Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.
Hotel Budget 200-an Ribu di Yogya Dekat Malioboro Fasilitas Cukup Lengkap
Kita harus berhati-hati saat membaca iklan hotel di Yogyakarta. Jangan pernah percaya dengan kata-kata dalam iklan atau selebaran. Kita perlu cek dan ricek sebelum memutuskan tempat menginap di Yogyakarta.
Kata Malioboro memang sudah menjadi ikon Kota Yogyakarta. Banyak tempat menggunakan kata Malioboro, termasuk tempat menginap atau hotel.
Pada tanggal 29 Agustus 2025 saya iseng-iseng mencari tempat menginap di Yogyakarta yang dekat dengan kawasan Jalan Malioboro. Ada beberapa alternatif yang ditunjukkan oleh aplikasi.
Ada pula artikel yang membahas tempat menginap dengan budget 200-an ribu. Saya pun tertarik dengan sebuah hotel bintang satu yang tampaknya cukup bagus.
Dalam aplikasi tercantum bahwa kamar yang saya inginkan tinggal satu. Tanpa berpikir terlalu lama, saya segera memesan kamar yang saya inginkan. Tentu saja, saya sudah melihat-lihat tampilan foto kamar tersebut, termasuk mencermati fasilitas yang disediakan.
Berapa tarif hotel satu malam? Dalam aplikasi tertera di bawah dua ratus ribu rupiah. Setelah ditambah pajak dan biaya lain-lain, akhirnya menjadi Rp 217.279 (dua ratus tujuh belas ribu dua ratus tujuh puluh sembilan rupiah). Tidak mencapai dua ratus dua puluh ribu rupiah.
Pembayaran pun segera saya lakukan secara virtual. Kebetulan saya memiliki e-banking yang bekerja cukup cepat dan jarang sekali terhambat.
Tiba di Hotel Disambut Ramah
Harga atau tarif murah bukan berarti minim pelayanan. Saat saya tiba di lobi hotel yang minimalis, pegawai hotel menyambut dengan ramah. Sama seperti di hotel pada umumya, kartu identitas diminta untuk diverifikasi.
Sambil menunggu proses penyiapan kamar dan penyelesaian administrasi, saya dipersilakan duduk. Nah, pada saat saya baru saja duduk, tiba-tiba ada pegawai hotel lain yang menyodorkan satu bungkus es krim dan satu bungkus bakpia isi dua.
Saya sempat terperanjat. Hotel dengan biaya relatif murah, masih juga memberikan fasilitas minuman selamat datang. Saya tidak sempat menikmati di lobi. Es krim dan bakpia saya makan di kamar.
Sebelum saya dipersilakan masuk kamar, pegawai hotel meminta uang jaminan kunci. Saya pun memberikan satu lembar uang sebagai jaminan kunci daripada kartu identitas saya ditahan. Pada saat akan meninggalkan hotel, uang jaminan bisa diambil utuh dengan menukarkan kunci kamar.
Hotel yang saya kunjungi tersebut memang cukup kecil. Kalau boleh membandingkan, cocok sebagai ruko bukan tempat menginap. Namun, saya bersyukur karena kamar untuk saya berada di lantai satu dan dekat dengan lobi dan kamar mandi di luar.
Fasilitas Dalam Hotel Cukup Lengkap
Hal-hal yang diinginkan orang yang akan menginap tercukupi di kamar itu. Pertama ada ranjang plus kasur untuk tidur. Bahkan bukan hanya satu. Ada dua kasur. kain Sprai cukup bersih dengan selimut dan bantal dua buah.
Ada meja mungil dengan satu kursi. Ada AC, televisi, cermin, gantungan handuk, gantungan baju, colokan listrik untuk men-charger ponsel. Mau cari apa lagi? Ya, ada handuk mungil dan satu botol mini sabun mandi. Tempat sampah juga ada.
Di atas meja ada dua botol air minum mineral yang diletakkan di dekat remote televisi dan remote AC. Bagaimana dengan ukuran kamar? Ya, sesuai dengan tarif kamar. Mungil dan agak sempit.
Kamar yang saya sewa termasuk kamar yang penghuninya dilarang merokok. Ada ancaman denda jika penyewa ketahuan merokok di dalam kamar.
Saat tiba di hotel waktu sudah hampir senja. Saya pun mengatur strategi agar dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Sebelum melakukan atau melaksanakan program, saya duduk sebentar sambil mempelajari kondisi kamar dan aksi saat harus keluar kamar untuk pergi ke kamar mandi atau keluar hotel untuk suatu keperluan.
Untuk kebutuhan minuman panas, pegawai hotel sudah memberitahukan bahwa di lobi disediakan air panas dan teh atau kopi. Sementara itu, air mineral sudah disediakan di atas meja dalam kamar.
Awal Akan Mandi Agak Canggung
Tarif hotel murah memang tidak bisa meminta fasilitas lebih. Untuk urusan mandi, saya perlu berpikir panjang. Bagaimana cara keluar kamar dengan aman dan dapat kembali ke kamar tanpa masalah.
Setiap keluar kamar, pintu harus dikunci untuk menjaga hal-hal yang tidak dinginkan. Sementara itu, saya hanya akan ke kamar mandi. Tidak mungkin saya hanya memakai handuk keluar kamar. Pakaian harus tetap lengkap dan kunci kamar tidak boleh ditinggalkan.
Setelah merenung sebentar, akhirnya saya pun menemukan cara agar tidak ribet. Pakaian ganti harus dibawa. Sementara itu, pakaian yang menempel pada tubuh tetap harus dipakai, tidak boleh dilepas. Bagamana nanti jika berpapsan dengan penghuni kamar lain? Tentu tidak sopan hanya memakai handuk menuju kamar mandi di luar.
Nah, satu tahapan dapat dituntaskan. Saya sudah mandi dengan aman. Kebetulan di lantai satu ada dua kamar mandi. Jumlah kamar di lantai satu saya hitung hanya ada lima saja.
Tahapan berikutnya, merapikan pakaian kotor. Saya tidak ingin di dalam kamar ada pakaian berserakan. Untuk itu, pakaian kotor segera saya rapikan dan dimasukkan ke dalam tas punggung.
Kamar yang minimalis memang agak ribet untuk bergerak tetapi saya berusaha untuk segera beradaptasi. Bagaimana saya harus duduk, berbaring atau mengisi (men-charger) baterai ponsel, semua perlu dipikirkan.
Kondisi kamar memang jauh berbeda dengan di rumah ibunda di Klaten atau di rumah pribadi di Kaltim. Dengan banyak duduk berpikir, saya mulai dapat melakukan penyesuaian (adaptasi).
Makan Malam di Mana?
Kebiasaan di rumah, jika usai salat magrib, saya harus segera makan malam. Saya perlu mengisi baterai ponsel hingga hampir penuh. Meskipun belum mencapai 100%, kabel sudah saya cabut. Kampung tengah perlu segera diisi.
Keluar dari hotel suasana cukup ramai. Saya berjalan ke arah kiri hotel. Tidak jauh dari sana ada gapura bertuliskan Kelurahan Pariwisata Sosromenduran.
Di bawah gapura ada jalan raya menuju jalan utama Malioboro. Sebelum menuju ke sana, saya singgah di sebuah warung sederhana di kiri jalan. Warung nasi goreng.
Saya memesan satu porsi nasi goreng dan satu gelas minuman teh panas manis. Pada saat saya menunggu pesanan diolah (dimasak), terlihat ada pembeli lain yang datang.
Saya perlu bersabar karena memasak nasi goreng secara langsung memang memerlukan waktu tidak sebentar. Apalagi ada suwiran ayam dan telur yang dicampurkan ke dalam wajan. Perlu pengadukan berulang-ulang.
Aroma nasi goreng cukup menggoda dan saya pun segera menyantap secara perlahan karena kondisi nasi masih cukup panas. Telur dan suwiran ayam tidak banyak tetapi sudah cukup bagi saya. Dua potong mentimun menghiasi piring beserta irisan sayur sawi hijau.
Saya cukup lahap menikmati santap malam dengan harga Rp 15.000 (lima belas ribu rupiah) meliputi nasi goreng satu porsi dan minuman satu gelas teh panas manis.
Penginapan Murah Dekat Tempat Makan Hemat
Biasanya memang seperti itu. Jika kita menginap pada sebuah hotel bertarif minimalis, umumnya di dekat situ ada warung makan dengan tarif yang hemat pula.
Sebagai pelancong, kita tentu ingin melakukan penghematan. Dengan memilih hotel dengan tarif ringan, kita sudah melakukan penghematan biaya.
Satu hal yang perlu diingat, memilih hotel murah di Yogyakarta dan di kota-kota lain, perlu waspada dan berhati-hati. Jangan mudah tergiur dengan harga murah tetapi lupa melakukan "penyelidikan", apakah hotel itu memiliki fasilitas yang sesuai dengan iklan yang ditawarkan atau tidak.
Jika kita merasa ragu, segera menelepon pada nomor yang dicantumkan dalam iklan. Pastikan ketersediaan kamar dan fasilitas yang disediakan.
Nah, kapan Anda akan jalan-jalan ke Yogyakarta? Saya tunggu kisahnya!
Ditulis di Klaten, 1 September 2025