Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.
Sebagian besar tamu cukup saya kenal. Pengawas SMA, Pak Kartijan merupakan kawan saat bersama-sama menjadi kepala sekolah pada awal saya diangkat menjadi kepala sekolah (tahun 2004).


Pak Yusva tampak sedang asyik dengan ponselnya. Sementara itu di sampingnya, kepala SMA ITCI sedang memperhatikan atau mendengarkan pembawa acara yang sedang membacakan rangkaian acara hari itu.
Kembali pada lagu Ibu Pertiwi yang liriknya cukup sederhana tetapi sangat mendalam makna yang dikandungnya. Mari kita perhatikan lirik atau syair lagu Ibu Pertiwi di bawah ini.

Para generasi muda perlu lebih sering diperkenalkan lagu Ibu Pertiwi agar lebih mengenal tanah air, mengetahui kondisi kekayaan Indonesia, dan berupaya untuk merawat kekayaan yang tiada taranya itu.
Melalui lomba paduan suara, lomba berpuisi, lomba berpidato, dan lomba menulis terkait kondisi terkini Ibu Pertiwi para pelajar akan belajar kekayaan alam Indonesia. Melalui upaya yang masif dan berkelanjutan, kesadaran untuk mengelola sumber daya alam akan terbangun.
Kampanye lingkungan memang harus dimulai dari generasi muda. Sejak masa sekolah menengah, para generasi muda perlu disadarkan bahwa bumi Indonesia (Ibu Pertiwi) sangat kaya akan sumber daya alam. Kekayaan itu harus dikelola dengan benar.
Pengelolaan yang tidak benar akan mendatangkan bencana seperti musibah banjir yang terjadi di Aceh dan sebagian Sumatera. Dengan fakta-fakta seperti itu, generasi muda diharapkan mempunyai misi yang kuat untuk menyelamatkan bumi.
Generasi muda tidak perlu mencari-cari kambing hitam. Tindakan nyata yang dibutuhkan. Apa sumbangan atau peran serta yang akan diwujudkan untuk menyelamatkan bumi Indonesia yang sedang lara.