Hidup Tak Gentar Hadapi Hari Esok
Oleh: Suyito Basuki
Saat manusia masih usia kanak atau remaja mungkin merasa gelisah akan masa depannya. Ada pertanyaan yang sering membuat galau, "Akankah masa depanku bahagia atau 'madesu' alias masa depan suram?" Seorang pemuda atau pemudi bisa jadi gelisah dengan pasangan hidup nantinya siapa.
Bagi orang yang sudah berkeluarga, juga digelisahkan dengan masa depan yang akan dilalui oleh anak-anak mereka. Kebutuhan hidup semakin mahal, biaya pendidikan semakin melambung tidak terkendali dan lain-lain. Bagi orang yang sudah lanjut usia juga tak kalah gelisahnya dengan masa depan mereka. Mereka bertanya, apakah anak cucuku akan mengasihiku dan merawatku dengan baik? Atau justru mereka akan menempatkanku di panti jompo?
Lagu Pelengkap Kidung Jemaat (PKJ) no. 241 yang berjudul "Tak Kutahu Kan Hari Esok" bertemakan kepasrahan diri dalam menyongsong hari esok atau masa depan. Meski tersirat juga adanya kegelisahan, tetapi penyerahan diri kepada Tuhan akan memberi ketenangan dalam melangkah menapaki hari esok, hari-hari yang akan datang.
Syair Lagu PKJ no. 241 ini kemudian diterjemahkan ke dalam nyanyian buku Kidung Pasamuwan Jawi (KPJ) no. 65. Nah penulis mengcover lagu ini dalam lirik berbahasa Jawa. Lagu "Tak Kutahu Kan Hari Esok" bait pertama dan refreinnya sebagai berikut:
PKJ 241 - Tak 'Ku Tahu kan Hari Esok
Tak 'ku tahu 'kan hari esok,
namun langkahku tegap
Bukan surya kuharapkan,
kar'na surya 'kan lenyap.
O tiada 'ku gelisah,
akan masa menjelang;
'ku berjalan serta Yesus.
Maka hatiku tenang.
Reff:
Banyak hal tak kufahami
dalam masa menjelang.
Tapi t'rang bagiku ini:
Tangan Tuhan yang pegang.
Terjemahan lagu ini dalam bahasa Jawa termuat di KPJ no. 65 sebagai berikut lirik bait pertama dan refreinnya:
KPJ no. 65 - Aku tan Ngerti Mengkone
Aku tan ngerti mengkone
Mung saderma lumaku
Dudusurya kang dak antu
Jer iku bakal sirna
Mengkone aku tan kwatir
Wit Gusti wus prasetya
Lakuku kinanthi Yesus
Mula tentrem uripku
Reff:
Bab akeh aku tan ngerti
Kang bakal dak alami
Nging aku yakin sayekti
Tansah kinanthi Gusti