Kisah PNS Asyik Bertani Di Sebuah Kebun Mini Miliknya, KS Garden Kuansing Namanya. (Kebun Buah Yang Disinari Matahari, Sayuran Yang Berwarna Cerah, Mimpi Yang Dipanen, Keranjang Berlimpah, Usaha Yang Membuahkan Hasil, Akar Yang Bersemangat, Panen Manis, Dari Ladang Ke Meja Makan😅)
Dan waktu..., ia duduk di sudut, mengamati, berbisik pelan, "pahit adalah cara semesta mengajar sabar, Â dan lelah hanyalah tanda bahwa saya masih ada". Pada titik ini, saya sadar, tak ada luka yang abadi, tak ada duka yang tak berubah rupa, karena di dalam hati yang berani berkembang, di sanalah cahaya memilih tinggal. Maka saya melanjutkan langkah, bukan untuk menang, bukan untuk mengalahkan apa pun. Tapi hanya untuk menemukan..., __bahwa segala yang ada hari ini, adalah anugerah yang dulu saya pikir mustahil. Â
Sahabat KS,
*Apakah kau tahu..., berharap pada manusia adalah seni sederhana untuk menyakiti diri sendiri?*
Manusia bukan Tuhan yang bisa mengabulkan harapan dan permohonan kita. Bukan tempat insan pulang. Juga bukan tempat sandaran makhluk Tuhan. Ia bisa saja mengkhianati dirinya sendiri apalagi kepada manusia lain. Sehingga jika tak siap kecewa, kita tidak boleh terlalu berharap pada manusia. Namun, dusta pula jika diri kita ini kan, __berkata tak berharap sedikitpun pada insan. Memang begitu, terkadang..., apa yang tertutur tidak sesuai dengan kalbu huahaha.Â
Tentu saja semua orang berharap pada manusia, atau atas suatu hal. Entah itu pada Tuhan, takdir maupun makhluk Tuhan itu sendiri. Jika kita pikir-pikir terkadang harapan lah yang menciptakan pikiran rancu. Manusia menerka-nerka sesuatu yang akan terjadi kala nanti. "Apakah hal indah ini terjadi pada saya bila...". "Em tapi jika saya tidak melakukan ini..., akankah hal indah itu terjadi?". "Ah sudahlah, saya berharap saja semoga usaha saya kali ini sesuai dengan ekspektasi".
Mari kita kumpulkan serpihan doa-doa, untuk hari ini, esok dan hari lainnya. "Saya hanya ingin menjadi jiwa berlapang dada. Oh perihal ketetapan yang kadang tak sesuai kemauan, juga menjadi hati yang selalu siaga ketika kecewa datang tanpa aba-aba. Dan saya ingin menjadi alasan rasa syukur, untuk sebuah hati yang ingin membersamai tanpa tapi. Barangkali, tak akan ada yang tahu perihal isi di balik dada. Di sana banyak goresan berwarna legam, bahkan ada retakan yang menganga tanpa penawar. Namun jika hidup adalah alur menjemput dan melepaskan, maka segala bentuk kehilangan adalah pelajaran untuk memahat ketabahan. Bukankah di batas akhir harapan yang paling berantakan, selalu datang keajaiban di luar batas nalar? Mari kita kumpulkan serpihan doa-doa. Kali ini pinta saya menjadi-jadi, sebab hari ini segala harapan menyapa saya dari kanan dan kiri. Singkat kata; Tuhan, saya ingin bahagia, tanpa pernah lupa, dari mana muasal bahagia itu tercipta, itu saja".
Ohiya. Di media sosial, berapa banyak orang ngedumel, berkeluh-kesah, hingga marah-marah tidak jelas...? Lha itu apa..., dan kenapa...? Biar saya yang jawab. Bisa jadi, karena mereka terlalu banyak berharap. Harapannya begini..., tahu-tahu kenyataannya begitu. Kecewa..., sedih..., dan merundung duka. Itu sebenernya karena "terlalu banyak berharap kepada manusia". Sungguh, mengharukan. Akibat terlalu banyak berharap, jadi kecewa, jadi marah-marah, jadi ngomongin orang. Jadi tidak pasti. Sebabnya cuma satu, over expectation. Terlalu banyak berharap. Kekecewaan terhadap manusia itu wajar, tapi jangan biarkan itu meredupkan semangat kita. Harapan pada manusia wajar, tapi kebahagiaan sejati lahir dari kekuatan diri.
Saya fokus pada hal yang bisa saya kendalikan, yaitu diri saya sendiri. Saya belajar bahwa hidup ini menyenangkan kalau kita melihat dari sudut pandang yang tepat. Bahagia cuma akan menjadi rumit kalau kita terlalu tinggi berharap, apalagi di atas ketidakpastian. Harapan memang harus ada, tetapi jangan terlalu berharap dengan yang tidak pasti. Terlalu banyak berharap, saking banyaknya gak ada satu pun yang didapat. Bersederhanalah dalam mengharap sesuatu yang tak pasti. Saya berhenti berharap pada yang tidak pasti karena saya berharap pada yang pasti. Beberapa hal memang harus dibiarkan berlalu... karena makin ditunggu, akan makin membuat hati menjadi pilu. Saat hati terlalu lelah berharap..., __menerima adalah pemberhentian yang paling melegakan.
Saya ga mau ngedumel, berkeluh kesah hingga marah-marah tak jelas di sosial media. Karena apa? Karena saya tau, bahwa harapan di pundak manusia rawan patah. Saya tau, bahwa rencana manusia juga bisa berubah. Itulah kenapa saya miliki rencana cadangan untuk diri sendiri. Yaa, kita tahulah. Janji manusia terkadang angin lalu, ha-ha. Tapi saya tidak berkeluh kesah apalagi marah-marah tidak jelas. Saya hanya menulis dan memilih menyebarkan hal baik serta menggenggam komitmen saya sendiri.Â
Perihal bersandar pada kekuatan sendiri, Siapapun, pantas diingatkan. Jangan banyak berharap. Biasa saja dan rileks. Jangan percaya terlalu banyak. Jangan mencintai terlalu banyak. Dalam hidup, jangan terlalu berharap pada sesuatu yang tak pasti. Karena untuk setiap kata 'hello' akan selalu berakhir dengan kata 'goodbye'. Makanya, jangan berharap terlalu banyak. Karena bila terlalu banyak pun akan melukai begitu banyak pula. Seperti makan pun jangan terlalu banyak, bisa jadi sakit atau tidak nyaman. Karena terlalu kekenyangan pun tidak baik. Apapun, Don't Expect Too Much Lah...!
Sekali lagi, "jangan terlalu banyak berharap" pada apapun, pada siapapun. Kecuali Allah, sebaik-baik tempat berharap. Karena manusia tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi esok, seperti apa di masa datang? Dan ingat, jangan pernah berharap segalanya akan mudah. Tapi berharaplah agar segalanya akan lebih baik. Terlalu berharap..., apalagi kepada manusia, __bisa jadi, ujungnya bakal kecewa. Terlalu berharap, sering ada pada manusia. Sehingga lupa pada proses. Untuk apa berharap. Bila semestinya yang dijalani adalah proses. Ikhtiar yang baik.Â