat mungkin, aku menghindar.

Setelah agak tenang, aku mencoba bercerita dirumah, atau setidaknya diary yang aku percaya. Aku luapkan semuanya kepada orang-orang dirumah dan aku juga bilang ke mereka bahwa aku hanya ingin didengarkan, jika mau memberi nasihat silahkan tapi tolong jangan bikin tambah aku down, hikss. Dan alhamdulillah mereka cukup mengerti dan bisa dibutuhkan jika aku ingin meluapkan emosi itu.

Demikian hasil patah hati KS. Hidup dalam roller coaster abadi. Monmaaf selalu menulis panjang lebar haha. Aku kebanyakan makan garam. Kalo menurut pengalaman, aku tidak lagi ingin melawan meskipun ingin. Karena aku memang tak ingin lagi memikirkan sakit hati, aku hanya ingin terus fokus kedepan perjalanan hidupku. Yang lalu biarlah berlalu, cuma dijadikan pengalaman hidup saja. Ternyata hidup aku di umur segini akhirnya berjalan lancar, sehat dan berkah.

Ohiya. Aku juga selalu memberi ruang kepada orang-orang terdekat ketika mereka sedang curhat atau patah hati untuk menangis, bahwasanya itu hal yang wajar. Menangis bukan berarti kita ini lemah, gaees. Menangis melainkan ekspresi untuk mengungkapkan apa yang tidak bisa diucapkan oleh kata - kata. Dan fun fact, ternyata menangis dapat menguatkan imun tubuh kita.

Nikmati rasa sakit dan prosesnya, ya! Kita tau sakit hati itu amat menyakitkan, kita tau kita tu juga ga bisa pura-pura baik di depan orang yang menyakiti kita. Jadi kita liatin aja bahwa kita sedang sedih asal tidak berlebihan. Kita cukup menikmati rasa sakit kita karena itu yang bikin kita bertumbuh. Lalu kita mikir lagi kenapa kita harus merasa terpuruk karena mereka? Dari sini kita sadar dengan sendirinya, kenapa sih kita harus bersedih karena orang-orang yang ga penting? Bukankah masih banyak  energi positif yang udah di sia-siain sama kita dengan hanya memikirkan cara mereka ke kita? Terus apa ga sayang, waktu kita ke buang-buang hanya memikirkan kebusukan mereka ke kita?

Ya sayanglah klo waktu kita abis mikirin orang-orang yang ga penting doang. Mendingan baca-baca quotes yang positif, dan mendekatkan diri pada Tuhan. Bila kita sakit hati, hanya berdoa jalan terbaik untuk kita. Tuhan pasti mendengarkan semuanya. Kalo masih tetep ngerasain sakit, ya gapapa sesekali nangis. Sesekali ngerasa down baru bangkit lagi. Walaupun udah punya kesibukan lain, tapi tetep aja sih kita bakal kepikiran dengan apa yang telah membuat kita patah hati. So yaudah gapapa liatin aja, semuanya butuh proses. 

Aku tidak mudah luruh karena permintaan maaf dari orang lain. Kebanyakan hanya "abhang-abhang lambe" alias lips service, alias basa-basi. Supaya permasalahan cepat kelar, supaya cepat bisa move on, supaya gak berlama-lama aku berurusan dengan orang-orang yang suka menyakiti itu, yoweslah. Apalagi seng minta maaf adalah orang yang bukan karena beneran tulus dan menyadari kesalahannya. Tetap belajar memaafkan, dan kemudian menghindar.

Aku tidak mempan sogokan or upeti. Kalau misalnya ni ya si dia berbuat salah, biarpun aku ditimbun 1000 mawar merah pun, __tidak akan bisa merubah perasaan aku pada detik itu. Kecuali dia beneran menyesal dan tidak mengulangi lagi. Dibawa guyonan? Garing tau ga? Sukanya maksain diri untuk mencairkan suasana? Cihh, yang ada aku bakalan tambah ngamuk. Didoain? Sekalian aja ruqyah dan nyalain kemenyan, siapa tau hati aku bisa cair. 

Gitu akutu.

Aku termasuk wanita berhati keras. Cancer, shio Ayam, anak perempuan kedua. Hati aku terbuat dari baja. Tapiii...begitu dikirimkan video lagu yang melow-melow, hati aku akan meleleh seperti eskrim yang ketinggalan di jok motor. Wkkwkwaa. Baper e full. Dua jam setelah itu, sayang-sayangan.

Perihal disakitin pas lagi sehat-sehatnya, Gampang sih aku sebenarnya. Pertolongan pertama aku saat patah hati, kadang makan rujak super pedas sambil nangis. Sangking pedasnya, aku ga tahu itu air mata dari hati atau dari lidah. Huahaha. Tahap selanjutnya, cerita sama siapa, __bingung. Aku bukan pencerita yang baik dalam hal curhat ke sembarang orang. Aku terbiasa mendengar. Jadi saat curhat, biasanya aku cuma bercerita poin per poin. Gak tau deh. Mungkin pasanganku udah kayak sprite gitu, "dia tau yang ku mau". Yaah, udah paham aja kenapa aku sakit hati. Tapi sakit hatiku gak menular. Jadi rasanya kurang epic, klo dianya kebawa-bawa. Dan, berikutnya aku nulis. Entah di blog atau di diary.

Aku pernah baca buku bahwa kita ini adalah kolam perasaan. So, saat hati sakit/patah, memang harus dirasakan sakitnya. Tidak perlu mengambil keputusan apa-apa. Cukup rasakan dan cintai rasa patah hati itu. Aku juga awalnya bingung. Mencintai rasa sakit hati terdengar aneh, ya. Tapi tetap aku coba. Ternyata..., dengan kita menerima apa yang kita rasakan, itu salah satu tanda kita menyayangi diri sendiri.

Aku merasa sakit hati tu, yang enggak dendaman. Biasanya ketika apa yang dikatakan orang itu enggak benar, kebenaran atau faktalah reality check dan akuntabilitasnya. Meski itu menyakitkan kak, ya tetap aja orang berbohong banyak dosanya. Kecuali kalo yang ngomongin beneran realitanya. Kayak yang klo misalnya orang ga penting mintak2 ke aku gitu pas lagi kere, dibilangin: "Ah dasar kere (miskin) lu!". So what's gitu lho. Enggak apa-apa. Dan aku nyadar saldo di ATM cuma Rp100K, waktutu. Kalo misalnya ada yang nebeng ke aku gitu ya; "Goblok lu (nyetirnya)!". Karena aku menyalip tanpa sein atau tanpa perhitungan matang dll. Ga sakit hati aku mah..., paling aku juga mbales "eh mbok ya elu sadar diri napa, udah numpang ngehina gue pula, bacoot!". Sakit hati yang ga kebawa-bawa 5 menit tu ya kayak gitu. Aku ngelawan balik sengotot mungkin. Lain cerita kalau apa yang orang lain ucapkan itu tidak benar. Dan aku tahu, orang lain juga tahu. Mostly sih, I don't really care. Kesel iya tapi ya sudahlah, siapa gue dan elu juga kan?? Gitu kasarnya...

Biarkan saja atau tinggal pergi je.., apalagi kalau orang itu bukan siapa-siapa aku or randoms, bukan pasangan/keluarga/teman baik, dll. Gak ada efeknya buat kehidupan aku mah...., buang-buang waktu dan energi saja.

Kalau orang yang dekat dengan aku, aku mungkin ingin mendengarkan kritik dia lebih lanjut. Siapa tahu opini dia ada benarnya dan dia beneran care sama aku. Orang lain stranger belum tentu. Jika aku mengonfrontasi mereka karena terlalu terbawa perasaan aku sendiri, toh yang mereka ceritakan juga belum tentu valid kan? Weeh malah jadi menambah masalah. Ngapain, akunya jadi ikutan terbakar bara di genggaman tangan.

Konteks lain, orang-orang yang mulut/jarinya lemes itu biasanya bermasalah dengan dirinya sendiri. Ya nggak? Sehingga mereka memproyeksikan ketidakpuasan dirinya kepada orang-orang lain secara sembarangan dan frontal. Mereka senang kalau ada "teman sependeritaan." Most of the time, ucapan orang lain yang bikin sakit hati itu bukan karena aku yang salah, tapi dia sendiri yang bermasalah. 

Mari kita renungkan sendiri dalam-dalam. Bahkan kita pun tanpa sadar juga sedemikian menyebelkan nya barangkali bagi orang lain jika kita sedang bermasalah pas lagi bad day, lapar, unhappy life, dsb. Tapi, kalau kita merasa normal-normal saja, tidak bermasalah, buat apa sakit hati dan diiyakan ucapan mereka yang ga baik itu? Lagian, apa untungnya menjelek-jelekkan orang lain kalau kitanya sendiri sudah relatif bahagia? 

Tong kosong nyaring bunyinya kak. Tapi kalau kita harus membela harga diri, martabat, reputasi (profesional), pencemaran nama baik, dll. Itu baru lah worth untuk diteruskan kepada pihak-pihak tertentu. Selain itu, apa yang akan kita lakukan adalah namaste atau fuck off (in their face) aja. Hari geini, banyak cara untuk healing and happy-happy kakaak. Sekali-sekali berkebun dan piknik lah bersama si dia. Kita akan jarang sekali stres atau sakit hati. Mereka yang bisa mengontrol dirinya, besar kemungkinan bisa mengontrol atau terarahkan ke lebih banyak hal positif dalam hidupnya. Disiplin dan self acceptance/love itu kunci.

FYI, per hari ini. 

Aku sudah lupa kapan kali terakhir aku dendam kepada seseorang dan lupa orang itu siapa. Ga penting tau ga. They either not worth my time and so do I to them, or they have ceased to exist in my world. Aku menerima kalau dunia tidak berputar mengelilingi aku. I'm not that special/entitled, artinya aku hanya ingin orang-orang yang sefrekuensi saja dalam perjalanan hidupku ini.

Aku cuma ingin dikelilingi oleh orang-orang yang tulus ingin berelasi atau actually care kepada aku. Dan sebaliknya. Kalau kamu memperjuangkan aku, aku bahkan rela berkurban untukmu dengan senang hati!

Di luar itu maaf-maaf saja karena hidup ini terlalu singkat dan terlalu banyak distraksi gak penting. Namaste

#KSStory#KSGarden#KSMotivasi

#Reels#fbpro#fyp#vod

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6