Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Penulis

Mantan jurnalis; videografer Media Asing New Tang Dinasty Television (NTDTV). Blogger lifestyle, suka menulis isu lingkungan, seni budaya, traveling, kuliner dan fiksi. Kompasiana Next Top Content Creator 2024 || Peraih Brst in Fiction Kompasiana 2014. Tinggal di Bogor. IG @rachmatpy Tiktok @rachmat_py

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Memetik Manfaat dari Serunya Diskusi, Bedah & Baca Novel "(Bukan) Pasaran Terakhir"

9 Desember 2024   03:56 Diperbarui: 9 Desember 2024   06:27 372 17 7


Dari ketinggian lantai 14 pada Jumat, 6 Desember 2024 lalu, novel berjudul "[Bukan] Pasaran Terakhir," karya Yon Bayu Wahyon dibacakan di hadapan 28 peminat literasi yang hadir.

Suara 6 orang pembaca acara Baca dan Bedah Novel "[Bukan] Pasaran Terakhir" secara bergantian itu, memecah kesunyian aula Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) yang berada di Gedung Ali Sadikin, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat itu.

Piet Yuliakhansa, Rissa Churria, Ical Vrigar, Fenny Bungsu, Udi Utama, dan Dyah Kencono Puspito Dewi, masing-masing membacakan satu bagian novel dengan tokoh mantan aktivis pergerakan yang bernuansa sosial politik dengan aroma asmara itu.  

Selepas baca novel, berlanjut ke acara bedah novel. Beragam apresiasi dan kritik silih berganti. Tentu sesuai dengan sudut pandang dan pemahaman masing-masing peserta yang makin memperkaya materi novel. 

Sekitar sepekan sebelumnya, Yon Bayu membuka diri untuk kritikan atas novelnya itu. Ada 12 tulisan kritik atas novel itu yang diunggah di berbagai platform seperti media social, media online, medsos serta Kompasiana.

Tulisan kritikku ada di tulisan ini: "Novel (Bukan) Pasaran Terakhir, Patah Arang Sang Demonstran?"

Foto Bersama Sebagian peserta. Dok Pojok TIM 
Foto Bersama Sebagian peserta. Dok Pojok TIM 
Suasana diskusi itu berjalan mengalir hingga jelang sore mendekati waktu tutup aula tempat acara.

Forum acara seperti ini memiliki manfaat penting. Setidaknya bisa menjadi ajang dan ruang belajar tentang literasi khususnya novel. Selain itu bisa menjadi ruang untuk merawat semangat menulis fiksi.

Bagi teman-teman yang ingin mengetahui suasana bedah novelnya, silakan tonton videonya ya.

Selamat untuk Om Yon atas karya novelnya. Salam literasi.

@rachmatpy