Sepucuk Surat untuk Bapak Nadiem Makarim
Assalamualaikum Pak Menteri,
Nama saya Nufaysah biasa dipanggil Ufa. Saya siswa kelas 5 salah satu sekolah dasar di Sydney Australia. Saya baru sekira lima bulan ini pindah sekolah. Di Indonesia saya bersekolah di SD swasta di Sukoharjo, Jawa Tengah. Mungkin sampai saat ini saya masih tercatat sebagai siswa disana. Karena kepindahan saya ini hanya bersifat sementara dan insya Allah akan kembali belajar lagi di tanah air.
Pak Menteri.
Membaca pengumuman "Lomba Menulis Surat untuk Mendikbud" saya tertarik sekali untuk mengikutinya. Sayang lomba tersebut hanya diperuntukkan siswa SD di wilayah Republik Indonesia. Namun hal itu tidak menyurutkan saya untuk tetap mengabarkan ke beberapa teman, yang memang masih berhubungan baik hingga sekarang. Termasuk saya memberanikan diri menuliskan surat ini, meski tidak untuk kepentingan lomba tersebut.
Begitu pula ayahku. Mungkin ia menjadi salah satu yang paling bersemangat mendengar berita ini. Untuk Pak Menteri ketahui, ayahku adalah seorang yang sudah cukup lama berkecimpung di dunia pendidikan. Pernah mengajar di berbagai jenjang, mulai SD, SMP, SMA, Paket C, Bimbingan Belajar, hingga ke jenjang pendidikan tinggi. Dan kini beliau tertarik untuk menyelami pendidikan anak usia dini.
Beliau seorang yang kritis menurutku. Tapi entah mengapa, tak muncul kritik beliau untuk kementerian pendidikan semenjak Bapak pimpin, atau mungkin belum.
Beliau nampak mengiyakan saja, atau bahkan sangat setuju untuk seluruh ide inovasi yang sempat mengemuka. Pemindahan pembelajaran bahasa Inggris dari jenjang SMP ke SD, itu salah satu contohnya.
Belum lagi penyederhanaan mapel SMP & SMA, pembelajaran teknologi digital di SMA dan fokus kejuruan di SMK. Termasuk penghapusan UN, ayahku mengikuti seluruh informasi dengan penuh antusias.
Pak Menteri.
Saya sudah mencoba menyebarkan informasi perihal surat untuk mendikbud ini. Beberapa teman nampak berminat. Sementara yang lainnya hanya sebatas ingin berbagi keluh kesah saja. Dan akhirnya berujung saling mencurahkan isi hati.
Ada di antara mereka yang cukup menikmati kebersamaan ini. Belajar di rumah bersama keluarga. Namun tidak sedikit pula yang menyuarakan kebosanan. Mereka rindu perjumpaan fisik dengan teman-teman dan bapak ibu guru seperti sedia kala. Sudah dua bulan sekolah diliburkan. Dan entah sampai berapa lama lagi.
Pak Menteri yang saya hormati.
Saya sedikit banyak bisa merasakan suara hati teman-teman di tanah air. Karena begitu pulalah keadaan saya disini. Wabah pandemi ini memang seakan menyadarkan kami para siswa, tentang betapa berharganya sekolah. Dan betapa kami sangat merindukan interaksi di dalamnya.
Tegur sapa hangat Bapak Ibu guru di pagi hari. Raut kewalahan mereka menjelang tengah hari. Dan lelah mereka di sore hari. Banyak hal yang kami lewatkan ternyata, tidak kami sadari selama ini.
Pak Menteri.
Saya tahu wabah ini di luar kuasa Bapak. Saya pun memahami bahwa keselamatan dan kesehatan seluruh warga sekolah mesti diutamakan. Saat ini, saya hanya bisa berdoa supaya wabah ini segera berlalu dan kehidupan bisa kembali normal seperti sebelumnya.
Kalau boleh saya berpesan sebagai penutup. Tolong Bapak bisa betul-betul menjaga sekolah kami, menjaga guru-guru kami dan juga seluruh tenaga pendidikan. Sehingga kami bisa belajar di rumah dengan tenang. Dan satu saat kami diperkenankan masuk sekolah lagi, entah kapan itu, kami bisa mendapati sekolah kami yang dulu lagi, tak berkurang secuilpun.
Dan di saat itu, giliran kami yang akan menjaga kuat-kuat sekolah kami. Puji syukur pada Sang Kuasa yang telah memberi pelajaran yang begitu berharga ini. Menyadarkan kami akan pentingnya SEKOLAH. Yang tidak akan pernah kami sia-siakan lagi, mulai saat ini juga.
Yaa Robb Yaa Tuhan kami, berilah kami petunjuk dan kekuatan untuk bisa melewati cobaan yang Engkau berikan ini. Kami memohon hanya kepada-Mu Yaa Allah, karena hanya Engkaulah yang berkuasa atas segala sesuatu. Kabulkanlah permohonan kami. Amiin Yaa Robbal Alamiin.
Kepada Bapak Menteri, terimakasih, tetap semangat dan semoga sehat selalu. Semoga Yang Maha Kuasa memberi petunjuk dan meridloi segala langkah yang Bapak tempuh.
Carlingford, 13 Mei 2020
Salam Hormat,