Pejuang Mimpi Episode 48
Penilaian Orang Itu Relatif!
"Aku menempatkanmu sebagai bilangan prima. Sebentuk utuh yang tak bisa terbagi, kecuali untuk aku sebagai angka satu."
"Apa Kata Orang....?",
Kuat banget..., buktinya kamu masih bertahan sampai detik kamu membuat pernyataan ini.
Yang kamu maksud berat itu sudah menjadi porsi mu, yang berarti sesulit apapun hidupmu, kamu pasti bisa melewatinya. Seharusnya kamu tidak perlu khawatir dengan semua masalah yang terjadi, kalau hidup sudah tidak ada masalah, tidak ada cobaan, bukannya yang ditunggu hanya sebuah kematian?.
"Sedangkan Kata kita;
Ini tentang Harapan. Harapan yang kita sematkan di ujung luka, bukan berarti adalah yang mesti kita lupakan. Yang perlu kita jaga adalah hati kita, tatkala keinginan yang didasari nafsu mengalahkan realita. Terkadang, ada luka yang lebih sakit dibandingkan tusukan pisau di dada, adalah ketidakrasa bersyukuran terhadap setiap apapun takdir yang datang pada kita. Menyematkan impian di dinding kamar kita, menempelkan setiap harapan dan keinginan yang kian menggunung, namun kita tidak lah lupa, menyematkan pula rasa sabar dan syukur kita dengan dalam, di palung hati kita.
Mengingat selalu, apa yang kita inginkan belum tentu baik untuk kita, kita tidak tahu, Allah yang tahu. Membekali harapan dan impian dengan rasa sabar dan syukur, pun juga dengan keindahan iman yang nyata.
Penilaian Orang Itu Relatif! Jadi, kita berdua tidak terpaku pada "Apa Kata Orang". Apa jadinya..., jika dalam semua aspek kita tidak lepas dari orang lain? Termasuk dalam hal penilaian. Ketakutan akan pandangan atau penghakiman orang lain hanyalah terkait dengan keinginan untuk disukai semua orang setiap saat. Karena itu banyak orang sulit untuk mengekspresikan diri mereka yang sebenarnya.
Sedangkan aku, aku mengekspresikan diriku yang sebenarnya. Sometimes like this...,
"Ketika aku mencintaimu serupa angka delapan. Siklus terus menerus---tanpa menemui putus. Aku menyukai metode cinta yang kita punya. Ia berderet dengan rindu yang konstan, juga menautkan cemburu dalam logaritma yang kadang menipu mata. Terbentuklah degup di ujung jantung, dengan jumlah kuadrat yang terus berlipat".
"Apa Kata Orang....?",
Pasti kamu sedang berada di titik jenuh ya? Tidak masalah, mengeluh itu tidak dilarang kok, yang dilarang itu menyerah, tetap kuat untuk hari-harimu kedepannya, ya!
"Namun Kata kita;
Arti manisnya hidup bagaimana kita memaknainya dengan rasa, rasa menerima dengan ikhlas dan juga menikmati setiap prosesnya itu adalah sebuah bentuk harapan yang selalu tergenggam. Karena harapan..., tidak akan berlalu begitu saja di hadapan. Sekiranya kita memaknai hidup dengan lapang. Bisa jadi hari ini kita tertatih-tatih melangkah atau bahkan tak terhitung berapa keringat yang bercucur. Namun seiring waktu dari sebuah keihlasan dan semangat yang tak pernah usang, akan ada sebuah masa dimana sebuah pintu akan terbuka lebar untuk kita meniti menjadi seorang pemenang yang gemilang.
Ituww. Seringkali apa kata orang, tidaklah tepat dengan apa yang kata kita. Tapi ini, bukan tentang bagaimana penilaian manusia. Tuhan telah menganugerahkan kekurangan dan kelebihan dalam diri kita sesuai dengan porsi kita masing-masing. Kita hanya tinggal menyelaraskan antara keduanya. Sebab, pandangan manusia terbatas, sedang pandangan Allah luas. Manusia akan menemukan kepuasan dari menilai orang lain, baik penilaian positif ataupun negatif. Akibatnya, kita sering kali lupa tentang diri kita sendiri, karena terlalu terpaku dalam melihat kelebihan dan kekurangan orang lain. Akan sangat lebih baik jika pandangan kita terhadap orang lain itu dijadikan acuan atau contoh bagi kita untuk memperbaiki diri. Agar kita tidak terlalu memperhatikan pikiran orang lain, dan lupa pada pikiran diri sendiri yang jauh lebih besar. Ya ga?
Aku tetap saja dengan pikiranku, seperti ini...,
"Terciptalah aku, dari awan hitam yang tak kuat menahan beban. Luruhkan diri di bumi dengan riuh bertubi-tubi. Aku jatuh tanpa duga, kau terlanjur kuyup seketika. Kubasuh kemaraumu, menyeduh dahaga di bawah langit renta. Aku butir cemas yang menguap, penuhi ruang, ciptakan genang tak tertampung. Sebanyak tabah yang tumpah, jarak menujumu adalah sedekat-dekatnya alamat rumah. Kuketuk dadamu dengan sejuk, meski tak mampu kuterka perihal degup yang sirna terbawa udara. Apakah aku harus berpamitan, ketika bianglalamu nampak di cakrawala? Aku adalah jarak antara hilang dan temu. Sementara sekumpulan rindu akan selalu sampai di matamu".
"Apa Kata Orang....?",
Mungkin hobi kamu bisa merubah hidup yg terasa membosankan menjadi sedikit lebih menggairahkan. Misal hobi kamu menulis dan membaca puisi, sesekali keluarlah sendirian ke taman yang tenang dengan udara yang segar untuk membaca puisi yang kamu sukai. Atau hanya sekedar keluar ke tempat umum untuk melihat berbagai aktivitas orang-orang, terkadang kita akan menemukan hal yang luar biasa yang membuat kita jauh lebih bisa menghargai hidup dan atau termotivasi untuk hidup lebih baik. Kamu bisa memasak? Jika hobi kamu memasak, cobalah bereksperimen membuat masakan yang belum pernah kamu buat sebelumnya. Terkadang hidup ini terasa membosankan karena terlalu banyak hal yang dipikirkan, merenungi nasib dll.
"Sedangkan Kata kita",
Hidup memang melelahkan, tapi sesudah lelah ada kenikmatan. Life is good, cari duit susah dan berisiko. Tapi kalo duit uda kumpul, kantong kita kenceng. Hidup terasa enteng. Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang senang kemudian. Barang siapa pandai meneliti buih, selamatlah badan ke seberang. No pain no gain. Don't think to much, just do it, for a better future! Lihat video kita. Apakah kamu kira, aku sedang sendirian tanpa ada dia disisiku? Wkwka.
Lawak. Sepanjang hidup, akan ada orang-orang yang tidak mengenal kita dengan baik. Dunia kan luas. Dunia memang tempat berkumpulnya manusia penuh rekayasa dan prasangka. Ada banyak orang, yang terlalu nyinyir melihat kelebihan dan kekurangan orang lain. Padahal, orang yang memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi tentu tidak akan memiliki ruang pikir negatif terhadap orang lain. Mereka selalu mampu melihat sisi baik dari seburuk-buruknya orang. Namun jika dia masih saja mencela keburukan orang, maka mari kita mempertanyakan ke-intelektualannya.
Jadi, bagaimana cara pandangmu terhadap orang lain? Hanya ada dua pilihan. Cara pandang orang cerdas dan cara pandang orang yang tidak cerdas. Kamu akan dikatakan sebagai orang yang cerdas jika telah memenuhi tiga komponen pokok standar cerdas, IQ, EQ, dan SQ. Jika IQ saja yang kamu miliki, maka masih ada kesempatan 'sombong' menyusupi hatimu. Jika EQ sudah ada, maka 'sombong' bisa jadi tidak ada, dan jika dilengkapi dengan SQ, maka dipastikan kamu mampu berpikir jernih dan memiliki tingkah laku yang baik. Jangan menjadi orang konyol yang hanya memandang orang lain dengan sebelah mata, dan separuh hati. Orang cerdas tidak akan merendahkan yang bodoh. Dan orang bodoh selalu merasa diri paling cerdas.
Tentu penilaian itu bukan hanya pasal cerdas dan tidak cerdas. Namun, yang ditekankan di sini adalah cara pandang mana yang kita gunakan. Maka yang manakah kamu? Think again! Manusia akan dinilai dari bagaimana pola pikirnya, cara bicaranya, dan tingkah lakunya. Ketiganya adalah elemen utuh yang tidak bisa dipisahkan untuk menilai orang lain. Jangan menjadi bagian dari yang konyol, yang hanya melihat sesuatu dari sisinya saja.
"Aku bukan pujangga cinta yang pandai merangkai kata, yang mencoba tuk menerka rasa lewat bahasa yang begitu indah. Aku bukan pelukis hebat yang mahir bermain kuas, yang leluasa lepas menoreh kisah indah di atas permukaan kanvas. Aku tetaplah diriku. Notabenenya bukan siapa-siapa, bukan putri raja, atau cinderella yang digambarkan seperti cerita-cerita romansa dalam novel asmara. Aku adalah diriku, punya latarbelakang manusia biasa, yang berjuang untuk sempurna di matamu, dan berusaha sempurna mencintaimu".
"Apa Lagi Kata Orang....?",
Bapak saya dulu pernah bilang, punya rumah pusing, gak punya rumah pusing. Tapi, pusingnya punya rumah lebih baik daripada gak punya rumah. Punya istri pusing, gak punya istri pusing. Tapi, pusingnya punya istri lebih baik daripada gak punya istri. Xixixi. Pusing itu biasa, namun jika masih memiliki harapan saat pusing, itu luar biasa.
" Kali Ini Kita Jawab;
Haaha. Jaka sembung main golok. Akwokwoookk. Hidup ini melelahkan kawan..., karena kamu kebanyakan mikir. Dan itu yang menyebabkan kamu merasa lelah, merasa sangat terbebani. Cobalah sesekali kamu tak perlu kuatir secara berlebihan. Masalah pasti ada dan pasti datang, masalah itu datang tak di undang, pulang tak di antar. Saran aku; cobalah sesekali kamu meluangkan waktu untuk diri kamu sendiri. Manjakan diri kamu sendiri. Cobalah kamu berhenti sejenak untuk menenangkan diri kamu. Berkumpul dengan teman dan saudara, keluarga kamu. Sambil bercanda dan bergurau ria. Lupakan pekerjaan mu untuk sementara waktu.
Dan kamu bisa meminta bantuan berupa support dan dukungan kepada mereka. Dan aku yakin mereka akan mengerti dan memahami keadaanmu. Dan aku pribadi suka melakukan hal-hal yang konyol. Karena dalam hidup ini di butuhkan sedikit rasa edan dalam dunia yang waras ini. Haa, tak perlu banyak mikir lagi kamu yaa..., tak perlu kwatir..., dan tak perlu risau. Mari fokus pada aib sendiri!
Setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda. Jangan menganggap diri sebagai orang yang paling benar. Orang yang memiliki hobi melihat kesalahan orang adalah mereka yang selalu menempatkan diri pada posisi yang paling benar. Kesalahan kecil orang lain akan tampak sangat besar di matanya. Merekalah yang paling benar. Padahal, terlalu fokus pada kesalahan orang lain adalah kekeliruan terbesar yang telah mereka lakukan. Mereka lupa bahwa urgensi dari sebuah pandangan adalah sebagai acuan kita agar terus menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi. Bukan sebagai bahan pembenaran bahwa diri ini jauh lebih sempurna dibandingkan dengan yang lain. Jika buruk, maka jangan diikuti, jika baik maka kita harus jauh lebih baik lagi. Kadang kita tidak menyadari sebuah kesalahan besar yang kita lakukan, merasa sempurna atas ketidaksempurnaan orang lain, merasa hina atas kemuliaan orang lain, dan seolah-olah merasa bahagia diatas ketidakharmonisan hubungan orang lain. Padahal ya, sok romantis di depan umum. Aslinya kacaaw.
Sudahlah. Saatnya kita sibuk berpikir bagaimana penilaian Tuhan atas apa yang kita buat. Bukan bagaimana penilaian manusia. Allah bisa melihat hasil jerih payah kita termasuk dengan suka duka prosesnya. Tapi manusia, hanya lihat bagaimana hasil kita, tanpa mau tahu seberapa kuat usaha kita. Jika hasil kita jelek, manusia hanya mampu mencela dan abai pada lelah kita saat memperjuangkannya. Ini biasa dalam hidup. Ga usah emosi!
Penilaian orang tidak dapat dihindari. Aku berhenti mencoba mengendalikan pendapat orang lain tentangku. Karena aku tahu, pikiran orang lain tidak dapat dikontrol. Maka, fokuslah aku pada diriku sendiri. Memperbaiki diri..., mengembangkan diri..., dan mengekspresikan diri sesuka hati. Karena bersikap apa adanya, kurasa itu lebih baik.
Ohiya. Aku bukan orang yang sedang berusaha keras untuk menjadi yang terbaik agar dipandang hebat oleh orang lain. Aku juga tidak merasa khawatir akan penilaian orang. Tidak ingin terlihat baik..., tidak takut mendapat kritik, dan tidak takut dipandang sebelah mata. Sebab, hal itu justru akan menjadi kekhawatiran saja hingga akhirnya memaksakan diri untuk menjadi sempurna.
And see, aku sudah bersikap tenang saat mendapat kritikan dari orang lain.
Dan yang seperti orang-orang tau. Aku tidak sedang mempedulikan apa yang orang lain pikirkan. Tidakkah kamu tahu? Aku sudah lama berhenti khawatir atas apa yang orang lain pikirkan tentangku. Aku membiarkan orang lain menilai diriku seperti apa yang mereka mau. Bersikap rentan dan menahan diri hanya akan membuatku sulit mengekspresikan diri dan terhambat untuk berkembang. Aku tetap fokus. Dan fokuslah aku pada diriku sendiri dan pengembangan diri. Sebab aku tahu, aku tidak akan pernah bisa membuat semua orang menyukaiku. Bila ada orang yang tidak menyukaiku, bukan berarti aku telah berbuat kesalahan juga kan...?
Dalam hidup kita berdua..., jika aku sibuk memperhatikan bagaimana penilaian manusia, lelah hati aku jadinya. Bagaimana tidak? Sudah benar aku berbuat, kemudian aku berkecil hati hanya karena manusia menilai aku salah. Sudah benar aku berbuat, kemudian aku...,  __hanya karena manusia mencela di sana dan disini. Lelah hati aku jika penilaian manusia adalah prioritasnya. Jadi  aku kerjakan apa yang aku anggap baik dan penting, usah hiraukan omongan orang lain yang hanya akan membuat mentalku jatuh. Fokus...! Anggap celaan mereka adalah support system untukku lebih semangat lagi berproses.
Yups. Penilaian orang lain gak selamanya akan baik terhadapku. Ada kalanya aku akan menghadapi penilaian buruk dari orang lain yang tak menyukaiku. Namun, aku harus bisa menyikapinya dengan bijak demi kebaikanku. Karena jika aku mudah terbawa emosi dan memasukkan semua perkataan mereka ke dalam hatiku, maka aku sendiri yang akan terkena dampak negatifnya.
Gezzz...,
Sangat penting bagiku untuk mengerti bahwa setiap hal apapun yang aku lakukan dalam hidup ini, pasti akan ada saja seseorang yang akan selalu tidak menyukaiku. Entah yang aku lakukan itu baik atau buruk, pasti akan ada seseorang yang selalu berpikiran buruk tentangku. Aku juga tidak akan pernah bisa mengontrol apa yang akan dipikirkan oleh orang lain. Kita semua memiliki cara berpikir dan berprilaku yang berbeda-beda, kita semua memiliki kekurangan, kelebihan, dan keunikan masing-masing. Karena hal itulah kita tidak akan pernah bisa mengontrol apa yang orang lain pikirkan tentang kita.
Toh. Semua hanya bersifat sementara, termasuk pendapat dan penilaian seseorang. Bila saat ini orang lain menilaiku 'galak' karena melihatku bersikap tegas pada orang lain tempo hari, penilaian tersebut akan berubah saat mereka semakin mengenalku. Mungkin diriku memiliki sifat lembut yang mereka tidak pernah lihat, dan ketika mereka melihat sisi diriku yang lain, penilaian mereka akan selalu berubah. Namun, aku juga tidak memaksakan diri untuk bersikap seperti apa yang orang lain inginkan. It's me!
Perhatikan penilaianku terhadap diri sendiri. Tidak ada cara yang lebih baik untuk tidak peduli pada penilaian orang selain dengan lebih memperhatikan penilaianku sendiri. Jadilah bahagia dan terima diri kita apa adanya. Percayalah. Sulit untuk orang lain mengkritik saat diri kita terlihat baik dan menikmati hidup.
Penilaian orang itu relatif, kuq. Aku gak memikirkannya terlalu dalam. Mendengarkan penilaian orang lain hanya akan mematikan langkahku untuk maju dan berkembang. Karena pada dasarnya hidupku adalah aku yang menjalani. Sehingga, seperti apa diriku yang sebenarnya adalah aku yang paling mengetahuinya.
Penilaian mereka hanyalah melihat aku dari sisi luarku saja. Seperti kelemahanku, kekuranganku atau bahkan kesalahan yang telah aku lakukan sebelumnya. Namun sayangnya mereka malah menutup mata saat aku berusaha untuk memperbaiki diriku agar menjadi lebih baik untuk ke depannya. So, aku ga akan buang waktu dan tenagaku lagi untuk orang-orang yang seperti itu.
Aku tetap memfokuskan diri pada hal yang lebih penting di dalam hidupku. Ini adalah ilustrasi aku yang selalu fokus bekerja untuk mengejar impian. Dan heyy...! Aku gak gampang terpengaruh penilaian buruk orang lain, maka aku hanya perlu mengalihkan perhatianku ke hal-hal yang lebih penting di dalam hidupku.
Sehingga secara tidak langsung fokusku akan hal tersebut teralihkan dengan sendirinya. Waktu dan pikiranku juga lebih banyak tersita di dalamnya. Dengan begitu, penilaian orang lain gak akan bersarang lama di dalam pikiranku. Bahkan bisa-bisa aku sudah melupakannya karena aku menyadari bahwa penilaian mereka bukanlah hal yang penting untuk aku pikirkan. Semua orang juga tau, aku keras kepala. Aku gak akan mudah goyah akan apa yang mereka katakan, sekalipun hal tersebut merupakan kata-kata negatif yang bisa saja menyakitiku.
I remember when my husband said, biarkan saja mereka sibuk dengan kita, sementara kita sibuk dengan urusan kita yang jauh lebih bermanfaat. Mereka mempedulikan kita, sementara kita tidak. Jadilah bagian dari mereka yang mampu mengambil hikmah dari segala peristiwa. Ambil yang baik, buang yang buruk.
Ya, begitulah seharusnya cara kita agar tak terlalu sakit hati dengan 'Apa kata orang.' Â Manusia adalah makhluk sosial yang tidak lepas dari omongan orang. Bersyukurlah, karena masih ada yang peduli dengan kehidupan kita. Kita memang gak bisa mengendalikan pikiran dan perkataan orang lain terhadap kita. Namun, kita bisa mengendalikan diri kita untuk bagaimana memberikan respon yang tepat dalam menghadapinya. Tetaplah bersikap dewasa dan tenang ketika menghadapi penilaian orang lain terhadap kita, ya!
Penilaian manusia tak akan ada ujungnya.
Tuhan sebaik-baik penilai. Segala sesuatu yang berhubungan dengan manusia itu bersifat relatif. Pembenaran manusia itu relatif, hanya kebenaran dari Tuhan yang bersifat mutlak. Jika ada mereka yang berpikir buruk tentang kita, sudahlah, jangan terlalu dipusingkan. Jangan sampai kita bertingkah baik hanya demi menerima pandangan baik mereka, jangan! Biarkan mereka dengan kekolotannya yang memandang orang lain hanya dari sisi negatif saja.
Senyuuum sayang.... senyuuum.!
"Aku ingin mencintaimu dengan caraku, cara yang begitu sederhana. Seperti angin berhembus menyapa ranting, menggoyangkan dedaunan. Seperti langit yang menumpahkan air hujan, membasahi permukaan bumi. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Sesederhana matahari yang berpamitan kepada senja, lalu menyerahkan singgasananya kepada rembulan. Seperti malam yang mendekap hangat para pemimpi, lalu keesokan harinya dibangunkan mentari pagi. Aku ingin mencintaimu dengan cara tak biasa. Caranya lelaki sederhana; tidak ada mawar merah; hadiah mewah; atau kencan indah seperti dalam lakon drama-drama korea".
Sahabat KS, kami sedang di KS Garden. Kata-kata untuk hari ini ; Tidak ada orang yang sempurna ..., dan menjadi diri sendiri lebih baik. Hadapi saja dan ekspresikan dirimu sesuka hatimu!
#KSStory #KSGarden #KSMotivasi
#KSLifestyle #KSFamily
#PejuangMimpi #Episode47
#PenilaianOrangItuRelatif!
#Agrowisata #BuahSayur
#Pertanian #Berkebun
#Reels #Fbpro #fyp #vod