Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.
Suasana Car Free Night di Jalan Pemuda kabupaten Klaten, Jawa Tengah
Pengalaman pertama menikmati suasana CFN (Car Free Night) di Jalan Pemuda Klaten. Saya berangkat bersama adik Tarti untuk merasakan suasana CFN selepas maghrib. Jalanan cukup ramai menuju Jalan Pemuda pada hari Sabtu (23/8/25).
Adik Tarti menitipkan sepeda di depan toko Italy, dekat toko Laris Klaten. Petugas jaga sepeda motor atau lebih dikenal dengan jukir (juru parkir) mengingatkan kepada kami bahwa pukul 20.30 WIB penjagaan selesai. Pas toko akan tutup, jukir tidak bertugas lagi.
"Bayar sekarang?" tanya adik Tarti menanggapi informasi itu.
"Nanti saja!" jawab jukir dengan ramah.
Kami pun segera berpindah menuju jalur jalan raya di bagian tengah. Jalan beraspal yang biasa digunakan untuk pengendara mobil dan sepeda motor, pada malam itu dibebaskan. Artinya, hanya pejalan kaki dan pengendara kendaraan nonmesin yang boleh lewat.
Kami berjalan kaki hingga mendekati Klatos. Kemudian berbalik arah menuju Alun-Alun Klaten. Kami ingin melihat-lihat persiapan acara pentas musik di Alun-Alun yang konon menghadirkan Tipe-Ex.
Saat itu waktu isya baru saja tiba. Acara pentas musik belum dimulai. Namun, pengunjung sudah ada yang duduk-duduk di atas tanah lapang depan panggung pertunjukan.
Beberapa saat kami ikut duduk sambil mengamati orang-orang yang lalu lalang. Para pedagang asongan tampak mondar-mandir mencari pembeli. Sebagian penonton ada yang membeli dagangan mereka.
Pada pukul 20.00 WIB lewat beberapa detik, saya mengajak adik Tarti untuk meninggalkan Alun-Alun. Penonton semakin padat. Acara musik pembuka sudah dimulai saat itu.
Saya teringat kata-kata jukir di depan Toko Italy. Penjagaan sepeda motor hanya sampai pukul 20.30 WIB. Saya tidak ingin kesempatan jukir untuk mendapatkan rezeki terkurangi.
Semakin Malam Semakin Padat
Ternyata keluar dari kerumuman tidak mudah. Kami harus mencari celah yang dapat dilewati. Rupanya ada jalan di sisi Alun-Alun. Kami segera melewati jalan itu.
Beberapa meter kemudian, kami sudah berada kembali di Jalan Pemuda, jalan raya yang digunakan untuk pejalan kaki dan pedagang. Kami perlu berhati-hati saat berjalan karena pengunjung semakin ramai.
Ternyata semakin malam pengunjung yang berada di Jalan Pemuda semakin ramai. Padahal, sudah banyak pengunjung yang memadati Alun-Alun untuk menyaksikan pentas musik.
Rupanya pada malam Minggu itu banyak masyarakat Kabupaten Klaten dan sekitarnya yang ingin meramaikan acara HUT ke-221 Kabupaten Klaten sekaligus perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia.
Banyak tontonan yang kami saksikan dalam CFN itu. Ada dua pocong dengan pakaian putih lusuh yang kami temui. Ada pemusik angklung dan yang lain.
Para pedagang tampak sibuk melayani pembeli. Umumnya pedagang makanan yang diserbu pengunjung. Makanan hangat hingga makanan dingin ada pembelinya.
Kami berjalan kaki tidak terlaluu lama sudah tiba di tempat parkir sepeda motor di depan toko Italy. Adik Tarti segera memberikan uang parkir kepada jukir yang masih sigap memindahkan sepeda motor keluar dari deretan kendaraan yang diparkir.
Ditulis di Klaten, 24 Agustus 2025