Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Musibah yang melanda Sumatera mengingatkan kita pada lagu Ibu Pertiwi (Ismail Marzuki). Terlepas dari kontroversi terkait pencipta lagu tersebut, kita perlu bersyukur bahwa lirik lagu Ibu Pertiwi telah menggugah semangat untuk mencintai tanah air (Ibu Pertiwi).
Pada tanggal 13 November 2025 saya menghadiri (diundang) acara lomba dalam rangka Bulan Bahasa 2025 yang diselenggarakan oleh MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) SMA Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
Kegiatan lomba dilaksanakan di SMA 5 Penajam Paser Utara. Ada tiga cabang lomba yang diikuti oleh para peserta dari sepuluh SMA di kabupaten yang merupakan kabupaten terdekat dengan IKN (Ibu Kota Nusantara) di Kalimantan Timur.

Saya merupakan satu di antara juri lomba. Pada saat pembukaan, saya diminta duduk di depan bersama ketua MKKS yang merupakan kepala SMA 5 PPU, Pak Waryono, perwakilan dari Dinas Provinsi, dan pengawas sekolah SMA.

Sebelum acara pembukaan dimulai, ada dua siswa SMA 5 PPU yang tampil untuk bernyanyi. Bukan lagu pop atau lagu anak muda yang dinyanyikan. Kedua siswa tersebut menyanyikan lagu Ibu Pertiwi yang benar-benar sangat menyentuh perasaan.
Kegiatan itu tanggal 13 November 2025, jauh hari sebelum musibah banjir menimpa Sumatera (akhir November 2025). Saat lagu dikumandangkan, sebagian tamu baru datang.
Sebagian besar tamu cukup saya kenal. Pengawas SMA, Pak Kartijan merupakan kawan saat bersama-sama menjadi kepala sekolah pada awal saya diangkat menjadi kepala sekolah (tahun 2004).


Pak Yusva tampak sedang asyik dengan ponselnya. Sementara itu di sampingnya, kepala SMA ITCI sedang memperhatikan atau mendengarkan pembawa acara yang sedang membacakan rangkaian acara hari itu.
Kembali pada lagu Ibu Pertiwi yang liriknya cukup sederhana tetapi sangat mendalam makna yang dikandungnya. Mari kita perhatikan lirik atau syair lagu Ibu Pertiwi di bawah ini.

Para generasi muda perlu lebih sering diperkenalkan lagu Ibu Pertiwi agar lebih mengenal tanah air, mengetahui kondisi kekayaan Indonesia, dan berupaya untuk merawat kekayaan yang tiada taranya itu.
Melalui lomba paduan suara, lomba berpuisi, lomba berpidato, dan lomba menulis terkait kondisi terkini Ibu Pertiwi para pelajar akan belajar kekayaan alam Indonesia. Melalui upaya yang masif dan berkelanjutan, kesadaran untuk mengelola sumber daya alam akan terbangun.
Kampanye lingkungan memang harus dimulai dari generasi muda. Sejak masa sekolah menengah, para generasi muda perlu disadarkan bahwa bumi Indonesia (Ibu Pertiwi) sangat kaya akan sumber daya alam. Kekayaan itu harus dikelola dengan benar.
Pengelolaan yang tidak benar akan mendatangkan bencana seperti musibah banjir yang terjadi di Aceh dan sebagian Sumatera. Dengan fakta-fakta seperti itu, generasi muda diharapkan mempunyai misi yang kuat untuk menyelamatkan bumi.
Generasi muda tidak perlu mencari-cari kambing hitam. Tindakan nyata yang dibutuhkan. Apa sumbangan atau peran serta yang akan diwujudkan untuk menyelamatkan bumi Indonesia yang sedang lara.
Dengan kesadaran yang tinggi, gerakan para pemuda dan para gen Z akan dapat menggetarkan dunia. Pemuda harus tampil. Generasi Z harus mempunyai kepedulian yang tinggi demi masa depan lingkungan yang bebas bencana.
Untuk lebih memacu semangat dalam memikirkan bumi Indonesia, marilah kita dengarkan lirik lagu yang benar-benar menyentuh kalbu dalam video yang disertakan dalam tulisan sederhana ini.
Referensi:
1. https://www.kompas.com/lirik-lagu-ibu-pertiwi-dan-sejarahnya-lagu-patriotik-
2. https://kumparan.com/lirik-lagu-ibu-pertiwi-beserta-penciptanya-lagu-ini-termasuk-lagu-nasional-
3. https://tirto.id/lirik-lagu-kulihat-ibu-pertiwi-dan-maknanya-gmqx
4. https://www.cnnindonesia.com/lirik-lagu-ibu-pertiwi-beserta-maknanya
Penajam Paser Utara, 5 Desember 2025