Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Penulis

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Video

Membuat Hati Orang Tua Senang Tidak Harus dengan Biaya Mahal, Contohnya Apa?

8 Mei 2025   19:31 Diperbarui: 8 Mei 2025   19:31 348 10 8

Membuat Hati Orang Tua Senang Tidak Harus dengan Biaya Mahal, Contohnya Apa?

Orang tua yang sudah pensiun kerja tentu lebih banyak tinggal di rumah. Aktivitas dan keinginannya sangat jauh berkurang. Orang tua yang memiliki banyak anak tentu mempunyai banyak pilihan, mau tinggal di rumah siapa, atau mau bertemu siapa, tinggal memanggil saja (menelepon).

Cara membuat hati orang tua bahagia (dokpri)
Cara membuat hati orang tua bahagia (dokpri)

Itu teorinya. Orang tua yang sudah merasa membesarkan anak-anaknya mempunyai hak untuk bertemu anak dan tentu saja cucu-cucunya. Namun, bagaimana fakta di lapangan? Ada anak yang tidak mau tinggal bersama orang tuanya. Ada anak yang sengaja menjauhkan diri dari orang tuanya. Ada pula anak yang menitipkan buah hatinya kepada kakek/neneknya dengan alasan tidak mau buah hatinya diurus oleh baby sitter, takut salah asuh. 

Meskipun demikian, tidak sedikit orang tua yang merasa sangat disayangi oleh anak-anaknya. Ia dijemput, diajak pergi makan-makan, bahkan diajak ke tempat rekreasi.

Anak-anak yang sudah berkeluarga tentu mempunyai kehidupan sendiri. Ada pasangan hidup dan tentu keturunannya. Anak yang berbakti pada orang tua pasti akan selalu ingat orang tua yang telah membesarkan dan membiayai pendidikannya sehingga dapat menjadi "orang".

Pengalaman Membuat Senang Orang Tua

Saya mempunyai saudara tujuh orang (saat ini, sudah ada dua yang meninggal dunia). Ibu kandung kami masih hidup hingga tulisan ini ditulis. Usianya tentu sudah lebih dari delapan puluh lima tahun karena saya sebagai anak keempat sudah berumur enam puluh satu tahun lebih beberapa bulan.

Kami bersaudara selalu berupaya membuat ibunda kami selalu merasa senang dan diperhatikan. Untuk itu, di antara kami sering menanyakan, apa keinginan ibunda.

Jika ibunda kami tidak mengatakan apa pun, kamilah yang menawarkan sesuatu yang kemungkinan disetujui, misalnya mengajak jalan-jalan ke tempat yang kami sukai bersama.

Cara tersebut biasanya cukup manjur. Jika banyak anggota keluarga (keluarga besar Sastro Martoyo) dilibatkan atau diikutkan dalam acara jalan-jalan bersama, biasanya ibunda kami dengan suka cita akan menyetujuinya.

Berhubung cukup banyak anak, menantu, cucu, dan cicit, biasanya kami akan mencari sarana transportasi yang murah meriah. Pada pertengahan tahun 2024, kami sempat jalan-jalan bersama ke waduk Rowo Jombor di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Ibunda kami tampak cukup gembira.

Dalam cuplikan video yang disertakan dalam tulisan ini, tampak ibunda kami sedang diturunkan dari kapal kayu yang telah membawa kami berkeliling waduk Rowo Jombor sambil makan-makan dan bernyanyi-nyanyi.

Saudara-saudara saya dan keponakan tampak membantu menurunkan kursi roda yang diduduki ibunda ke luar kapal. Sebagai anak keempat dan sudah tidak kuat angkat-angkat, saya cukup merekam tahap demi tahap proses menurunkan (membawa) kursi roda yang diduduki ibunda kami ke jalan raya.

Sementara itu armada sepur mini atau odong-odong sudah siap untuk melanjutkan perjalanan berikutnya.

Penajam Paser Utara, 8 Mei 2025

 

   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2