Anwar Effendi
Anwar Effendi Jurnalis

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Video

Anak-anak Nekat Bermain Bola di Tengah Jalan

29 Mei 2020   14:48 Diperbarui: 29 Mei 2020   14:53 379 17 3


Musim liburan sekolah diperpanjang. Anak-anak juga mungkin sudah lupa untuk belajar. Terutama anak usia sekolah dasar, sekarang sudah asyik dengan kegiatan bermain.

Cuma permainan anak laki-laki dan perempuan agak beda. Mungkin anak perempun masih bisa bermain di dalam rumah atau tidak jauh dari halaman. Beda dengan anak laki-laki. Cenderung bebas maunya keluar rumah saja. Bisa naik naik sepeda keliling perumahan. Atau mengajak teman-temannya bermain bola.

Masalahnya, kalau anak laki-laki tinggal di perkampungan tidak jadi soal kalau mau main bola. Masih banyak lokasi yang bisa dijadikan lapangan. Nah yang tinggal di perkotaan, agak sulit memang cari lapangan yang dekat di permukiman.

Ini juga yang terjadi pada anak-anak yang keluarganya tinggal di wilayah Pangarang Kota Bandung. Permukiman penduduk yang berlokasi di tengah/pusat Bandung itu dikenal cukup padat. Untuk mencari lapangan sebagai tempat main bola agak susah.

Dulu, anak-anak yang tinggal di sana, kalau sekadar mau nendang-nendang bola saja, harus pergi dulu ke alun-alun Kota Bandung yang bersebelahan dengan Masjid Raya Bandung. Cuma di masa pandemi covid-19, area alun-alun ditutup. Lokasi itu terlarang bagi kunjungan semua orang.

Libur masih panjang, minat main bola makin tinggi namun terbentur dengan lahan yang terbatas. Akhirnya anak-anak dari Pangarang mengambil inisiatif dengan bermain bola di tengah jalan. Hah nekat benar? Betul mereka bermain bola di tengah Jalan Asia Afrika, yang menjadi urat nadinya Kota Bandung.

tangkapan layar
tangkapan layar

Mereka bermain bola di tengah jalan memang sudah penuh dengan pertimbangan. Selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diperpanjang, Jalan Asia Asfrika memang ditutup total. Semua kendaraan tidak diperkenankan melewati jalan tersebut.

Keruan saja, jalan yang sehari-harinya sering macet itu jadi lengang. Kondisi itulah yang dimanfaatkan anak-anak untuk bermain bola di tengah Jalan Asia Afrika. Mereka seolah menemukan dunia baru, dengan bebas bermain bola tanpa batasan waktu.

Walau bermain di tengah jalan, mereka tidak perlu khawatir akan tertabrak kendaraan. Anak-anak yang terbagi menjadi dua tim itu, asyik berebut bola untuk melakukan serangan ke daerah lawan. Kalau terjadi gol, terdengar sorak sorai kegirangan.

Menjadi pemain bola yang top, memang menjadi idaman sejumlah anak laki-laki. Apalagi mereka di Kota Bandung punya tim kebanggaan tersendri. Rata-rata anak yang bermain bola itu, bercita-cita bisa bermain di tim Persib. Mereka ingin meneruskan kejayaan para bintang dari generasi Adjat Sudrajat, Yaris Riyadi, Atep Rizal, hingga Febri Hariyadi.

Mereka juga merindukan tim kebanggaannya, Persib Bandung kembali bersinar di kasta tertinggi kompetisi sepak bola Indonesia. Belakangan Persib Bandung memang kalah bersaing dengan tim-tim elit lainnya di Liga Indonesia.

Semoga kelak, dari anak-anak yang bermain sepak bola di jalanan itu ada yang muncul menjadi bintang Persib Bandung. Jika melihat semangatnya bermain bola dari mereka, hobi mereka memang perlu difasilitasi. Harus ada fasilias umum yang bisa menampung mereka bermain bola. Karena tidak akan selamanya mereka bisa bermain bola di tengah Jalan Asia Afrika. (Anwar Effendi)***