Kisah PNS Asyik Bertani Di Sebuah Kebun Mini Miliknya, KS Garden Kuansing Namanya. (Kebun Buah Yang Disinari Matahari, Sayuran Yang Berwarna Cerah, Mimpi Yang Dipanen, Keranjang Berlimpah, Usaha Yang Membuahkan Hasil, Akar Yang Bersemangat, Panen Manis, Dari Ladang Ke Meja Makan😅)
Ohiya, saya jarang galau berlebih sampai di beberapa postingan sosmed isinya quote tentang hal-hal yang menyesakkan. Kalau saya bersedih dan berlarut-larut dalam kekecewaan..., artinya saya menyiksa diri saya. Secara langsung, boleh kalian bilang saya belum bisa berdamai dengan diri sendiri. Â Tapi apa yang saya lakukan di saat perasaan saya sedang buruk? Intip ini!
Saya membiarkan diri sendiri menikmati kesedihan tersebut. Kenapa? Karena sering kali manusia tidak diperbolehkan menunjukkan bahwa dirinya sedang tidak baik-baik saja. Semisal kejadian yang menimpa saya mungkin menurut orang lain sepele akan tetapi, kadar toleransi nyeri orang berbeda-beda. Jadi ya harus tetap belajar validasi, menganggap bahwa perasaan sedih itu, __ya normal. Namanya hidup ada naik turunnya. Jangan pernah menyepelekan apa yang sedang dialami oleh orang lain. Menangis juga boleh. Kalo saya sedih, pasti saya nangis. Nyetir kendaraan sendirian aja, diromantisasi dengan lagu yang membuat makin sedih. Malah ikutan mellow. Ya it's ok, tidak ada masalah dengan itu. Nangis itu kenapa melegakan? Karena ya pada saat itu hormon endorfin dikeluarkan yang membuat toleransi kita terhadap nyeri menjadi tinggi, penghilang rasa sakit alami dan tentu juga membuat aktivitas saraf parasimpatik dimana hal tersebut bisa memulihkan tubuh dari trauma atau stress. Dan nangis pun ga harus perempuan. Laki-laki juga tidak apa-apa, wkwka. Tanpa membedakan gender, setiap manusia pasti punya sisi emosionalnya masing-masing. Berdoa & Ibadah. Ibadah paling nikmat itu kalo berdoa sambil nangiis. Serahkan aja semua kondisi kepada Sang Pemilik, di saat kita sudah ikhtiar melakukan yang terbaik. Karena Allah SWT sangat mencintai hambaNya yang berserah diri.Â
Terus saya ngobrol. Saya akan ngobrol apapun dan dengan siapapun, ternyata itu juga termasuk lho cara saya berdamai dengan diri sendiri. Orang lagi terpuruk itu sebenarnya hanya butuh kedua telinga yang bisa mendengarkan dengan bijak. Tidak menghakimi..., tidak menggurui, juga tidak menyudutkan. Ngobrollah sama orang-orang yang dipercaya. Dengan ngobrol, biasanya meskipun masalah tidak teratasi tapi akan sedikit lebih lega ketika kita membagi dengan orang lain.
Saya cari aktivitas yang menyenangkan.
Melakukan sesuatu yang membuat saya seneng..., semisal lakukan hobi yang udah lama ga dilakukan, entah itu membaca, menulis, mengambil fotografi, berkebun atau apa saja. Makan enak, juga oke. Asli, makan enak itu bisa bikin masalah reda meskipun hanya pada saat makan aja. Tapi makan enak itu release hormon serotonin lho, bikin happy. Jadi tidak masalah kalo semisal sekali-kali makan di luar budget apalagi kondisi lagi gak baik-baik aja. Tidak ada salahnya..., menyenangkan diri sendiri.Â
Saya buat beberapa plan kedepan, meskipun saya masih berada di kubangan kegelisahan, lalu fokus pada hal-hal tersebut. Positif thinking saja duluu. Be kind. The real kindness..., __not just pretending to be kind. Yang pasti, semua itu bergantung pada diri sendiri. Karena saat berada di fase kegelapan dalam diri sendiri, kata motivasi bahkan tidak akan memiliki efek yang berarti. Perubahan dilakukan dari dalam. "Tidak ada yang akan berhasil kecuali kau melakukannya".Â
Konsisten, meski akan ada mereka yang akan selalu menertawakan proses kita, tapi percayalah ketika kita hampir berhasil, __pasti mereka pula yang akan paling dulu bertanya, "caranya bagaimana?". Saya sudah pernah ngalamin, bahkan ada banyak sekali orang di dunia ini yang juga ngalamin. Makanya, "kita ga usah banyak bicaraa, tinggal bekerja..., berkarya, usaha. Nanti orang lain tinggal lihat.., hasilnya gimana?". Tenang. Proses berdamai dengan diri sendiri, bukanlah perjalanan yang mudah atau singkat. Ini membutuhkan kesadaran, penerimaan, dan praktek yang konsisten.
Saya berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Sehingga saya, memang ingin mempunyai kehidupan yang lebih baik. Jadi kalo ditanya "bagaimana kalo gagal?", ya saya jawab aja, "bagaimana kalo berhasil?". Toh, saya memang ingin berkembang menjadi seperti apa yang pikirkan, tetapi jika saya telah berusaha dengan semaksimal mungkin namun hasil yang didapat tidak sesuai yang ditargetkan maka saya harus menerimanya dan tidak terlarut dengan kekecewaan terhadap keadaan. Karena saya sadar, bahwa kecewa adalah bagian dari hidup. Sebagai manusia biasa, saya tidak mungkin terhindar dari rasa sedih dan kecewa. Bahkan orang yang sukses dan bahagiapun, pasti pernah merasakan perasaan-perasaan itu. Saya hadapi perasaan tersebut dengan tegar..., dan saya terima perasaan itu dengan baik. You know? Saat mengalami kegagalan, saya hadapi dengan tegar dan nerima setiap perasaan buruk itu ada. Lalu, saya sadari bahwa kegagalan tidak hanya menimpa diri saya saja, tetapi orang lain juga pasti mengalaminya. Hal-hal tersebutlah yang membuat saya lebih mudah untuk bangkit dari kegagalan dan berdamai dengan diri sendiri.
Saya juga tidak pernah membandingkan diri perihal kesuksesan dengan orang lain. Saya kira saya sudah menjadi diri saya sendiri, hehe he. Sehingga saya tidak perlu melakukan itu. Dan tampaknya segala kesuksesan yang terlihat dan di bagikan di sosial media, itu hanya sebatas bumbu hiburan. Karena kita tidak pernah tau kesulitannya seperti apa selain kita sama-sama tau bahwa sosial media adalah tempat yang empuk untuk dijadikan ajang pamer walau itu terkesan memaksa. Tapi saya tidak seperti itu. Karena saya tau, tidak semua kebahagiaan harus di ungkapkan dan tidak semua orang harus tau itu. Selain cukup untuk di rasakan.
*Kalo ditanya, apakah sebelumnya kamu adalah orang yang kerapkali menyalahkan diri sendiri atas semua yang terjadi kepada hidup kamu?*
Tidak. Hehe. Ini maksudnya apasi? Nanya sendiri di jawab sendiri. Buat apa..., nyalahin diri sendiri? Bukankah ketika kita berdamai dengan diri sendiri..., kita bisa menerima baik buruknya diri kita? "Ya udah". Kita akan menemukan kedamaian batin, saat kita sudah berdamai dengan diri sendiri. Kayak yang baru saya alami, beberapa quote ada yang sangat membantu saya dalam melewati fase terburuk dalam hidup, tapi saya lebih percaya bahwa Tuhan punya skenario yang tidak kita tau dan selalu berharap semoga akan indah pada waktunya. Bukan tak pernah pula saya hadapi guncangan terbesar dalam hidup, Ibarat "pergi tak bisa bertahan pun tak mampu", seperti yang sering di status kan orang-orang galau itu. Semua orang merasakannya..., bukan cuma kamu. Semesta bukan pilih kasih. Bumi berputar bukan hanya untuk kita. Semua orang akan merasakan kuq, hal terburuk dalam hidupnya. Hanya saja, ada cara yang saya lakukan yaitu menjalaninya saja. Ya, "Hanya Menjalani". Ketika lelah saya akan istirahat, ha habis itu jalan lagi. Ketika haus saya akan minum, kemudian jalan lagi. Ini memang bukan perkara mudah dan tidak pernah menjadi mudah, tapi saya yakin bukan berarti saya tidak mampu melewatinya.