KS Story
KS Story Petani

Kisah PNS Asyik Bertani Di Sebuah Kebun Mini Miliknya, KS Garden Kuansing Namanya. (Kebun Buah Yang Disinari Matahari, Sayuran Yang Berwarna Cerah, Mimpi Yang Dipanen, Keranjang Berlimpah, Usaha Yang Membuahkan Hasil, Akar Yang Bersemangat, Panen Manis, Dari Ladang Ke Meja Makan😅)

Selanjutnya

Tutup

Video

Pejuang Mimpi Episode 57 Niat Baik Adalah Modal Awal Kehidupan

26 Januari 2025   05:55 Diperbarui: 26 Januari 2025   08:15 352 5 3

Pengalaman Pribadi;

Saya sering menemukan dalam keseharian saya, bahwa niat baik akan selalu bertemu dengan jalan yang terbaik pula dari-Nya. Entah bagaimanapun caranya, insyaaAllah Allah selalu memberikan kemudahan atasnya. Salah satunya adalah kisah tentang niat saya membuat KS Garden ini.

Perjalanan mewujudkan niat, adalah dengan Ikhtiar. Kisah ini bermula dari merebaknya pandemi virus korona di Indonesia. Berbagai perusahaan besar hingga Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mengalami kerugian besar dan mengakibatkan saya dan suami saya juga gulung tikar. Dan, banyak pula pencari nafkah yang kemudian kehilangan pekerjaannya, termasuk orang-orang yang bekerja pada saya. Roda perekonomian dapat dikatakan ‘lumpuh’. Melihat situasi tersebut, hati siapapun tentu akan tergerak agar dapat sedikit meringankan beban hidup orang lain. Saya berniat bisa melakukan sesuatu untuk mereka yang tidak memiliki pekerjaan, kemudian saya berikhtiar mewujudkannya.

Mengingat saya masih berstatus PNS aktif yang tambahan uang sakunya juga terhambat akibat Covid-19 ini. Usaha kontruksi suami saya sengaja ditutup karena saya memastikan tidak akan ada pembangunan baik pemerintah maupun swasta. Toko saja hampir semua ditutup. Ini benar-benar menyeramkan. Selera agak pahit dikit, badan meriang, orang-orang akan menjauhi kita. Sebagai pemilik usaha, tentu ini bukan hal yang mudah. Tapi saya tetap mencoba membuka caferesto saya, itupun hanya secara online. Benar-benar membosankan. Karena kan, banyak rebahan. Jadilah saya, pikiran menerawang. Pengen berkebun ah, seru kali yaaa? Kek gitu-gitu saya tuh, mikir terusss.

Setiap rebahan, ituuw aja tofik pembicaraan saya berempat beranak. Kan kita susah mendapatkan sesuatu yang mau dimakan, bahan-bahan pangan suplai nya terganggu. Karena Kuansing kan, yang masih bergantung pangan dari luar daerah gitu dari dulu. Jadi ya, kalo saya di dapur lihat kulkas, makjleeeb. Nah, menggerutu sendiri tu kalo anak tereak mau makan. "Besok ya pa, akan ku tanam cabe merah..., rawit setan..., buah pepaya, sampai pucuk ubi bagai, hahaha". 

Saya jujur ya, waktu itu saya paling males keluar, apalagi ke pasar. Selain takut, kan emang disuruh rebahan. Tanpa saya sadari, saya telah mendapati suami saya dan anak-anak saya tertawa melihat saya. Suami said di ujung sofa caferesto sambil melirik anaknya, "Lihatlah mamamu, Ji. Asal dia buka kulkas, pasti semuanya mau dia tanaam, wkkwkwaa". Datang Ji, " Eyy, macam kan bisa pulak awak, lawaaak mama awak😂".

Padahal ya, bete. Sebenarnya kita bosan dengan aktivitas yang itu ke ituuu aja. Dapur kasur - kasur dapur. Gelut, akhirnya nangis. Kadang kita berempat tu ya, main makan-makanan aja huahaha. Gimana? Apa tak piti keluar se yang banyak, masuknya ga ada doow, hh. Pikiran saya tu sudah sampai gimana ini orang-orang kedepan. Ini sampai kapan? Gileee, tiba-tiba anak dah tamat aja SMP. Bayangin, itu anak-anak ga kerasa lho mereka sekolah. Tiap hari mereka berurusan orang-orang di Ruang Guru. Bukan geratissss. Bayaar gess. Pengen nangis salah..., rebahan mulu justru lebih salah. Ya kan?

Ancang-ancang, berempat beranak pergilah kita keluar rumah hanya lihat-lihat tanah yang sudah lama terbengkalai. Bekas usahanya suami dulu. Itu aja bingung harus mo mulai dari mana. Apa dan bagaimana? Ya, lihat-lihat aja dulu. Hiikss. Terkadang kepikiran ini itu, tapi kok kayaknya ga bisa dikerjakan sendiri. Mesti bawa orang lagi dan bayar orang lagi dan lagi. Itu bikin tambah banyak pengeluaran lagi, kan? Tapi karena niat saya baik, ga terasa waktu berlalu. Eh ternyata jadi juga ini kebun kita.

Ga nyangka ya, akhirnya saya bisa juga nya bertani xixixi. Meskipun bukannya pandai tapi bisa..., bisa. Awalnya lebih kepada saya menyadari, kok kayaknya saya harus mencari jalan lain ya untuk mendapatkan tambahan penghasilan agar bisa menutupi biaya hidup kedepan. Dan bagaimana agar bisa tetap memberi kehidupan orang-orang yang telah berkenan membantu saya selama ini. Akhirnya, saya memutuskan untuk mengikuti kegiatan tani mereka dan menuliskannya dalam banyak episode. Ga paapa kan? Lumayan, bisa ngesave arsip perjalanan hidup. 

Saya yakin dan percaya, segala sesuatu itu tergantung pada niat. Kalo niat kita baik, ga mungkin Tuhan ga kasih jalan. Hukum sebab akibat itu nyata. Apa yang kita lakukan hari ini..., membentuk siapa kita di kemudian hari. Begitulah, episode tentang niat baik yang saya tulis judulnya saja ketika itu. Niat baik adalah modal awal kehidupan.

Setelah itu, saya tidak lelah berdoa kepada Allah agar setidaknya saya dapat memberikan sedikit peran dalam kehidupan orang yang selama ini telah sudi membantu saya. Hingga suatu hari, Allah mengabulkan doa-doa saya dengan jalan ini yang bahkan tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Saya tak kan berhenti memberi tahu teman-teman saya setiap detail tentang perjuangan hidup saya, karena musuh saya masih selalu kelaparan informasi, heh. Saya ga akan segan-segan membagikan informasi, saya dimana..., dengan siapa dan sedang berbuat apa. You can see, saya mengerjakan apa yang saya suka tanpa mempedulikan apa kata orang tentang saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6