KS Story
KS Story Petani

Kisah PNS Asyik Bertani Di Sebuah Kebun Mini Miliknya, KS Garden Kuansing Namanya. (Kebun Buah Yang Disinari Matahari, Sayuran Yang Berwarna Cerah, Mimpi Yang Dipanen, Keranjang Berlimpah, Usaha Yang Membuahkan Hasil, Akar Yang Bersemangat, Panen Manis, Dari Ladang Ke Meja Makan😅)

Selanjutnya

Tutup

Video

Pejuang Mimpi Episode 84 Lebih Mulia Mana, Sukses Atau Bahagia?

16 Mei 2025   19:04 Diperbarui: 16 Mei 2025   20:50 86 1 0

Mari kita bedah banyak hal tentang defenisi sukses, yang bagi banyak orang berkonotasi pencapaian materi. Namun, disini saya hanya ingin menegaskan tentang pemahaman-pemahaman yang lebih substantif. Arti penting mendefinisikan sukses kita sendiri terelaborasi dalam episode ini. 

Secara umum, defenisi sukses itu hanya bicara soal kekayaan. Berapa uang yang dimiliki..., seberapa mewah rumah kita..., seberapa banyak mobil kita..., seberapa luas kebun kita..., berapa banyak gelar kita..., dan seberapa luas pergaulan kita. Jadi secara tidak sengaja tertanam dalam alam bawah sadar kita, bahwa horangkaya itu orang yang sukses. Dan orang sukses itu, pastilah bahagia, ya kan? Ha-ha-ha, parameternya sangat bias. 

Apakah orang tua kamu tidak pernah menjelaskan bagaimana sukses yang sebenarnya? Pernah dimasa kecil, sepulang sekolah saya bertanya pada Ayah. "Ayah, disekolah tadi orang berbicara bahwa orang yang sukses itu orang yang pintar. Pintar itu apa? Pas saya tanya, ibu guru matematika jawab, pintar itu jago matematika!". Kata Ayah definisi tersebut makin kacau, karena ayah justru berkebalikan dengan itu. Hehehe, bagaimana kalau kita membuat definisi sukses baru?, kata Ayah waktu itu.

Saya membuat defenisi sukses baru versi saya sendiri. Sejak kecil, saya ingin bisa jalan, ingin lulus kuliah, ingin dapat menulis. Itu semua cita-cita. Jadi, jika kita berhasil dengan cita-cita, apa itu berarti sukses? Hehe. Itu berarti sukses. Cuma karena sering terjadi, orang tidak lagi menganggap itu sukses. Itulah sebabnya saya setuju sukses bukanlah hal besar, bukan destinasi. Success is a journey not destination. Bagi saya, seharusnya defenisi itu dipahami dengan cara yang berbeda. Artinya, kalau sukses itu merupakan sebuah perjalanan bukan tujuan, sukses itu berulang, kan? Sukses adalah proses yang boleh dikatakan no big deal. Kita tidak perlu tereak-tereak atau euforia terhadap satu kesuksesan. Apakah kamu setuju dengan itu?

Saya ingin mengatakan bahwa nilai-nilai kesuksesan itu merupakan sesuatu yang bersifat sangat personal. Ini sepertinya menjadi ajakan kepada banyak orang supaya berani melepaskan dari belenggu-belenggu defenisi kesuksesan yang datangnya bukan dari dalam diri sendiri. Sukses adalah hal yang berulang. Sukses pun bersifat unik. Ukuran sukses kita tidak dapat distandarkan. Tetapi dunia mencoba menstansdarkan itu dengan parameter yang naif. 

Ya, itu tadi. Mereka dikatakan sukses kalau sudah memenuhi standar-standar kesuksesan yang hidup dalam masyarakat. Saya tidak tahu dari mana asal usul konsensus yang tidak bertanggung jawab ini. Misalnya, dikatakan sukses kalau berumah tangga dan beranak dua, perempuan dan laki-laki. Mapan, bermobil, rumah bagus, punya usaha sendiri, punya istri cantik dan mertua kayaraya. Ha-ha-ha, darimana defenisi ini? Dari televisi. Bukan itu maksud saya defenisi sukses tu. Itu hanya penampakan luar. Itu defenisi-defenisi sukses yang masuk ke alam bawah sadar kita. 

Ya, bahkan defenisi sukses selalu direfleksikan dengan uang. Misalnya, jabatan atau posisi dan terkenal diidentikkan dengan memiliki banyak uang. Ujung-ujungnya sukses itu uang, walau dengan berbagai wajah. Itulah yang hidup dan berkembang di masyarakat. Itu pula yang menyebabkan dunia berpacu sedemikian rupa dengan efek global warming. Sebenarnya, bukan itu yang dicari manusia. Tetapi yang lebih parah, sukses seperti itu sangat membebani manusia. 

Mungkin itu merupakan satu tahapan sukses yang paling mudah dipahami orang. Sementara sukses yang saya maksud tampaknya lebih substantif. Dalam proses menjalani kehidupan dan mengejar cita-cita, kita bisa merasa happy, yang akan diikuti oleh keberhasilan finansial. Misalnya, saya sudah menikmati hidup berdasarkan potensi atau bakat yang diberikan Tuhan, maka orang-orang yakin saya akan hidup bahagia. Tetapi gini yaa..., selama kita punya cita-cita, kita berproses disana, kita bahagia, kita sukses. 

Ini ada lagi contoh yang paling mudah adalah senyum. Orang sukses secara materi tapi jarang senyum, apa ia orang yang bahagia? Saya sering bertemu dengan orang sukses secara pencapaian materi, tapi kerut keningnya sebelas ahaha. Padahal ya, kalau hati kita ingin happy, suasana hati juga pasti terpengaruh. Ini seperti hukum timbal balik. Banyak lagi yang dapat dieksplorasi dari hukum ini. Tetapi sering kali orang hanya melihat ke satu arah. 

*Mulia mana, sukses atau bahagia?* Kayaknya lebih mulia orang bahagia yaa. Why? Karena kan, orang sukses belum tentu bahagia..., orang bahagia sudah pasti sukses. Dari senyum saja saya bisa belajar, bahwa supaya saya sehat dari dalam..., saya mencoba dalam sehari tersenyum kepada lima orang. Karena saya bisa tersenyum..., orang merasa saya pasti bahagia di dalam. Kalau sedang bad mood, saya coba pakai baju terbaik. Orang yang melihat saya pasti merasakan suasana lebih enak di dalam hati. Kalau ada yang membantah, "Oh, bukan! Saya happy maka saya pakai baju terbaik!". Saya akan mengajaknya berpikir secara terbalik. Jika lagi tidak happy, kenapa tidak mencoba memakai baju terbaik supaya perasaan jadi lebih baik? Kalau kita jeli mengeksplorasi ini, hasilnya akan luar biasa. Itu dapat didayagunakan.

Definisi kesuksesan saya lebih menekankan arti kebahagiaan di dalam. Maka, sejatinya orang lebih mengejar kebahagiaan dari kesuksesan. Karena alam bawah sadar orang selalu berpikir kalau ia sukses, otomatis ia akan bahagia. Jadi, ini statement yang sangat jelas. Dibalik kesuksesan terdapat kebahagiaan. Bagi saya, kenapa orang tidak langsung saja berfokus mengejar kebahagiaan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4