Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.
Pengalaman Pertama Makan di Restoran: Meracik Sendiri Hidangan
Tidak kenal maka tidak sayang. Tidak mau mencoba berarti tidak akan pernah punya pengalaman. Pada hari Jumat (4/4/25) kami pergi ke restoran untuk makan siang.
Pulang dari masjid Nurul Yaqin di Bandar Lampung, anak pertama kami mengajak makan siang di luar. Semua ikut. Istri tercinta, menantu, dan dua cucu berada dalam satu mobil dengan driver anak pertama kami tersebut.
Hari kelima lebaran 2025. Jalanan di Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung cukup padat. Lokasi yang kami tuju tidak terlalu jauh tetapi ternyata penuh manusia. Tempat parkir penuh. Anak pertama saya baru dapat tempat parkir pada lantai paling atas dari pusat perbelanjaan yang kami kunjungi. Banyak orang rupanya ingin menikmati suasana lebaran hari kelima di tempat keramaian.
Beberapa restoran penuh. Menantu kami menanyakan kepada karyawan di sebuah restoran, antrean masih banyak katanya. Mau tidak mau kami harus mencari restoran lain yang diperkirakan belum penuh pengunjungnya.
Saya hanya menurut saja diajak ke mana pergi. Saya hanya berpesan, kalau masuk warung makan harus ada disediakan nasi. Itu saja pesan saya. sebagai orang Indonesia, belum makan rasanya kalau belum ada nasi disantap.
Restoran Masakan Jepang
Sebuah restoran masakan Jepang akhirnya yang dipilih menantu dan anak pertama kami. Pengunjung tampak penuh dalam restoran tersebut. Kami harus menunggu beberapa menit untuk mendapatkan meja dan tempat duduk.
Rupanya setelah ada pengunjung yang keluar, kami baru bisa masuk. Tempat duduk terasa cukup nyaman. Suasana ruangan juga enak. Suhu ruangan terasa sejuk.
Daftar menu makanan disodorkan. Saya melihat-lihat foto makanan yang mayoritas tidak begitu saya kenali. Setelah melihat menu bagian minuman, barulah saya cari minuman ala Indonesia yaitu teh manis panas.
Untuk pilihan menu makanan saya serahkan kepada anak dan menantu yang lebih mengetahui selera kami. Intinya ada nasi yang dipesan. Hidangan lain terserah.
Ternyata hidangan serba mi yang disediakan restoran ala Jepang tersebut. Untuk menikmati hidangan kami harus meracik sendiri pernak-pernik yang dipilih.
Mula-mula disajikan panci berisi kuah. Panci itu diletakkan di tengah-tengah meja berkaca. Di bawah kaca itu berupa kompor elektrik. Kami harus menunggu beberapa menit hingga kuah mendidih.
Selanjutnya, satu demi satu pernak-pernik dimasukkan ke dalam panci. Beberapa di antaranya cukup saya kenali, yaitu tahu putih dan sayuran seperti sawi putih.
Menantu, istri tercinta, dan anak pertama kami turut menyiapkan pernaik-pernik yang sudah ada di atas meja. Saya mengamati sambil merekam proses meracik masakan itu.
Selamat menyaksikan video pendek yang disertakan dalam tulisan sederhana ini.
Penajam Paser Utara, 15 April 2025