Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Penulis

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Video

Akhir Cerita Tragis Roro Jonggrang: Pentas Sendratari di Prambanan

23 Mei 2024   13:17 Diperbarui: 23 Mei 2024   13:35 756 7 4

Pemanfaatan fokus lampu sorot sangat mendukung cerita. Ada lampu khusus yang menyorot Roro Jonggrang dan ada lampu sorot khusus yang membidik Bandung ketika membunuh ayah Jonggrang.

Kemudian, Bandung mendekati Jonggrang untuk mempersuntingnya. Pada awalnya, Jonggrang menolak. Selanjutnya ,Jonggrang bersedia dijadikan istri asalkan Bandung mampu membuat seribu buah candi dalam waktu satu malam.

Bandung pun menyanggupi permintaan Jonggrang. Adegan tersebut dapat disaksikan pada cuplikan sendratari berikut ini.  

Cerita terus bergulir dengan selingan kocak dari para penari lain. Ada momen para penari mengajak penonton untuk ikut bersama-sama berjoget di atas pentas.

Pada momen lain, ada penampilan para jin yang membantu Bandung untuk membuat candi tersebut. Anak-anak dari yang bertubuh sangat kurus hingga yang berbadan gemuk ditampilkan dengan kocak.

Pada akhir cerita digambarkan suasana tengah malam. Jonggrang telah meminta prajuritnya untuk membakar jerami pada tengah malam. Api yang berkobar-kobar digambarkan seolah-olah suasana sudah menjelang pagi.

Para jin tentu tidak dapat bekerja pada suasana yang terang. Mereka  pun berlarian karena takut "kepanasan". Sementara itu, para wanita, anak buah Jonggrang, diminta untuk membunyikan alat penumbuk padi. Hal itu dimaksudkan untuk menggambarkan bahwa suasana benar-benar sudah menjelang pagi hari. Pada zaman dahulu para wanita desa menumbuk padi pada pagi hari.

Roro Jonggrang segera menemui Bandung bahwa waktu pengerjaan candi sudah habis dan setelah dihitung, jumlah candi kurang satu.

Atas laporan Jonggrang itu, Bandumg sangat marah. Untuk meluapkan amarahnya, Bandung mengutuk Jonggrang untuk menjadi arca (candi) ke seribu untuk menggenapi jumlah yang kurang satu tersebut.

Saat kutukan itu diucapkan, para penari mengangkat tubuh Jonggrang sehingga ia tampak lebih tinggi daripada penari lain. Ia seolah-olah sudah berubah menjadi arca (candi) ke-1.000.   


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3